Savage : 52. Can't Wake Up From Nightmare

4.5K 681 219
                                    

Lisa terbangun lebih dulu dibandingkan Rosé. Perlahan, dia mulai melepaskan diri dari dekapan sang kakak dan bangkit berdiri.

Berlutut, Lisa memandangi wajah Rosé cukup lama. Sang kembaran pasti juga merasa lelah seperti dirinya.

Tidak ingin membangunkan Rosé, dia membiarkan gadis blonde itu tertidur lebih lama. Lisa mengecup hidung Rosé singkat, melepaskan jaketnya dan menyelimuti Rosé, lalu mulai melangkah meninggalkan kaka kembarnya.

Lisa baru saja memasuki kamarnya ketika ponsel milik gadis itu berdering nyaring. Tanda panggilan masuk, dan orang itu adalah Jisoo. Kakaknya yang sedang berada di rumah sakit bersama orang tua mereka untuk menunggu jalannya operasi Jennie.

"Operasinya berhasil!" Pekikan dari Jisoo itu membuat Lisa amat bahagia. Rasa kantuknya yang semula memeluk bahkan kini sudah hilang.

"Jeongmal? Kira-kira, kapan dia akan sadar?" tanya Lisa penasaran. Sudah lama sekali dia tak saling bicara bersama Jennie. Dia sangat merindukan kakak keduanya itu.

"Dia harus mendapatkan pemantauan di ICU selama 24 jam. Kau lebih baik istirahat dulu, hm?"

Lisa ingin menyahuti ucapan Jisoo, namun tiba-tiba punggungnya terasa seperti diikat begitu kuat. Lisa sampai terhuyung dan hampir jatuh jika saja tidak berpegangan dinding.

"Lisa?" suara Jisoo kembali hadir. Karena adiknya tak kunjung menyahut.

"Hm. Besok pagi aku akan kesana," ujar Lisa berusaha senormal mungkin.

"Anak pintar. Eoh! Baterai ponsel Unnie akan habis. Sampai bertemu besok, Sayangku."

Gadis berponi itu tersenyum tipis mendengar kalimat terakhir kakaknya sebelum panggilan mereka terputus. Bahagia sekali karena memiliki ketiga kakak yang selalu menyayanginya begitu besar.

Setelah meletakkan ponselnya di atas meja nakas, Lisa memandang sebuah frame besar di kamar itu. Mendengar Jennie akan sembuh, tak sabar rasanya Lisa ingin bersanda-gurau dengan kakak-kakaknya seperti di dalam foto itu.

Lisa terkekeh, namun tawa bahagianya tidak bertahan lama karena mendadak ia diserang rasa sakit yang terus menghujami jantungnya.

Wajahnya mulai memerah. Lisa benar-benar tidak bisa bernapas sekarang. Dia meremas baju bagian dada kirinya, lalu berpegangan pada ujung meja agar tidak tersungkur.

Tnit! Tnit!

Jam yang Lisa gunakan mulai berisik. Kepala Lisa sakit mendengar suara itu. Ingin melepasnya tapi Lisa benar-benar sudah tidak sanggup.

"U-Unnie," Lisa tahu jika suaranya mustahil untuk menembus ke luar kamar.

Bruk!

Tidak kuat menahan tubuhnya sendiri, Lisa jatuh dan tergeletak di lantai kamarnya yang dingin. Terus menggeliat kesakitan seorang diri.

"Kau tahu apa yang paling sempurna di dunia ini? Itu adalah kita berempat."

"Uhuk!" Lisa terbatuk sesak saat suara samar Jennie mengalun di telinganya.

Lisa tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri atas rasa sakit itu. Jantungnya seperti ditarik paksa untuk keluar dari tubuhnya. Ini adalah rasa sakit luar biasa yang tak pernah Lisa alami sebelumnya.

"Agh!"

Detakan jantung itu benar-benar kencang dengan rasa sakit membabi-buta. Lisa bahkan harus menangis karena tidak bisa menahan rasa sakit yang kini bahkan memenuhi seluruh tubuhnya.

"Lisaku! Jisoonie datang! Ayo kita tidur bersama malam ini." Ada apa ini? Kenapa Lisa terus mendengar suara kakaknya? Kali ini, suara Jisoo yang lebih jelas.

Savage ✔Where stories live. Discover now