Savage : 48. The Pain Of Revenge

3.5K 596 93
                                    

Tidak pernah terbayangkan olehnya, kini persahabat tujuh manusia itu benar-benar berantakan. Akar masalahnya tentu saja pertengkaran yang Luda ciptakan bersama Lisa. Membuat kelima teman yang lain bingung harus memihak siapa.

Selain kedua kakaknya, kini Lisa kebingungan harus bersandar pada siapa. Ia ingin mengeluh, tapi Lisa cukup tahu diri jika kedua kakaknya pun sedang dilanda tekanan.

Pelarian Lisa saat ini adalah sebuah ruangan private di dalam sebuah bar. Dia tidak pergi sendiri, melainkan bersama seorang pria yang tak sengaja berpapasan dengan Lisa ketika mobil gadis itu harus mogok di pinggir jalan.

Lisa dengar, Bar itu milik paman si pria. Sebelumnya dia tak pernah pergi kesana, tapi demi menemani Lisa dia mau saja untuk masuk.

"Ternyata kau peminum berat." Lisa tidak peduli jika pria itu sedang mencibirnya.

Ia teguk segelas wine dengan dua butir es batu di dalamnya. Lisa ingin melupakan sejenak tekanan di kepalanya, dan satu-satunya yang gadis itu pikirkan adalah berlari kembali ke alkohol.

"Melihat semua kebiasaanmu, sepertinya kau ingin mati muda." Pria itu kembali berkomentar, membuat Lisa mendesis kesal.

"Enyahlah. Kau berisik." Lisa kembali menuangkan wine ke dalam gelasnya.

"Aku takut kau tidak bisa membayarnya jika aku pergi." Lelaki itu, Han Jungkook tampak melontarkan candaan.

Mendengar kalimat yang meremehkan dirinya, Lisa tentu tidak terima. Dia merogoh sesuatu dari dalam tasnya. Lalu meraih sebuah kartu berwarna hitam dari dompetnya.

"Aku bahkan bisa membeli mulutmu."  Blackcard itu ia letakkan ke atas meja dengan kasar, lalu meneguk habis winenya.

Jungkook menghela napas. Ia tahu saat ini Lisa sedang memiliki banyak masalah yang mungkin gadis itu tak sanggup menghadapinya karena ini berurusan dengan takdir serta ketentuan Tuhan.

Jungkook juga tahu, yang saat ini dia lakukan adalah ilegal. Tapi entah mengapa, dia ingin melakukan hal ini agar gadis itu setidaknya memiliki ketenangan sedikit saja.

"Lain kali jika kau terpuruk seperti ini, lebih baik pergi berdoa." Jungkook memberi usul, karena tak mungkin dia membiarkan Lisa terus berlari pada alkohol jika gadis itu sedang dalam masalah.

Kedua mata Lisa tampak mengerjab. Dia baru saja ingat, jika kini dia tengah memiliki kepercayaan. Tapi jika diingat lagi, Lisa memang tidak pernah berdoa dengan sungguh-sungguh. Dia tak pernah meminta apa pun. Bahkan termasuk kesembuhannya sendiri.

"Aku ingin menemui Jennie Unnie." Lisa tampak bangkit, karena ia pikir sudah terlalu lama berada di luar.

Lisa hanya tak mau keluarganya semakin dilanda tekanan karena mengetahui Lisa yang kembali menyentuh alkohol.

"Aku antar." Jungkook ikut bangkit, dan terpaksa Lisa menyetujuinya. Karena saat ini mobilnya sedang dalam perbaikan karena tiba-tiba mati.

..........

Lorong ruang ICU itu sungguh sepi. Ini memang bukan jam kunjungan, jadi lorong itu tak boleh didatangi selain dari tenaga medis rumah sakit. Alasannya tentu karena ruangan itu harus dijaga agar terus steril.

Mendadak kesunyian lorong itu terpecahkan oleh suara ketukan langkah kaki yang beradu dengan lantai dingin rumah sakit. Sosok dengan jas putih itu menelusuri lorong dengan sesekali menerima sapaan dari beberapa perawat.

Hingga sepasang kaki berbalut pantopel hitam itu berada di lorong ICU khusus penghuni VVIP. Senyumannya mengembang walau tertutupi masker.

610. Jung Jennie. Dia membuka pintu yang bertuliskan identitas singkat milik Jennie. Dimana dia menemukan seorang perawat sedang mengawasi beberapa monitor di dekat tubuh Jennie yang terbaring tak berdaya.

Savage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang