Epilog

3.2K 187 6
                                    

Udah ngasih bintang belom ke semua dari prolog ke epilog ini?

Kalo belom, cus lah ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

🌼🌼🌼🌼🌼

"Good morning, my love," Bisikan lembut terdengar tepat di telingaku diiringi sebuah kecupan lembut yang kurasakan pada dahiku. Rutinitas yang selalu dilakukan Kris jika membangunkanku setiap pagi.

Aku sudah bangun, tapi tidak langsung membuka mata. Pura-pura masih tidur. Aku bahkan sudah mengetahui keberadaan Kris di dekatku dari aroma maskulin 'Tom Ford Vertiver' yang menguar dari tubuhnya menusuk indera penciumku. The scent from his favorite parfume and my favorite scent since we were married.

"Morning, sleepyhead," Kris menghujani kecupan-kecupan kecil di seluruh wajahku. Dari dahi, turun ke hidung lalu ke kedua pipi.

Aku sengaja tidak segera membuka mata dan pura-pura masih tidur karena Kris akan melakukan ini. Genit banget ya eke. Eh tapi gak apa-apa deh, kan sama suami sendiri. Udah halal juga.

"Aku tahu ya kamu udah bangun," Kris mengecup bibirku lembut. "Kalau kamu gak segera bangun, aku bakal gelitikan," Ancamnya sambil berbisik diiringi tangannya yang mulai nakal menyelip ke dalam piyama tidurku.

Aku pun menyerah. Terkikik geli, aku langsung membuka mata dan disambut oleh senyum manis milik pria yang sekarang berstatus suamiku itu. Ia duduk di pinggir tempat tidur sambil menunduk dan menatapku yang masih terbaring di ranjang. Rasanya masih seperti mimpi terbangun setiap pagi di sebelah Kris dan hal yang pertama kulihat adalah pemandangan indah seperti tadi. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Kris tampak sudah fresh. Rambutnya sedikit basah disisir sembarangan dengan jari yang menambah kesan Hot. Tubuhnya sudah rapi terbalut kemeja putih yang baru kuketahui ada satu kodi di dalam walk-in closetnya. Selama hampir enam bulan pernikahan, aku masih sering terpana oleh pesona suamiku itu dan masih beradaptasi dengan kehadirannya di sisiku 24/7.

"Good morning, Sayang," Balasku dengan suara yang agak serak. Aku mengulurkan tangan, tak tahan untuk menyentuh pipinya. Mengusap pipinya lembut untuk merasakan kehangatan dari sana.

Kris menangkap tanganku yang mengusap pipinya lalu mengecupnya ringan. "Better?" Tanyanya sambil mengulurkan tangan untuk menyentuh dahiku. "Gak panas lagi ini," Ujarnya.

Beberapa hari ini aku demam dan flu. Aku tidak diizinkan Kris bekerja untuk sementara waktu, hanya istirahat di apartemen kami. Aku bahkan tidak bisa menghadiri acara pengajian dan siraman Elsa lusa lalu. Untunglah sejak kemarin, aku sudah merasa baikan.

"I feel better. Kamu gak jadi kondangan sendirian hari ini," Godaku.

"Beneran? Kalau kamu masih gak enak badan, gak apa-apa kok. Kevin dan Elsa pasti ngerti," Kris terlihat ragu.

"It's okay, Sayang. Aku beneran udah baik-baik aja kok," Ujarku sambil tersenyum untuk meyakinkannya.

Kris akhirnya mengangguk. "Yaudah kalo gitu buruan bangun gih, aku udah mandi ini. Kamu mau aku panggilan Aji kesini buat bantu siap-siap?" Tawarnya menyebut MUA langgananku itu.

Aku mengangguk. "Boleh, Yang. Tolong call-in ya," Aku akhirnya bangun dari posisi rebahan lalu menghadiahi Kris sebuah kecupan singkat di pipi sebelum ngacir ke kamar mandi.

Kris sudah sering memanggilkan Aji Salim untuk membantuku bersiap kalau mau pergi ke sebuah acara atau pesta. Akhir-akhir ini aku malas makeup dan dress up sendiri. Kak Aji lah yang bisa diminta bantuan karena dia bisa di-call last minute seperti hari ini. Dia akan segera datang dengan segala bala bantuan. Dia ibu peri Cinderella-ku. That's why he is my favorite.

GEORGINAWhere stories live. Discover now