1. Would U like to Be My Partner? [Joshua]

505 39 45
                                    

Listen, aku tidak pernah menyesal bertemu dengan mereka, sungguh. Jeonghan dan Seungcheol adalah teman paling tulus yang pernah kutemui sejak kali pertama menginjakkan kaki di Korea. They're my real friends, best of bestie.

Hanya saja aku tak habis pikir jika mereka tiba-tiba berlaku seperti pemeran antagonis dalam kisah hidupku.

Sore ini kami bermain di gedung olahraga pribadi keluarga Choi -- ya, matamu tak salah baca, Seungcheol is a that crazy rich boy. Hari ini kami tanding bola basket satu lawan satu dan, sialnya, berakhir dengan kekalahanku. Seungcheol memang kompetitif, namun entah mengapa hari ini ia tampak seratus kali lebih semangat untuk mengalahkanku. Dan Jeonghan, kuakui dia memang lebih jago dariku. Jago bertaktik, tepatnya.

Jeonghan menyodorkan tiga gulungan kertas dan memintaku mengambil salah satunya. Katanya, hukuman bagi yang kalah.

Kutatap mereka satu persatu sebelum tanganku memungut satu gulungan kertas. Firasatku tiba-tiba tak enak.

Tuhan, berikan hamba hukuman yang paling masuk akal. Amen.

Dan akhirnya tanganku memungut salah satunya, membukanya perlahan dan membaca tulisan Jeonghan di dalamnya.

Damn.

He's crazy.

Date a random girl for three months and report us about your dating activity each day.

"Damn," umpatku seketika.

Aku bukan lelaki yang gampang mengumpat, maka Seungcheol panik dan buru-buru menarik kertas di tanganku, membacanya lantang.

Lalu tertawa terbahak-bahak.

Sial, bagaimana bisa aku berteman dengan dua serigala jejadian ini, sih?

"Gua lebih rela disuruh push up dua ratus kali tiap hari selama tiga bulan Han, Cheol," kucoba negosiasi.

"Oh no, itu terlalu gampang buat lu," kilah Seungcheol, lengan panjangnya menggandeng bahuku. "Lu di Korea mau tiga tahun tapi belum ngegaet cewek satupun? Come on, Hong. Sekali-kali nikmatin hidup! Mubazir tuh, tampang keren lu."

I enjoy my life already. I have my self and I'm happy.

"Liat tuh si Cheol, setahun dia bisa gebet tiga empat cewek," celetuk Jeonghan dengan tenang, "sementara lu, sepotong aja belum pernah."

"Anj- horor lu, kok sepotong sih!"

Kulepas gandengan Seungcheol dan berdiri, not even laugh along this two damn friends.

"Mau kemana Hong?" tanya Seungcheol di sela tawa. "Langsung hunting nih?"

Kutanggapi dengan decih pelan dan berjalan meninggalkan ruangan tanpa kata. Aku tahu, mereka senang sekali bergurau. But this is too much. Meski aku berteman dengan mereka, aku tidak harus sama seperti mereka kan?

I have my own way to be happy. Not just about girls.

Kuabaikan mereka yang memanggilku, dan tak sengaja membanting pintu. I know, it will be awkward after this but I don't care.

★★★

Mom <3

How's your day sweety?

Great!
But would be greater if you're here Mom.
Miss you so much! :(

Oww, I'm so sorry dear.
Papa belum bisa tinggalin kerjaannya, lagi sibuk-sibuknya disini. How 'bout you came here on winter?
Sekalian liburan, kan?

I DESERVE UWhere stories live. Discover now