45

943 127 22
                                    

"Seandainya hanya dengan kata maaf, kayu yang dibakar menjadi abu bisa kembali ke wujudnya yang semula mungkin tidak akan ada abu yang abadi"

_Raka Derana Kanagara_



















Happy Reading


***







"Dari mana saja kamu baru pulang jam segini?" tegur seorang pria dari arah tangga.

Pemuda yang baru saja menginjakkan kaki di rumahnya setelah seharian penuh tidak berada di rumah hanya melirik sekilas.

Tidak ada niatan menyahuti ataupun memberikan respon ia memilih tetap melanjutkan langkahnya.

"Ayah bicara sama kamu gak baik kalau ada orang ngajak ngomong kamu gak jawab" ucap pria itu sedikit sarkas.

"Apa peduli anda" acuh Raka melewati pria itu begitu saja.

Fahri dia mencekal bahu Raka memaksa cowok itu berhenti.

"Oke, Ayah minta maaf atas kejadian waktu itu tapi ayah begitu karena ulah kamu juga" ujar Fahri.

Raka menaikan sebelah alisnya pria ini ingin meminta maaf atau menyalahkan dirinya. Berbalik saling berhadapan ayah dan anak itu saling tatap dengan makna berbeda.

"Lalu?" Raka merespon dengan singkat.

"Ayah mau kamu minta maaf sama mama, bunda, papa dan juga adik kamu karena kamu yang salah di sini kamu nyakitin hati mereka" ujar Fahri.

Raka mendengus dalam hati ia kira pria ini tulus ingin meminta maaf tapi kenyataannya nol besar.

Menitah dirinya agar meminta maaf padahal mereka sendiri tidak melakukan hal yang sama, ayolah Raka bukan malaikat baik hati dia hanyalah manusia biasa dengan segala kekurangannya.

Ayahnya ini menyuruh agar mengucap maaf atas ucapan lancangnya kemarin lalu bagaimana dengan empat tahun kesendiriannya, bagaimana dengan cacian serta kekerasan fisik yang ditorehkan pada dirinya.

Apa mereka meminta maaf atas hal itu.

"Saya gak mau, jadi berhenti menyuruh ini dan itu karena semua itu percuma, saya gak akan pernah melakukannya" balas Raka menatap ayahnya tanpa rasa takut sedikitpun.

"Saya udah coba bersikap baik ya tapi kamu tetus saja membangkitkan kemarahan saya, mau kamu itu apa sih!" bentak Fahri.

Pria itu sudah mencoba bersikap lembut tapi remaja 16 tahun itu selalu berhasil membuat dirinya hilang kendali.

Raka tersenyum miring belum apa-apa pria ini sudah membentak dirinya, lalu apa yang bisa diharapkan kedepannya.

"Ini sebenarnya sangat mudah Raka kamu tinggal merubah sikap buruk kamu menerima kehadiran keluarga saya dan bunda mu yang sekarang. Itu sangat simpel bukan? terbukti dari kedua kembaran kamu yang bahagia karena bisa menerima keadaan ini" jelas pria itu menepuk pundak Raka.

Raka terkekeh miris, yang pria itu lihat hanya bagaimana perilaku dirinya yang sekarang, bagaimana kurang ajar sikapnya pada orang tua. Hanya itu.

Cara Ayahnya mengatakan betapa mudahnya mengobati sakit hati terdengar sangat lucu bukan.

Iya memang benar kedua saudara kembarnya bahagia dengan menerima keluarga orang tuanya yang sekarang.

Tapi tidak dengan Raka, tau kenapa? karena apa yang didapat Riki tidak Raka dapatkan, apa yang dimiliki Riko tidak pernah Raka miliki.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now