14

1K 122 8
                                    

"Aku tidak salah hanya saja pandangan mereka yang selalu melihat kesalahan diriku"

_Raka Derana Kanagara_


Happy Reading.

***

"Capek banget" kata anak itu lemah. Terhitung sudah sebanyak 10 kali ia bolak balik kamar mandi, mengeluarkan isi perutnya lewat mulut.

Akibat biskuit kacang tadi membuat ia jadi muntah-muntah meski hanya cairan bening yang keluar, cukup membuat tubuhnya jadi lemah.

Tidak ada yang tahu sebab mereka sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Anak itu, Raka dia bersandar pada kepala ranjang, perutnya terasa sudah membaik namun ia masih merasa tidak bertenaga.

"Mereka lupa ya kalau Raka alergi kacang" gumam cowok itu  melirih.

Raka menggeleng kan kepala saat pikiran negatif mulai bersarang tentang ayahnya tadi.

Terkait dengan Shasa saja ia cukup terkejut saat mengetahui jika gadis itu adalah anak dari ayahnya bersama wanita yang kini berstatus ibu tiri, apalagi usia Raka dan Shasa hanya terpaut satu tahun.

Setahu Raka ayah dan mama tirinya menikah lima bulan yang lalu, itupun Raka tidak bisa hadir karena harus ikut lomba Karate.

"Tapi Shasa baik, dia akan tetap jadi adik Raka" ucap anak itu yakin.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu di susul suara yang cukup familiar menusuk indra pendengaran.

"Raka turun nak, kita makan malam dulu" ajak orang itu.

"Iya ma" sahut Raka.

Sudah dapat ia pastikan wanita itu adalah Dela mamanya. Raka lantas beranjak tidak ingin mereka terlalu menunggu lama, yang harus Raka pastikan sekarang adalah ia mampu menyembunyikan kondisi tubuhnya yang lemah ini.

"Sha jangan pelan-pelan nanti kamu jatuh" peringat Raka ketika melihat seorang gadis berlari menuruni anak tangga.

Tak mendengar seruan kakaknya gadis itu justru menoleh kebelakang menunjukkan lidahnya mengejek dengan terus berlari.

"Aaaaaa!"

Bruk

Raka membulatkan mata panik saat gadis itu tergulih dari pertengahan anak tangga hingga mencapai lantai dasar.

"SHASA!" teriak cowok itu menuruni tangga.

Mendengar teriakkan juga suara terjatuh dua orang dewasa dan satu anak laki-laki segera mendatangi sumber suara.

"SHASA!" teriak ketika orang itu bersamaan.

Betapa terkejutnya mereka melihat gadis itu pingsan dengan cairan kental keluar dari kepalanya.

"Sha bangun nak" panik Dela menepuk pipi putrinya.

"Kenapa bisa Shasa gini!" ucap Fahri meminta penjelasan entah kepada siapa.

"T-tadi Shasa j-jatuh dari t-tangga" jelas Raka tergagap.

Ekspresi terkejut masih tapak jelas di wajahnya, bagaimana saat gadis itu terguling dan pingsan masih terekam jelas di benaknya.

Fahri menarik lengan anak yang tadi membuka suara, kembali Raka melihat guratan amarah di dalam mata ayahnya.

Bugh

"Pasti kamu yang buat Shasa jatuh kan!" tuduh pria itu.

Raka menggeleng kuat karena memang bukan dia yang pelakunya.

I'm Just Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang