Savage : 32. Promise To Take Care Of Her

4.9K 881 371
                                    

Lisa benar-benar memegang kalimatnya, yang melarang Rosé untuk tidak melihatnya di rumah sakit. Sampai hari ketiga pemulihannya setelah menjalani operasi pemasarang ring jantung, Lisa masih tidak mau menemui Rosé.

Padahal kakak kembarnya itu sering sekali menunggu di luar ruangan. Tapi Lisa bersikeras tidak mau menemui Rosé dan justru menyuruh kakaknya itu pulang.

Sebenarnya bukan karena Lisa masih marah, tapi Lisa melakukan itu agar kakaknya bisa beristirahat di rumah. Jika Lisa membiarkan kakaknya masuk, Rosé pasti akan memilih menginap disana.

Ia tahu, kondisi Rosé tidaklah baik belakangan ini. Alasannya tentu karena Lisa. Jika saja Lisa tidak sakit, Rosé tidak akan memikirkannya sekeras itu.

"Pulang bersama Unnie, hm? Lisa masih tidak mau menemuimu." Jisoo baru saja keluar dari ruang perawatan Lisa bersama Jennie.

Jisoo sendiri sebenarnya sudah menahan emosi pada adik bungsunya karena terus mengabaikan Rosé. Tapi ia juga tidak bisa marah pada Lisa karena mereka harus menjaga kondisi gadis berponi itu.

"Salahmu sendiri bertindak seenaknya." Berbeda dengan Jisoo yang selalu memberikan Rosé ketenangan, Jennie justru sebaliknya.

Tidak jarang Jennie melontarkan kalimat yang cukup menyakitkan untuk Rosé dengar. Jennie benar-benar membuatnya seperti orang yang paling bersalah di dunia ini.

"Apa aku salah bertindak sebagai kakak yang baik untuk Lisa?" Terlalu lama diam, Rosé tidak tahan lagi melihat Jennie selalu memojokkannya.

"Kakak yang baik seperti apa? Lihatlah, perbuatanmu membuat Lisa marah. Jika berdampak pada jantungnya, kau akan ku buat menyesal seumur hidup." Lihatlah, sekarang Jennie tampak bukan seperti kakak kandungnya.

"Jennie, hentikan! Tidak bisakah kau bersikap adil!" Jisoo sudah benar-benar kehilangan kesabarannya.

Dia mengakui jika Jennie sudah benar-benar keterlaluan. Bukannya menjadi penengah antara kedua adiknya, gadis berpipi mandu itu terus menyalahkan Rosé.

"Yang Chaeyoung lakukan memang salah, Unnie. Dia menyuruh teman Lisa untuk menjauh. Tapi dulu, saat aku melakukan hal itu padanya dia tidak mau." Jennie kembali membawa masalah mereka ketika rahasia Rosé bersama teman-temannya terungkap.

"Setidaknya jaga ucapanmu. Dia juga adikmu." Jisoo mulai menurunkan nada bicaranya. Gadis itu sangat frustasi karena menghadapi adik-adik yang keras kepala.

"Tapi teman-temanku tidak membuat aku memiliki penyakit seperti Lisa, Unnie." Rosé masih melakukan pembelaan.

"Karena kau yang suka mengebut dijalanan, kau kecelakaan. Sekarang, akibat dari kejadian itu kau sakit-sakitan. Jadi, apa bedanya?"

Sial. Rosé mengumpat dalam hati karena lagi-lagi harus merasa kalah. Dia menang tidak bisa menang setiap kali berdebat dengan Jennie.

"Pulang lah. Berdebat denganmu membuatku malas melihatmu." Jennie kembali berkata.

Sampai sebelum Jennie kembali masuk ke dalam ruang perawatan Lisa, ia menatap Jisoo sekilas.
"Bawa adikmu itu pulang. Suruh dia mencari cara agar Lisa memaafkannya."

..........

Sudah tiga jam berlalu sejak Lisa tiba di rumah. Ia sudah mengelilingi mansion keluarganya untuk menemukan Rosé, tapi tak satu tempat pun ia dapati kakak kembarnya disana.

Duduk di bangku taman belakang, Lisa meringis sejenak merasakan nyeri pada pergelangan tangannya yang semula Dokter jadikan jalan kateter untuk memasukan ring jantung.

Lisa sebenarnya ingin memastikan keadaan kembarannya itu karena terakhir kali ia lihat wajah Rosé cukup pucat.

Selain itu Lisa juga ingin bilang pada Rosé jika mereka lebih baik melupakan pertengkaran yang dua minggu lalu terjadi. Lisa juga akan memberitahu alasan mengapa ia tak mau Rosé menemaninya di rumah sakit.

Savage ✔Where stories live. Discover now