38

884 115 23
                                    

"Entah di sengaja atau tidak yang jelas itu sangat menyakitkan."

_Raka Derana Kanagara_











Happy Reading

***

Merubah sesuatu kebiasaan buruk
memang sulit bahkan sangat sulit, dilihat dari berbagai faktor yang menjadi dalang dibalik kebiasaan itu.

Tapi jika dilakukan secara perlahan-lahan niscaya sedikit demi sedikit pasti bisa berhenti melakukannya.

"Kamu ngapain di sini, balik ke kelas gih udah bel" cowok itu meminta dengan nada tenang.

Meskipun ragu ia menggapai tangan gadis di hadapannya berniat mengajak pergi namun ditepis.

Gadis itu menyorot tajam manik di hadapannya tersirat amarah juga kekecewaan di netra gadis itu.

"Masih? lo masih ngerokok. Jadi selama ini lo bohongin gue!" sentak gadis chubby itu.

"Jangan dulu dibahas sekarang ya, udah bel kita masuk kelas dulu" cowok bernama Raka itu mengalihkan topik.

"Gak usah ngalihin pembicaraan, lo bilang udah berhenti tapi apa? lo diem-diem masih ngerokok. Gue gak suka Raka, gue gak suka dibohongin" emosi Aruna.

"Lo gak ngerti Aruna!" Raka sedikit meninggikan suaranya.

"Apa yang gue gak ngerti hah, lo selalu bilang 'Udah berhenti' tapi apa lo justru bohong. Sepenting apa sih kretek itu sampai lo jadi bajingan kaya gini!" bentak Aruna ditengah kemarahan.

Gadis itu merasa kecewa pada dirinya sendiri, setidak berarti itu dirinya hingga pacarnya membunyikan hal ini bahkan rela melakukan kebohongan.

"Lo gak ngerti seberapa pentingnya rokok buat gue Aruna, gue tau itu bahaya buat kesehatan tapi gue gak peduli hal itu!" bentak Raka.

Gadis itu memancing kemarahannya yang coba ia sembunyikan, ditambah tatapan cowok baru tadi pada kekasihnya menjadikan emosinya meluap-luap.

"Tapi aku peduli Raka!" jerit Aruna dengan wajah memerah.

"Apa sepenting itu rokok bagi lo, lebih penting dari kesehatan lo sendiri, lebih penting dari gue?" sambung gadis itu.

Raka terdiam, pertanyaan macam apa itu, tentu gadis itu tau siapa yang paling berpengaruh dalam hidupnya.

Aruna tersenyum miring merogoh saku Raka mengbil bungkus nikotin beserta pemantiknya menyalakan salah satu ujung sebatang sembat.

Hendak menyesap ujung lainnya namun dengan cekatan Raka membuang Rokok beserta korek ke lantai.

"LO GILA YA!" bentak Raka marah.

Apa yang gadis ini lakukan, bisa-bisanya ingin menghirup asap dari puntung bernikotin.

"Kalau mau lakuin sesuatu itu dipikir dulu, gak usah ngelakuin hal aneh-aneh deh" di sambung cowok itu memelankan nada bicara.

"Kenapa emangnya, lo aja boleh kenapa gue gak?!" sarkas Aruna.

Matanya gadis memerah membendung kristal bening dari pelupuk mata.

Raka meraup wajah kasar, semarah apapun, sekacau apapun keadaannya dia tidak bisa melihat seseorang yang disayangi meneteskan air mata.

Perlahan ia menarik raga Aruna ke dalam dekapan hangat penuh sayang mengusap punggung gadis itu membiarkan ia menangis dalam kehangatan. Merapalkan kata maaf dengan mata terpejam sesekali mengecup puncak kepala Aruna sayang.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now