Savage : 42. Night In Hongdae

5.4K 804 92
                                    

Tiba di tempat tujuannya bersama Jennie, Lisa benar-benar dibuat tercengang. Dia bahkan hampir menampar pipinya sendiri karena merasa keinginan Jennie malam ini sungguh aneh.

Kakaknya itu rela meninggalkan pesta mewah hanya untuk pergi ke Hongdae? Ayolah. Baru menginjakkan kaki lima menit disitu saja Lisa sudah merasa sesak karena banyak sekali manusia berdesakan dan aroma makanan bercampur menjadi satu.

"Apakah tempat ini membuat Lisa tidak nyaman?" Jennie bertanya dengan khawatir karena sedari tadi Lisa hanya diam. Sejak kecil, mereka tidak pernah pergi ke tempat seperti itu.

"Aniya, Unnie. Aku akan menuruti semua keinginanmu malam ini." Lisa berusaha tersenyum, walau nyatanya dia sangat tidak suka tempat seperti itu.

Lisa memang sudah berusaha untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik. Tapi untuk pergi ke tempat umum seperti itu, Lisa masih tidak bisa. Saat dulu ia selalu bermain bersama teman-temannya saja, Lisa akan memilih Club malam yang mewah.

"Setelah pergi ke taman hiburan kemarin, Unnie jadi penasaran bagaimana hidup sebagai orang biasa." Jennie menggandengn tangan Lisa. Mulai menceritakan awal mula keinginannya untuk mengunjungi Hongdae tercipta.

"Walaupun hanya akan pergi sekali, setidaknya Unnie sudah pernah pergi kesini." Ini benar-benar bukan seperti Jennie kakaknya.

Padahal dulu, kakak keduanya itulah yang paling tidak suka jika harus berdekatan dengan orang berbeda kasta. Tapi bahkan sekarang kakaknya itu ingin berbaur dengan mereka dan mendatangi tempat berkumpulnya mereka?

Sibuk berperang dengan pemikirannya sendiri, Lisa tidak sadar jika Jennie sudah melepaskan tangannya dan berjalan menjauh dari Lisa.

Sampai ketika Lisa sadar, dia menatap sekitar dengan wajah panik. Apakah Jennie meninggalkannya sendirian? Lalu bagaimana Lisa akan pulang? Dia menaruh ponselnya di mobil Jennie dan tidak membawa sepeser uang pun karena Jennie tentu membawa semua itu.

"Jennie Unnie!" Lisa memanggil kakaknya dengan wajah ketakutan. Ia mulai melangkah tak tentu arah.

"Unnie---"

"Lisa, igeo!" Tanpa rasa berdosa telah sempat meninggalkan Lisa sendirian, Jennie kembali muncul dengan wajah sumringah sembari menyodorkan sesuatu untuk adiknya.

Tanpa peduli dengan benda yang ada di tangan Jennie, Lisa segera memeluk kakaknya itu dengan tubuh gemetaran. Jantungnya mendadak sakit karena merasa takut berlebihan.

"Unnie, siapa yang menyuruhmu meninggalkanku!" Lisa marah, karena Jennie berani membuatnya ketakutan.

"Lisa---"

"Kau tidak boleh meninggalkanku seperti tadi. Setidaknya pamit padaku dulu, Unnie." Lisa masih menggerutu, membuat Jennie kini merasa bersalah.

Ia lepaskan dekapan adik bungsunya itu, lalu ia usap wajah Lisa yang sudah berkeringat dingin.

"Mianhae karena membuat Lisa takut. Unnie tidak akan meninggalkan Lisa lagi." Jennie menyesal. Seharusnya ia berpikir ulang untuk membawa Lisa ke tempat seperti ini. Jennie merasa dia sudah egois karena tidak memikirkan keadaan Lisa sebelumnya.

"Unnie pergi sebentar ingin membeli ini untuk Lisa. Sini, Unnie pakaikan." Jennie menunjukkan sebuah jepit rambut berwarna kuning yang sedari tadi menarik perhatianya.

Warna kuning memang identik dengan adik bungsunya. Lisa benar-benar menggilai warna itu. Bahkan ia pernah mengusulkan pada ayah mereka untuk mengganti warna seragam Hwajae High School dengan warna kuning cerah. Tentu saja ide itu langsung ditolak ketiga kakak Lisa. Mereka tak mau berpenampilan konyol, tentu saja.

Savage ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora