Savage : 10. They're Becoming More Protective

8.1K 1.3K 288
                                    

Ini untuk pertama kalinya Lisa melihat secara langsung bagaimana kondisi kakak kembarnya itu. Melihat sosok yang selama ini selalu kuat melindunginya, namun sekarang hanya bisa terkapar membuat perasaan Lisa sesak.

Alasannya belum melihat Rosé adalah karena semua keluarganya menyuruh Lisa pulang saat operasi yang dijalankan Rosé belum selesai.

Lisa terpaksa mengiyakan perintah orang tuanya. Walau sebenarnya ia tidak pulang, melainkan pergi ke tempat Taeyong untuk menenangkan diri dengan rokok dan alkohol kesukaannya.

Sekarang gadis itu tidak menangis. Ia sudah lelah karena semalam terus mengeluarkan air mata dan amarah. Merutuk pada takdir yang membuat kembarannya kesakitan.

"Chaeyoung tidak apa. Dokter bilang, hanya perlu menunggunya sadar."

Lisa tahu bahwa perkataan itu hanya untuk membuat dia tenang. Tapi ucapan Jennie tak sepenuhnya salah. Karena memang kondisi Rosé sudah sedikit membaik karena kini gadis itu tak lagi berada di ruang ICU, melainkan ruang rawat VVIP yang amat mewah.

Menggenggam tangan Rosé yang mulai menghangat, mengusap surai blonde itu, Lisa tak bicara sepatah kata pun. Ia hanya terus memfokuskan pandangannya pada wajah Rosé yang setengahnya tertutupi oleh masker oksigen.

"Lisa-ya," panggil Jennie yang kini tengah berdiri di ujung ranjang Rosé. Memijat kaki adiknya dengan lembut.

"Hm?" Lisa hanya bergumam.

Awalnya gadis berponi itu seakan terus mengabaikan Jennie. Tapi ketika sang kakak meraih tangannya dan melepas jam tangannya, Lisa terpaksa menoleh. Ia mengernyitkan dahi ketika Jennie justru memakaikan sebuah jam baru yang amat mewah.

"Unnie, itu jam kesayanganku---"

"Aku sudah mendiskusikannya dengan Jisoo Unnie. Mungkin menurutmu ini perlebihan. Tapi Lisa, aku dan Jisoo Unnie tak mau kau berakhir seperti Chaeyoung." Lisa tidak mengerti dengan ucapan Jennie.

Gadis itu memilih meneliti jam tangan barunya. Simple namun mewah. Hingga mata hazelnya mengerjab pelan ketika melihat sebuah titik merah di tengah jam itu.

"Unnie... Kau tidak percaya padaku?"

Lisa tahu jika yang Jennie berikan bukanlah jam biasa. Jam itu tergolong dalam jenis Smart Watch yang mungkin di pesan khusus hingga terlihat seperti jam mewah biasa. Ia paham, jika jam itu Jennie gunakan untuk melacak keberadaannya.

"Unnie hanya takut, jika kau tidak seperti harapanku." Jennie berterus terang.

Semalam, pikirannya benar-benar kalut. Ia terlalu tak percaya, bahwa Rosé yang sudah ia jaga dengan baik ternyata memiliki pergaulan yang Jennie tak suka. Maka itu, ia pun takut jika Lisa melakukan hal yang sama. Mengingat adik bungsunya itu sering pulang larut malam, walau selalu ada alasan pasti yang gadis itu katakan.

"Tapi Unnie---"

"Pakai itu, atau aku yang akan membuntutimu kemana pun." Lisa tidak bisa membantah lagi kali ini.

Keputusan Jennie padanya, membuat Lisa merasa tidak tenang. Bagaimana ia akan bertemu dengan teman-temannya, karena tempat biasa mereka berkumpul adalah bar milik paman Yugyeom.

..........

"Fungsi Limpanya yang sudah diangkat akan digantikan oleh organ hati. Walau begitu, pola hidupnya akan sedikit berubah. Ia akan mudah sakit nantinya. Maka dari itu, kalian harus menjaganya lebih baik lagi."

Taehee tidak ingat, kapan terakhir kali ia harus menghadap dokter untuk mendengar perihal kondisi anaknya yang sakit. Atau mungkin tidak pernah?

Karena setelah lahir, keempat anaknya selalu dalam keadaan sehat. Tentu saja karena Taehee memperhatikan anaknya dengan baik. Hanya saja, untuk beberapa tahun terakhir ini ia merasa lalai karena pekerjaan yang sangat menumpuk.

Savage ✔Where stories live. Discover now