Savage : 18. Lisa's Wine and Cigarettes

6.2K 898 119
                                    

Membuka jendela kamarnya lebar-lebar, Lisa memilih duduk sembari menikmati angin siang hari yang menerpa wajahnya.

Setelah melihat keadaan Jennie dan memastikan kakaknya itu baik-baik saja, Lisa memilih pergi ke kamarnya sendiri karena di kamar Jennie sudah ada Rosé dan Jisoo yang tertidur menemani kakak keduanya.

Hari ini terasa cukup berat untuk Lisa. Tidak. Lebih tepatnya akhir-akhir ini, keluarganya selalu dilanda musibah yang silih berganti.

Dimulai dari Rosé yang mengalami kecelakaan parah, Jennie yang tergigit ular, dia yang hampir saja bernasib seperti Rosé. Lisa sama sekali tak habis pikir, kejadian-kejadian seperti itu dahulu tak pernah mereka alami.

Memejamkan matanya, Lisa membiarkan seseorang masuk setelah membuka pintu kamarnya perlahan.

"Kau tak terluka, Nak?" Itu suara ayahnya.

Lisa membuka mata dan kini sang ayah sudah duduk di sampingnya dengan wajah khawatir. Bisa Lisa duga jika Jason telah memberi tahu ayahnya kalau tadi Lisa sempat menabrak sebuah container dalam perjalanan pulang.

"Tidak, Appa." Lisa menjawabnya dengan singkat.

Dia merasa memang tak ada yang terluka dari tubuhnya. Walau ia sempat terantuk oleh stir mobilnya sendiri tadi.

"Kau baru saja pergi ke bar? Eomma mu tahu." Jihoon bicara sembari mengusap surai milik Lisa. Mengabaikan tatapan Lisa yang berubah terkejut.

Ia terkejut bukan hanya karena ucapan Jihoon yang memberitahu Lisa jika Ibunya tahu tentang pergaulannya. Tapi ia juga ingat baru saja pergi ke bar dan menikmati wine. Tanpa membersihkan diri, ia tadi langsung menghampiri Jennie. Apakah kakaknya itu sempat mencium aroma tubuhnya yang pasti berbeda?

Lisa berusaha mengingat raut wajah Jennie sesaat setelah ia memeluk tubuh kakaknya tadi. Tapi sepertinya, sang kakak tidak sadar dengan aroma alkohol di tubuhnya. Karena jika tercium, bukannya Jennie akan menanyakannya?

..........

Pagi ini suasana ruang makan itu berbeda, menurut Lisa. Raut wajah ibunya tampak dingin, ditambah Taehee sama sekali tak menegur Lisa. Padahal biasanya Lisa selalu menjadi seseorang yang paling Taehee perhatikan.

Lisa tentu tahu perubahan ibunya pasti kerena sudah tahu bagaimana kelakuannya di luar rumah bersama teman-temannya.

Tapi yang harus Lisa yakini, sikap ibunya ini tak akan bertahan lama. Karena mana mungkin Taehee mampu mengabaikan Lisa.

"Eoh, Unnie. Air minum mu habis?" Saat pandangannya beralih dari wajah sang ibu, Lisa tak sengaja mendapati air dalam gelas milik Jennie hampir habis.

Ia yang memang selalu memperhatikan hal-hal kecil seperti itu, langsung hendak mengambil gelas milik Jennie untuk menambah isinya.

Namun tanpa ia duga, Jennie merebut gelas itu dan mengisinya.
"Aku bisa sendiri."

Lisa membasahi bibirnya. Menatap Jisoo dan Rosé yang juga sama bingungnya mendapati sikap dingin Jennie pada Lisa.

Ini hal yang sangat langka. Tentu saja karena bagi Jennie Lisa adalah kesayangannya. Bahkan ketika suasana hati gadis itu sedang sangat buruk, Lisa adalah satu-satunya yang tak pernah menerima amarahnya dikala itu.

"Kau tidak ke sekolah hari ini, Unnie?" Lisa mencoba kembali berkomunikasi dengan Jennie. Ia pikir Jennie tak sengaja berkata begitu dingin padanya.

"Hm." Tapi ketika mendapat jawaban seperti itu dari Jennie, Lisa semakin yakin jika ada sesuatu yang membuat kakaknya tampak marah.

Namun Lisa tak mau membahasnya sekarang. Ia memilih menikmati makananya sembari mengingt apakah kemarin ia berbuat salah pada Jennie.

Savage ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz