62

1.3K 151 43
                                    

"Perpisahan mungkin jalan terbaik untuk berhenti saling menyakiti lebih dalam, meskipun harus dilakukan dengan cara saling melukai"

_Raka Derana Kanagara_











Happy Reading


***







Netra coklat gelap itu berkedip penuh tanya, mengapa mereka membuat keributan di tengah-tengah keramaian seperti ini, aneh sekali.

"Aruna, kamu di sini? bukannya kamu bilang mau ke rumah kakek kamu ya?" tanya cowok jangkung itu pada kekasihnya.

Aruna terbungkam, kenapa Raka bisa sampai di sini?.

"Riki lo juga ada di sini, kalian semua kok bisa ngumpul di sini?" bingung Raka, apa hanya suatu kebetulan saja, ah rasanya sungguh aneh.

Melihat keterdiaman mereka semakin membuat cowok itu merasakan kejanggalan.

Raka menyapukan pandangannya ke segala penjuru, sampai netra itu terhenti pada tulisan besar yang dibuat seindah mungkin.

Riki & Aruna's Engagement.


Raka mengedipkan matanya berulang kali, menyusun setiap hurufnya dengan benar takut apa yang ia lihat itu salah.

Namun itu hanya harapan semata, nama itu dan acara ini memang benar adanya.

Raka berdiri ling lung, apa apaan semua ini, permainan macam apa lagi yang mereka hadiahkan dalam melengkapi sakit di hatinya.

"A-apa ini Aruna? apa maksud semua ini? ulang tahun ku udah lewat loh, jadi gak usahlah main-main kayak gini, gak lucu." ucap Raka terkekeh.

Benarkan ini memang hanya sebuah prank semata?.

"Ohh jadi ini yang namanya Raka itu? cih memalukan!" sinis Kakek Bimana menatap pemuda yang berdiri dengan jaket kulit berwarna hitam.

Raka tak menghiraukannya yang ia mau hanya sebuah jawaban. Jawaban jika apa yang dipikirkannya itu salah.

"Jawab!" sentak Raka meninggikan suara.

Riki yang berada di samping Aruna refleks berdiri di memunggungi gadis itu.

"Jangan kasar sama calon tunangan gue" peringkat Riki pada adik kembarnya.

Raka menatap tajam kakaknya itu, seolah ingin memangsa Riki saat itu juga, dengan sekali dorongan Riki tersungkur ke samping.

"Gue gak mau denger apapun dari lo, urusan gue cuma sama pacar gue jadi gue harap lo diem!" ujar Raka.

"Raka-!" seru Fahri terhenti kala Raka mengangkat sebelah tangannya.

"JAWAB!" bentak Raka.

Aruna terkejut ia mampu melihat sorot amarah juga kesenduan di mata kekasihnya itu. Aruna menunduk menahan agar air matanya tak lolos.

"Maaf Rak" lirih Aruna pelan.

Bagai ditikam pisau beracun yang mematikan, Raka mengepalkan tangannya.

"Kamu tau Aruna? aku gak pernah berharap ini dari kamu, baru beberapa hari yang lalu kita baikan baru tiga hari yang lalu aku kembali percaya kamu beneran tulus Aruna"

"Tapi kenapa? kamu kembali mematahkan kepercayaan aku?!" jerit Raka dengan rasa sakit di hatinya.

"Aku minta maaf Rak, tapi ini memang yang terbaik untuk kita" ucap Aruna berusaha agar suaranya tak bergetar.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now