58

987 124 50
                                    

"Kesempatan kedua itu memang ada tapi ingat tidak semua orang bisa mendapatkannya"

_Raka Derana Kanagara_












Happy Reading

***







Menjalin suatu ikatan bukan hanya perkara bahagia di dalamnya namun juga ada seperangkat duka yang turut mengiringi.

Sejuta kali pun orang berusaha mengelak, itu hanya sia-sia sebab, suka dan duka itu sepaket yang tidak dapat dipisahkan.

Kamu mungkin selalu beranggapan jika apa yang dialami itu tidak seharusnya kamu alami. Tanpa kamu sadari setiap detik yang kamu lakukan akan berpengaruh pada detik berikutnya dalam hidupnya.

Aruna, gadis SMA itu telah selesai mengerjakan setiap soal pada ujian terakhirnya kini berdiri di halte bus seorang diri.

Namun anehnya ketika ada kendaraan umum itu berhenti ia hanya diam enggan melangkah masuk kedalam kendaraan umum tersebut.

Entahlah apa yang ia tunggu.

Membuka ponsel, menggulir ikon aplikasi, kemudian menutupnya kembali, seperti manusia tidak punya pekerjaan yang berarti.

Mungkin terlalu gabut atau bagaimana sampai-sampai ia menyuruh sopir agar tidak usah menjemputnya, karena pagi tadi ia memilih berangkat dengan sopir pribadi keluarganya.

"Ck" berdecak kesal.

Gadis berbulu mata lentik itu baru menyadari jika ia  sudah membuang waktu lebih dari 3 jam di tempat ini.

"Kenapa gue kayak orang tolol begini" omel Aruna pada dirinya sendiri. 




Cittt





Sebuah kendaraan bermotor berhenti di depannya, tanpa perlu bertanya lagi Aruna sudah tau siapa pengendara itu.

"Kenapa belum pulang, gak liat sekarang udah jam berapa?! bukannya pulang ke rumah malah diam di sini planga plongo kayak orang bego!" geram si pengendara melepaskan helm yang ia kenakan.

"Lah kok lo marah? suka suka gue lah" balas Aruna membuang muka.

Menghembuskan napas sabar, cowok jangkung berjaket hitam itu tak melepaskan pandangan dari gadis yang beberapa waktu terakhir menjaga jarak dengannya.

"Mang Asep mana? kenapa belum jemput kamu?" tanya cowok sebaya itu.

"Gak kemana-mana sih, iseng aja pengen naik bus" jawab Aruna.

"Naik bus?" beo cowok itu.

"Terus ngapain masih di sini, bus nya udah lewat dari dua jam yang lalu, Jumiati" kesal cowok beralis tebal itu.

"Ya tiba-tiba males aja naik bus"

Raka cowok itu mengumpat dalam hati perempuan memang sulit dimengerti, kalau tidak ingat Aruna itu adalah anak tunggal kesayangan mungkin sudah ia tenggelamkan ke rawa-rawa.

"Kamu mau jadi gembel di sini?" tuduh Raka memicingkan mata.

Aruna melebarkan mata mendengar tuduhan semacam itu. Sungguh tidak berdasar.

"Enak aja kalau ngomong, lagian Mami sama Papi gak mungkin sekejam itu biarin anak kesayangannya ini jadi gembel!" protes Aruna.

Raka bergumam pelan sebagai respon.

"Yaudah pulang sana!" suruh Raka.

Aruna kembali membelalakkan mata menunjuk dirinya sendiri.

"Sendiri Rak, kamu nyuruh aku pulang sendirian yang bener aja" protes gadis itu kembali.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now