44

881 115 12
                                    

"Gak tau harus respon apa, gak tau mesti berbuat apa, mereka terlalu membuat kecewa dan dengan mudah mengucap maaf"

_Riko Ariza Jumantara_






Happy Reading

***

Kesalahan dengan meninggalkan seorang anak berusia 12 tahun, kini menjadi bumerang tersendiri bagi wanita paruh baya itu.

Meruntuki segala perbuatannya sendiri, seharusnya tidak pernah ia lakukan dulu seharusnya ia tidak meninggalkan anaknya begitu saja.

Tidak menyangka keputusan perpisahan yang ia dan mantan suami ambil menjadikan dirinya sendiri orang yang sangat egois.

Demi sesuatu yang mereka bilang 'cinta' mereka melepaskan ikatan yang katanya hanya beratas nama 'perjodohan' , yang tanpa adanya landasan cinta.

Mereka memilih berpisah dan memilih orang yang katanya mencintai dan dicintai.

Tidak salah mereka memilih tapi kenapa harus meninggalkan anak yang hidup dengan kesakitan sendirian.

Egonya terlalu diutamakan.

"Maafin bunda Rak, bunda terlalu larut dalam keegoisan sampai bunda menyakiti hati kamu" lirih Mila.

Diraihnya gagang pintu bercat coklat di depannya, dibuka pintu itu perlahan lalu ia bawa langkanya memasuki kamar yang didominasi warna biru.

"Raka kamu dimana, bunda mau bicara" panggil Mila ketika ia memasuki ruangan pribadi anak bungsunya.

Tidak ada siapapun, kemana perginya anak itu pagi-pagi buta seperti ini.

Fokusnya jatuh pada serpihan kaca yang berserakan kemana-mana, bekas tetes cairan kental berwarna merah juga tak luput dari perhatian.

"Apa yang kamu lakukan Raka" lirih Mila tak kuasa menahan air matanya.

Diedarkan pandangan menyapu ke segala penjuru ruangan, tempat ini sangat jauh berubah, tidak ada lagi koleksi super hero, tidak ada lagi foto keluarga di samping tempat tidur.

Tatanan kamar di dominasi warna biru laut, warna yang dahulunya tidak di sukai Raka.

"Bunda itu sayang banget sama kamu Raka, bunda cuma gak mau kamu jadi orang yang gak bener tapi justru cara bunda yang salah ngebuat kamu malah benci keluarga kamu sendiri"

Mengingat bagaimana putranya mengatakan membenci bahkan meminta bersikap layaknya orang asing sungguh menghantam dunia nya.

"Bunda aku cariin ternyata disini, bunda lagi ngapain di kamar Raka?" laki-laki berkaus polos menghampiri ibunya yang terduduk di ujung tempat tidur sang adik kembar.

Mila tak menjawab wanita itu melamun dengan perasaan hampa.

"Bunda nangis, siapa yang nyakitin bunda bilang sama Riko" khawatir cowok itu.

Mila menggeleng memberi isyarat lewat lirikan, Riko mengikuti arah yang ditunjukkan ibunya.

Membulatkan mata melihat beling tajam berserakan, apa ini ulah Raka pikir Riko menerawang.

"Dia gak ada di rumah kayaknya dia pergi dari semalam" ucap Mila menghapus air matanya sendiri.

Riko mengangguk paham mungkin Raka sedang menginap.

"Dia akan pulang kan? dia gak mungkin pergi kan?" sambung Mila bertanya dengan lirih.

"Raka pasti pulang bunda gak usah khawatir" jawab Riko tersenyum.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now