27

964 121 13
                                    

"Ada masanya dimana yang diharapkan tidak sesuai ekspektasi, yang diinginkan tidak dapat diraih, gagal itu wajar kok"

_Raka Derana Kanagara_









Happy Reading.

***


Dipagi hari sekolah telah ramai akan kerumunan para peserta didik, tidak ingin terlambat di hari yang terbilang cukup spesial.

Siswa laki-laki bernetra coklat gelap dengan alis tebal bersembunyi di balik tembok pembatas, menyembulkan kepala mengawasi keadaan sekitar. Ia teknik senang mengetahui pria dewasa yang mengejarnya tadi tak kunjung menampakkan diri.

"Mana tuh guru kagak keliatan ujung kukunya, encok kali yah lari-lari kayak di kejer hutang" ucap cowok itu.

"Huh aman, lagian sosoan ngejar gue tuh guru lupa kali dia punya penyakit sifut" cerocos Raka. 

Merogoh saku bajunya mengambil peran karet lantas ia kunyah. Sebenarnya Raka agak kasihan dengan pak Jagad tapi mau bagaimana lagi, ia dan para sahabatnya ingin memberi kejutan pada guru BK itu.

puk

"Apa sih ganggu aja?!" kesal cowok itu masih menyembulkan kepalanya dengan mulut sibuk mengunyah permen karet.

puk

"Jangan ganggu gue pergi sana mas poci!" Raka tak melirik sekalipun.

"Ehem!" dehem orang itu.

Raka menolehkan kepalanya ke sumber suara, cukup terkejut mendapati seorang yang tengah ia hindari berada di depannya. Cowok itu cengengesan tidak jelas, otaknya berputar mencari cara agar bisa kabur.

"Ketauan kamu ngumpet disini, sekarang cepat ikut saya" titah orang itu.

"Kemana pak?" Raka sok tidak tau.

"Ke surga!" sahut pria itu asal.

"Aduh bapak aja deh duluan saya masih mau ketemu jodoh saya dulu, lagipula saya kan masih muda kalau bapak kan sudah berumur pak, jadi gak ada salahnya bapak ketemu Tuhan duluan" ucap Raka polos.

"Kurang ajar kamu jadi anak, cepat ikut saya!" tegas guru itu.

"Lain kali deh pak saya ikut bapak, sekarang saya mau bolos sekolah dulu" izin cowok jangkung itu.

Pak Jagad guru bimbingan konseling itu memelototi siswa kelas 12 yang menjadi salah satu siswa paling sering bersilahturahmi dengannya.

"Gak ada bantahan, sekarang kamu ikut keruangan saya bereskan bunga-bunga yang kamu taruh di ruangan saya!" Pak Jagad tampak kesal.

"Itu tujuannya biar hari-hari bapak berbunga-bunga makanya saya inisiatif" bela Raka.

Enak saja guru ini menyalahkan niat baik dirinya, masih untung yang ia taruh di sana adalah bunga yang indah-indah bukan bunga bangkai.

"Masalahnya pot bunga di sekolah ini kamu pindahkan semua ke ruangan saya Raka!" geram pak Jagad.

Raka menggaruk tengkuknya gatal, apa ia salah?.

Yang cowok itu pikiran mumpung ada pot bunga di sekolah kenapa harus mengeluarkan uang untuk membuat guru berkumis itu senang.

"Pak itu ada siswa pakek daster!" pekik Raka menunjuk belakang pak Jagad. 

Pak Jagad refleks menoleh kebelakang, tapi tidak ada siapapun di sana. Raka ngibrit kabur dari sana, cowok itu berlari di koridor yang sepi.

"Huh aman Raka, gak papa rencana kali ini gagal yang penting menyelamatkan diri aja dulu"  ucap cowok itu terus berlari.

I'm Just Hurt Donde viven las historias. Descúbrelo ahora