Savage : 3. Tattoo In Her Heart

11.1K 1.5K 701
                                    

Hari sudah pagi. Para maid mulai menata makanan di atas meja itu dengan rapih, ketika satu persatu Jung mulai berdatangan untuk melakukan sarapan bersama.

Biasanya, yang paling terakhir datang adalah Lisa. Padahal gadis itu bangun saat ketiga kakaknya yang lain bangun. Tapi gadis itu selalu terlambat menuju meja makan.

Tapi Jihoon mengharuskan keluarganya, jika mereka harus saling menunggu. Alhasil, ketika semua anggota keluarga kecuali Lisa sudah berada di sana tak satu pun dari mereka yang menyentuh makanan.

Menunggu memang hal yang paling menyebalkan. Tapi tak pernah ada satu pun yang memprotes Lisa karena selalu terlambat. Mereka memakluminya, walau tak tahu apa yang Lisa lakukan hingga menjadi sangat lama dalam bersiap ke sekolah.

Tapi pagi ini cukup berbeda. Jika biasanya mereka bisa menunggu sampai setengah jam, kali ini Lisa muncul tak lama setelah ketiga kakak dan kedua orang tuanya hadir.

"Good morning-- Awh!"

Kalimat Lisa terpaksa harus berhenti ketika salah satu maid tak sengaja menabraknya dan menumpahkan kuah panas hingga mengenai lengan dan bagian perutnya.

Maid itu panik bukan main. Dia meletakkan mangkuk besar berisi sup panas ke atas meja dan hendak menyentuh Lisa, namun ada tubuh lain yang tiba-tiba berdiri di hadapan Lisa.

"Jangan sentuh tubuh adikku dengan tangan kumuhmu." Jennie berucap dengan datar, lalu berbalik menghadap Lisa. Memeriksa tangan sang adik sang kini memerah karena terkena air panas.

"Sialan! Kau tidak bisa bekerja?" Jihoon bangkit dari duduknya. Terlihat sekali jika lelaki itu sedang marah besar.

Plak~

Tamparan yang cukup keras laki-laki itu berikan, membuat sang maid tersungkur hingga sudut bibirnya berdarah.

"Mulai sekarang, kau ku pecat." Ujaran Jihoon itu membuat maid tadi terbelalak. Ia dengan cepat berusaha meraih kaki sang majikan. Hendak berlutut, tapi terhalang oleh cengkraman keras di bahunya.

Jisoo dengan mata yang memerah menahan posisi maid itu. Sedangkan Chaeyoung bergerak meraih mangkuk besar berisi sup yang sudah melukai sang adik.

Tanpa berkata apa pun, Rosé menumpahkan semua itu di punggung sang maid hingga perempuan itu merintih tertahan karena rasa panas dan nyeri yang menjadi satu.

"Aku pastikan, hidupmu tak akan baik karena telah menyakiti adikku." Jisoo mendesis, lalu menyeret tubuh maid itu menjauh dari ruang makan. Diikuti oleh Rosé di belakangnya.

..........

"Tanganmu kenapa?"

Lisa yang baru saja menyesap rokok mahalnya seketika menoleh pada lelaki yang baru saja bertanya sembari melukis sebuah tattoo di dada atas gadis berponi itu.

"Ada maid yang tidak tahu diri menumpahkan kuah panas di tubuhku." Lisa menjawab pertanyaan lelaki yang lebih tua empat tahun darinya itu, Kang Mino.

Setelah waktu pulang sekolah, Lisa izin kepada ketiga kakaknya untuk pergi bersama Luda membeli peralatan lukis. Tentu hal itu hanya alasan, karena ia dan Luda sebenarnya ingin mengunjungi Tattoo Studio milik Mino, teman mereka itu.

Mino adalah seniman Tattoo yang cukup populer di kawasannya. Bukan orang sembarangan yang bisa masuk ke dalam studio itu dan mendapatkan pelayanan dari Mino.

Sudah sekitar dua tahun, Lisa mengenal lelaki itu. Tentu saja mereka kenal saat mengunjungi clubbing yang sama.

Kali ini, Lisa berniat membuat tattoo ketiga di tubuhnya. Yang pertama adalah sebuah tulisan "Happiness doesn't come by itself." tercetak di perut kanannya. Tattoo itu dibuat sekitar enam bulan lalu. Yang kedua adalah bentuk bulu yang mulai rontok. Tattoo yang memiliki makna semua hal di dunia akan hilang itu berada di punggung kanannya.

Savage ✔Where stories live. Discover now