Savage : 38. Her Childhood Memories

4.6K 714 117
                                    

Sudah lima hari berlalu, tidak ada yang berani pulang ke rumah dan meninggalkan Lisa. Ketiga gadis itu selalu duduk di ruang tunggu ICU. Menanti dengan perasaan takut, jikakalau tiba-tiba mereka kembali mendapatkan kabar buruk.

Lisa nyatanya mampu memporak-porandaka hidup ketiga orang yang tampak sempurna itu. Padahal Lisa selalu membuat mereka kesal dengan tingkah lakunya.

Malam ini, mereka bisa sedikit bernapas lega. Jihye mengatakan kondisi Lisa sudah stabil dan direncakan akan melakukan operasi pemasangan ICD malam ini juga.

"Lihat, Lisa pasti selalu mendengarkan kalian. Dia bisa melewati semua rasa sakit dengan baik." Itu adalah kalimat penenang dari Jihye ketika ia hendak membawa Lisa ke ruang operasi.

Ketiga gadis itu berharap, kali ini apa yang bibi mereka lakukan bisa membuat Lisa bertahan lebih lama serta kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi.

Pukul delapan malam, Lisa sudah menjalani operasi itu. Orang tua serta ketiga kakak Lisa menunggu dengan harapan yang besar.

Sampai pada pukul sebelas malam, Jihye sudah menyelesaikan operasi itu dan mengenbalikan Lisa ke ruang ICU untuk memantau keadaannya setelah operasi.

Walaupun itu bukan operasi besar, tapi mengingat kondisi Lisa sebelumnya mereka takut terjadi komplikasi pada tubuh itu.

"Appa sudah menyiapkan liburan kita ke Amsterdam. Jihye bilang, Lisa akan pulang sekitar dua minggu lagi." Jihoon menggenggam tangan Jisoo yang ada di sampingnya.

Selama lima hari ini, mereka saling menguatkan satu sama lain. Tidak akan mereka biarkan pemikiran buruk hinggap lagi dan meruntuhkan pertahanan mereka.

"Appa, bukankah Harabeoji menyarankan untuk Lisa melakukan transplantasi jantung? Dia bilang jika mau, Harabeoji bisa mendapatkannya secepat mungkin." Rosé yang sedari pagi hanya diam, kini mulai berkeinginan untuk bicara.

Sore tadi, orang tua dari Jihoon memang kembali berkunjung. Karena saat itu Jihoon dan istrinya sedang menemui Jihye, Jung In Gi mengutarakan keinginannya pada ketiga kakak Lisa.

"Jihye bilang itu terlalu beresiko, Nak. Kita masih bisa melakukan pengobatan lain pada Lisa yang resikonya tidak terlalu tinggi." Jihoon memang tahu jika ayahnya berniat mencari donor jantung untuk Lisa.

Tapi Jihoon tidak setuju karena operasi seperti itu sangat besar resikonya. Jihye pun sudah bilang jika mereka akan mengusahakan pengobatan terbaik untuk Lisa saat ini. Dan itu bukan transplantasi jantung.

Rosé memilih mengangguk saja. Ia akan menyerahkan semua keputusan pada orang tua mereka, yang terpenting Lisa masih ada bersamanya.

..........

Tujuh hari sudah Lisa berada di rumah sakit. Malam tadi dia sudah dipindahkan ke ruang perawatan dan ventilator sudah di lepas. Numun karena masih merasa sesak, Lisa tetap diberikan bantuan oksigen berupa selang nasal canula.

Lisa sudah sadar sejak kemarin. Hanya saja gadis itu belum bisa berkomunikasi dengan baik. Mungkin dia akan membuka matanya sebentar, lalu kembali tidur karena merasa lelah.

Siang hari, ketika semua orang sedang makan siang. Jennie memilih tetap berada di ruangan Lisa. Dia terus saja memandangi wajah adiknya tanpa sempat merasa bosan. Sesekali dia juga memberikan kecupan singkat disana.

Mungkin karena terganggu, Lisa tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia membuka matanya, tapi tak langsung melihat ke arah Jennie. Tatapannya hanya lurus pada langot-langit kamar.

"Hey, Sayang. Unnie disini." Barulah saat Jennie bersuara, Lisa mulai mencari sosok kakaknya.

Ini bukan seperti Jung Jennie kakaknya. Penampilan Jennie sungguh membuat Lisa berpikir sejenak untuk meyakinkan diri bahwa itu memang kakaknya.

Savage ✔Where stories live. Discover now