59

1K 127 20
                                    

"Terlalu hancur untuk diperbaiki dan terlanjur sakit untuk sekedar memaafkan"

_Raka Derana Kanagara_











Happy Reading

***





Ruangan yang tak terlalu luas dengan dekorasi sederhana menjadi tempat dimana dua orang berbeda usia itu 'berbicara'.

Duduk berhadapan dibatasi sebuah meja dengan beberapa map tertata rapi diatasnya, keduanya sama-sama diam bingung ingin memulai dari mana, harus mengutarakan apa.

"Bagaimana kabar kamu" wanita itu memecah keheningan yang tercipta.

Remaja laki-laki itu tak menjawab, ia hanya menatap datar ke depan.

"Rak bunda tau kamu marah, kamu kecewa sama bunda. Bunda akui bunda memang salah bunda terlalu egois dengan menelantarkan kamu" pilu wanita itu mengingat perbuatannya.

"Sejujurnya bunda sayang sama kamu, bunda gak bermaksud menyakiti kamu, tapi tanpa sadar bunda justru menghancurkan hidup kamu, bunda gak pernah mikir panjang kalau apa yang bunda lakuin menyakiti orang lain"

Raka mengepalkan sebelah tangannya, ia diingatkan kembali dengan luka yang berkepanjangan dalam tiap langkah kakinya.

"Intinya" interupsi cowok jangkung tersebut dengan wajah flat.

"Bunda minta maaf untuk semua duka yang bunda ciptakan, bunda minta maaf karena gagal menjadi sosok ibu yang kamu harapkan, bunda minta maaf atas keegoisan bunda selama ini, bunda nyesel Rak bunda mohon maafin bunda" mohon Mila menitihkan air mata.

Ia sadar betapa gagalnya ia menjadi sosok ibu, betapa egoisnya ia menelantarkan anak sendiri dan, betapa bodohnya ia termakan ucapan pria yang hanya ingin menghancurkan keluarganya.

Raka menarik sebelah sudut bibir tersenyum miring, sakit dihatinya tidak akan sembuh hanya dengan kata maaf.

Belum lama ini wanita itu juga melakukan hal yang sama, meminta maaf namun mengulangi hal yang sama, lantas haruskah Raka percaya?.

"Anda tau beberapa hal tidak bisa diselesaikan dengan kata maaf, karena terkadang maaf itu hanya sebuah ucapan tanpa adanya kesan yang bermakna" balas Raka pelan.

"Sinar yang dulunya terang sekarang udah redup mungkin perlahan akan menghilangkan, tapi anehnya luka yang saya rasakan masih tetap sama tidak berkurang melainkan bertambah parah"tutur Raka dalam.

"Bunda tau Rak kesalahan bunda ke kamu terlalu besar, bunda gak bisa mengulang waktu untuk menghapus rasa sakit yang bunda torehkan, tapi bunda masih punya waktu untuk memperbaiki segalanya kan" lirih Mila mengusap air matanya.

"Memperbaiki?" ulang Raka terkekeh miris.

"Apa yang perlu diperbaiki? gak ada, lebih baik biarkan saja seperti ini, menjadi asing tanpa perlu saling menyakiti" sambung remaja 17 tahun tersebut.

Mila menatap manik mata anaknya sendu, ia mampu melihat ada banyak beban, banyak luka dan kecewa terpancar dari tatapannya.

Mila tidak bisa menampik jika ialah penyebab dari keterpurukan anaknya.

Ia terlalu jauh mengambil keputusan hingga tanpa sadar menjadi awal kehancuran darah dagingnya sendiri.

"Bunda nyesel Rak bunda mohon maafin bunda, kamu boleh marah sama bunda tapi tolong jangan benci bunda nak" lirih wanita itu menangis pilu.

"Kenapa baru sekarang bunda sadar, dulu saat Raka butuh sosok seorang ibu, bunda kemana?" tanya Raka dengan mata memerah tanpa dikendalikan ia tidak menggunakan panggil formal.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now