3

1.3K 128 4
                                    

"Manusia bisa lupa tapi tidak untuk melupakan"

_Raka Derana K_






Happy Reading.

***






Bangkit dari alam bawah sadar, perlahan netra coklat gelap itu terbuka melirik benda berbentuk kepala kucing di nakas yang menunjukkan pukul 5:30 pagi.

Dengan wajah bantalnya anak laki-laki itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sesekali menguap.

Selang beberapa menit anak itu keluar dengan handuk tersampir di bahu, berjalan mendekati tempat dimana baju-bajunya biasa di simpan.

Dengan sigap anak itu mengambil seragam berwarna putih biru khas anak sekolah menengah pertama, segera ia kenakan di tubuhnya.

Namun kini ada satu masalah yaitu keberadaan ikat pinggangnya yang entah dimana.

"Bundaaaa ikat pinggang Raka mana!"  teriak anak bernama Raka itu.

Sepertinya ia telah melupakan sesuatu.

Raka tak kunjung mendapat sahutan pun mendengus, biasanya bundanya akan segera datang tapi sekarang, lama sekali.

Raka mengedarkan pandangannya berusaha menemukan benda hitam panjang yang melengkapi penampilannya.

"Apa diatas ya?" gumam anak itu meloncat-loncat berusaha melihat keberadaan benda yang ia cari.

"Nah itu dia!" Raka berseru sambil berusaha mengambil ikat pinggang yang berada di tingkatan lebih tinggi dari tubuhnya.

Brukk

"Aduhh badak!" jerit Raka refleks.

Dari sekian banyaknya kata kenapa setiap ia tersandung ataupun terjatuh, tak pernah ia berucap 'Aduhh sakit' atau 'Ya Tuhan' maupun kata lainnya, selalu saja ia akan menyalahkan bintang atau benda mati sungguh aneh.

Raka perlahan mengurut kakinya akibat tergelincir saat tidak bisa menopang keseimbangan dengan benar.

Ia menoleh ke samping melihat ada kursi yang tidak terlalu jauh, membuat ia menyumpah serapah benda mati tersebut.

"Heh kursi lo bener-bener cari pekara ya sama gue, seharusnya lo bantuin gue ngambil nih gesper bukan diam aja kayak benda mati, gue patahin juga kaki lo lama-lama!" omel Raka menatap penuh permusuhan terhadap benda yang tidak bisa bergerak itu.

Apa yang sebenarnya sedang anak manusia satu ini lakukan mengapa dia menyalahkan kursi, sepertinya terpeleset membuat otaknya sedikit bergeser.

"Untung aja gue masih berprikekursian, kalau nggak udah gue bawa lo ke kebun binatang ketemu teman-teman lo" ceplosnya melantur kemana-mana.

Seandainya benda yang terbuat dari kayu itu bisa berkomunikasi mungkin Raka sudah kena mental.

Setelah merasa sudah rapi dengan almamater lengkap Raka melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan yang telah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit, dengan segera ia meraih tas yang telah berisikan beberapa buku juga alat tulis.

"Gantengnya pacar Lisa Blackpink, selingkuhannya Jennie Blackpink, calon masa depannya Rosé, ayah dari anak-anak nya Jisoo ini" ucap Raka memberikan kiss bye di depan kaca sebelum benar-benar melenggang pergi.

Raka anak itu menuruni satu persatu anak tangga di rumah besar nan megah kediamannya.

Raka mengerutkan kening saat suasana tampak begitu tenang lebih tepatnya sunyi tak berpenghuni.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now