Savage : 26. More Secrets About Their Little Sister

5.4K 937 130
                                    

Hari ini Rosé pergi ke sekolah hanya berdua dengan Jisoo. Kakak pertamanya itu bilang, Jennie mungkin akan terlambat. Sedangkan Lisa, Rosé enggan untuk mendengar alasan mengapa adiknya itu belum bangun pagi tadi.

Bel tanda jam pelajaran di mulai sudah berbunyi. Tapi gadis berambut blonde itu enggan meninggalkan atap sekolah dan memandangi lapangan outdoor yang tampak luas.

Setelah kemarin cervical collar dan beberapa perbannya dilepas, Rosé akhirnya bisa bergerak dengan bebas. Ia memanfaatkan itu untuk membolos ke atap sekolah. Walau seperti jika Jisoo atau Jennie tahu pasti gadis itu akan terkena amukan.

"Sebenarnya apa tujuanmu dengan menjauhi Lisa?" Suara itu mampu membuat Rosé menoleh sekilas.

Luda kini berdiri di sampingnya. Gadis itu merasa jika ketiga kakak Lisa sudah keterlaluan dalam bersikap marah pada Lisa sehingga sahabatnya itu tampak tak punya semangat hidup.

"Bukan urusanmu."

"Tentu itu adalah urusanku." Dengan cepat Luda memotong ucapan Rosé.

"Kenapa kau tidak bisa bersikap seperti Lisa saat dia tahu kebiasaan burukmu?" Luda sebenarnya sama frustasi dengan Lisa. Ketiga Jung itu memiliki amarah yang tidak berkesudahan untuk Lisa. Padahal sudah banyak kata maaf yang Lisa umbar.

"Rosé-ssi, Lisa sangat menyayangimu. Tidak bisakah kau memaafkannya kali ini?"

Luda merasa, harus ada orang lain yang membujuk kakak Lisa agar amarah mereka mereda. Mungkin dengan berbicara seperti ini Rosé akan memikirkan kembali apakah ia mau memaafkan Lisa atau tidak.

"Yang perlu kau tahu, dia lebih menyayangi teman-temannya dari pada aku." Rosé tertawa hambar. Ia bahkan masih ingat bagaimana seringnya Lisa mengabaikan dia dan mementingkan temannya.

"Kau salah. Dalam hal apa Lisa lebih mementingkan kami dari pada dirimu? Aku tahu bagaimana dia menyayangi kalian melebihi dirinya sendiri." Suara Luda meninggi saat tak terima dengan sudut pandang Rosé.

Selama ini ia tahu cerita Lisa yang sangat menyayangi kakaknya. Lisa juga pernah bilang jika ia bisa saja memberikan nyawanya untuk ketiga kakaknya.

"Banyak hal---"

"Katakan satu saja. Karena tak mungkin Lisa mengabaikanmu begitu saja." Luda ingin bukti, karena ia pikir Rosé hanya mengada-ada.

"30 Oktober 2022, Tahun lalu. Jam sembilan pagi. Lisa tanpa memperdulikanku yang sedang sakit meninggalkanku setelah menerima telepon darimu karena kau baru saja terkilir." Tanggal, bahkan jam dimana Lisa mengecewakannya akan terus melekat di kepala Rosé. Dan itu hanyalah satu kejadian di antara banyaknya kejadian lain.

Merasa tidak segera mendapatkan sanggahan lagi, Rosé segera menoleh dan ingin menertawakan kekalahan Luda. Tapi melihat wajah tegang gadis itu, Rosé sepertinya memang telah salah sangka pada adiknya dulu.

"Aku memang menelponya saat itu, tapi bukan karena aku terkilir." Pandangan Luda mendadak sendu.

"Di tanggal itu, orangtua teman kami  becerai di jam tujuh pagi. Lalu setengah jam berlalu, ayah teman kami itu harus ditangkap polisi karena kasus suap. Sedangkan ibunya yang mendengar berita itu segera pergi ke luar negeri bersama kekasih gelapnya meninggalkan Sojung Unnie sendirian." Mengingat masa lalu sebenarnya membuat Luda tak nyaman.

" Aku yang pertama kali mendengar berita itu tentu khawatir. Aku pergi ke apartementnya, tapi sayang dia tak membuka pintu untukku." Luda menelan salivanya susah payah.

"Satu-satunya jalan agar bisa membuka pintu itu dan memastikan keadaan Sojung Unnie adalah memanggil Lisa. Karena selain sidik jari Sojung Unnie, sidik jari Lisa jugalah yang terdaftar di pintu itu." Cerita masa lalu ini sangat panjang untuk di keluarkan. Tapi mau bagaimana lagi jika ini satu-satunya cara agar Rosé mengenyahkan kesalah pahaman di kepalanya.

Savage ✔Where stories live. Discover now