Savage : 45. Trying To Fix The Broken One

3.4K 513 62
                                    

Musik klasik berputar memenuhi ruangan itu. Suasana disana sungguh hening jika tanpa musik itu karena hanya ada dua orang yang sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Yoongi sedari tadi terus memandangi Lisa penuh tanda tanya. Perasaannya sedikit takut karena ia harus memberikan wine untuk Lisa yang sedari tadi merengek.

Kini, gadis itu hanya melamun memandangi sudut ruangan membari menggenggam gelas berisi wine nya.

"Aku akan dibunuh ketiga kakakmu setelah ini." Tak tahan dengan keheningan itu, Yoongi akhirnya angkat bicara.

Saat ini mereka sedang ada di apartementnya. Sebenarnya tempat itu jarang sekali ia tinggali karena Yoongi lebih sering pulang ke rumah.

Ia hanya tak tahu tempat untuk mereka bertemu dengan yang lain. Pilihan yang tepat saat ini hanyalah di apartement milik pria itu.

"Untuk hari ini, aku hanya melakukan apa yang aku inginkan."

Sejak membuka matanya di pagi hari tadi, kepalanya memang menjadi penuh tiba-tiba. Selain memikirkan pertengkaran kedua kakaknya yang tak kunjung usai, Lisa juga sempat berandai untuk melakukan hal favoritenya yang sudah lama gadis itu tinggalkan.

Klek!

Obrolan mereka terpaksa harus berhenti karena mendengar pintu terbuka. Orang pertama yang muncul adalah Taeyong karena hanya lelaki itu yang bisa masuk dengan sendirinya karena sudah mengetaui kata sandi pintu.

"Oh, Hyung! Tumben sekali---" Taeyong mendadak kaku di tempat ketika mendapati ada orang lain di dalam apartement itu.

Orang yang selama ini ia rindukan, tapi Taeyong sama sekali tak tahu cara untuk menghilangkan rasa rindu itu.

Tak lama setelah Taeyoung, empat orang lain ikut muncul di belakangnya. Mereka sama terkejut seperti Taeyoung. Bahkan Sojung tidak bisa menahan kakinya untuk berlari ke arah Lisa dan memeluknya.

"Bogoshipo! Ah, aku merindukanmu hingga rasanya ingin gila." Lisa terkekeh mendengar keluhan Sojung.

Rasa hangat seperti ini, ia sudah hampir melupakannya. Lisa sungguh bersyukur memiliki mereka di dunia ini.

"Kau hanya perlu menemuiku jika rindu, Unnie." Lisa menyahut.

"Hm. Hanya saja itu tak bisa ku lakukan. Aku--- Chakkaman!" Merasakan sesuatu yang mengganjal pikirannya, Sojung melepaskan dekapan itu. Pandangannya beralih pada tangan Lisa yang masih menggenggam gelas berisi wine.

"Neo michyeosseo?" Lisa meringis mendengar suara Sojung yang cukup memekakan telinga.

Lisa ingin menanggapi Sojung, tapi ia ingat dengan tujuannya keluar dari mansion. Waktunya tidak banyak, karena pasti akan ada yang mencari jika mereka sadar Lisa tidak berada di mansion.

"Luda-ya, bisa aku bicara sebentar?"

Luda yang berada di samping Taeyong mengepalkan tangannya. Ia masih ingat dengan percakapan terakhirnya bersama Lisa.

Jika ia menyetujui ajakan Lisa, Luda hanya takut jika sahabatnya itu benar-benar tahu luka terbesarnya. Luka yang selama ini tak pernah ia bagi dengan siapa pun.

"Tidak---"

"Aku memaksa." Lisa bangkit, menarik lengan Luda hingga mereka tiba di balkon.

Kelima manusia lainnya tidak mau ikut campur. Karena dalam hal ini, Lisa dan Luda lah yang memilih masalah. Keduanya harus menyelesaikan masalah itu, sehingga yang lain tak akan bingung harus memihak kemana.

Savage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang