10

1K 127 4
                                    

"Memang lupa atau sengaja dilupakan, kasarnya tidak dianggap?"

_Raka Derana Kanagara_




Happy Reading.

***









Mila merenung di dalam kamarnya menengadah telapak tangan yang tadi digunakan menyakiti buah hatinya sendiri.

Setetes bulir bening luruh tanpa diminta, ia salah besar karena berani menyakiti bintang nya, menyakitkan api juga lentera yang selama ini menenangkan hatinya.

"Maaf Raka bunda enggak bermaksud buat pukul kamu" lirih wanita itu.

Mila kehilangan kontrol atas dirinya, mengetahui anaknya pergi entah kemana menjadikan ia diambang kemarahan ditambah anak itu tak mengabari siapapun.

"Bunda cuma takut kamu kenapa-napa" lirihnya lagi dengan isakan.

Rasa khawatir yang berlebih membuatnya lupa akan apapun hilang kendali yang berujung menyakiti.

Mungkin wanita itu akan meminta maaf nanti juga menebus kesalahannya pada sang anak.

***

Mentari telah menyambut fajar terbit di ufuk timur, seorang anak dengan ragu mendudukkan dirinya di hadapan sang ibu .

Rasa takut sesal dan sebagainya bersatu padu.

Mila memperhatikan wajah anak itu dalam diam, hatinya berdenyut perih mengingat dialah penyebab luka-luka itu ada.

"Raka makan yang banyak ya papa perhatikan tubuh kamu kurus banget" suruh Aldi mencoba mencairkan suasana.

"Iya pa" jawab Raka mencoba tetap tersenyum seperti biasa.

"Luka kamu udah diobati?" tanya laki-laki itu lagi.

Bukan ia tidak tau apa yang telah istrinya perbuatannya sore kemarin, hanya saja ia bingung harus melakukan apa.

"Udah" sahutnya singkat. 

Bohong, bahkan menyentuh kotak p3k pun tidak apalagi mengobati.

"Bun pergi liburan yuk, aku bunda papa sama Raka juga qualitytime gitu kayak orang-orang" ajak Riko.

Berharap ibunya setuju sebab ia ingin menghabiskan waktu bersama wanita itu, ia juga yakin jika Raka menginginkan hal yang sama.

Mila termenung sejenak memikirkan ide anaknya itu tidak buruk juga, dengan begitu ia bisa meminta maaf pada anak bungsunya.

"Kalau itu mau kamu kita jalan-jalan aja hari ini"

Raka mengehentikan gerakannya yang ingin menyuapkan nasi  kedalam mulutnya, sedikit melirik wanita dihadapannya.

Dalam hati Raka tersenyum miris mendapati dengan mudahnya wanita itu mengiyakan kemauan sang kakak kembar.

Sementara dirinya, hanya nada tinggi penuh amarah yang dia dapat kemarin saat meminta hal yang sama. Apa bedanya kemauan Riko dengan dirinya dimana letak ketidak setaraannya.

Raka melanjutkan sarapannya dalam keheningan, tidak ingin mengganggu kesenangan mereka, ia cukup sadar diri dengan posisinya.

Yang Raka bisa lakukan hanya tersenyum, hanya itu.

"Yey makasih bunda" seru Riko kegirangan.

Laki-laki tersebut beralih menatap adik yang duduk di sampingnya, senyumnya mengembang sama seperti enam bulan yang lalu.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now