43. Could I Even Sleep Well Tonight? I'm Not Really Sure. [Joshua]

105 11 6
                                    

'Rayain hari jadi seratus hari lu sama Bora, terus bilang jujur sama dia tentang hukuman lu ini.'

Sial.

Di tengah sesaknya subway pagi ini, tiba-tiba sepatah chat Jeonghan muncul lagi di ingatanku. Bisa-bisanya dia mengendalikan hubunganku sejauh ini-- dan, bisa-bisanya aku tidak berkutik sama sekali pada perintahnya selama ini?'

Ada apa denganku?

Mengapa setakut ini membuat orang lain kecewa?

Ha.

Kualihkan pandanganku pada Bora yang duduk di sampingku dan sedang fokus membaca aplikasi maps di ponselnya. Effort-nya untuk kencan kali ini bukan main. Dia sengaja menelponku semalam untuk mendiskusikan tempat mana saja yang akan kita kunjungi. Dia juga sampai berdandan secantik ini.

And.. jeez, she smells like vanilla today.

As someone who's sensitive to the scent, it's driving me crazy.

Aku.. ingin memeluk tubuh mungilnya itu agar hatiku terasa lebih tenang.

Aku tidak boleh mengecewakannya hari ini. I should give my best effort too.

Aku masih memandangi tampak samping paras Bora saat kepala mungilnya tiba-tiba menoleh ke arahku. Mata indahnya yang dipertegas polesan-polesan tipis itu menatapku keheranan.

"Kenapa, Joshua?"

Kucoba menyungging senyum, membungkus rapat kegelisahanku. "Nothing. Just enjoying the pretty view."

Dahinya malah berkerut, lalu mengedar pandangan ke sekeliling.

"Joshua suka banget naek subway, ya?"

"Hmm?"

"Padahal disini nggak ada pemandangan apa-apa, cuma penuh sama orang-orang yang lagi desek-desekan aja," jelasnya datar.

Jeez, gombalku gagal total karena gadisku ini sedang terlalu fokus membaca maps. Dasar.

"Bener. Makanya dari tadi, aku cuma liatin kamu. That's what I mean, I'm enjoying the pretty view," jelasku, membuatnya terbengong sejenak, mencerna ucapanku, lalu akhirnya tersenyum malu.

"Makasih. Aku anggap itu pujian buat skill makeup-ku yang meningkat sedikit," cicitnya jujur.

"Astaga," kekehku, "tapi kamu udah cantik meskipun nggak pake makeup, kok."

"Ah, jangan ngomong gitu. Itu malah bakal bikin usahaku dandan satu jam tadi jadi kerasa sia-sia," sarkasnya dengan kekehan. Ha, humornya ini memang agak lain. Aku tidak yakin semua gadis bisa memberi tanggapan sesantai ini ketika mendapatkan pujian untuk penampilannya.

Apa.. Bora akan memberi tanggapan sedatar ini juga, jika aku menceritakan tentang hukuman itu dengan jujur?

'Itu bukan masalah besar.'

'Joshua nggak perlu ngerasa sedih gara-gara hal itu.'

Apa itu juga.. yang akan dia katakan padaku nanti?

Hmm.

★★★

Turun dari subway, kami mampir ke kedai camilan kaki lima karena Bora ingin mentraktirku sotteok-sotteok. It's like a grilled tteok, combined with sausage, and filled with spicy sauce, just like usual tteokbokki. Wah, another way to taste rice cake dish.

Aku sampai minta setusuk lagi untuk kumakan di perjalanan.

"Hongdae," lirihku, selagi kami berjalan santai dan mengedar pandangan ke jalanan yang mulai ramai oleh lalu lalang orang. Selama ini, aku hanya dengar Hongdae sebagai tempat populer bagi anak-anak muda yang senang busking. Selama di Seoul pun, tak pernah kusempatkan diri sekalipun main kemari. Padahal jaraknya hanya tiga puluh menit pakai subway. Just what's stop me to come to this amazing place?

I DESERVE UWo Geschichten leben. Entdecke jetzt