18. U Can Lean on My Little Shoulder Anytime. [Song Bora]

150 22 23
                                    

Senin pagi itu, setelah pamit terburu-buru dan meninggalkan Choi Seungcheol di gazebo, aku berhasil mengejar Han Goeun. Ia berbalik dengan wajah kesal setelah berhasil kutarik tepi lengan kemejanya dan membuat langkahnya yang tergesa jadi terhenti.

"Apa sih lo?!" bentaknya padaku.

Tangannya masih menggenggam ponsel pabrikan luar negeri keluaran terbaru yang belum pernah kulihat sebelumnya. Oh, ia baru ganti ponsel. Sudah lama sekali rasanya kami tidak menghabiskan waktu bersama sampai Goeun yang mengganti ponselnya saja aku baru tahu.

"Goeun--"

"Lo.. enggak tau malu ya lo jadi cewek, ha?" ketus Goeun mempelototiku. "Udah ngegaet Joshua, sekarang lo malah bareng temennya? Lo.. lo cewek bergilir, apa?"

Kugigit bibir bawahku kuat-kuat.

Ternyata akan datang hari dimana Goeun melempar cemoohan sehina itu padaku.

Tahan.

Tahan.

"Apa kamu, yang ngepos tulisan di komunitas tentang mahasiswa J yang punya pacar bayaran cewek b*ngsat?" tanyaku blak-blakan.

Mau bagaimana lagi, kesempatan untuk bicara dengan Goeun tidak akan datang lagi dengan cuma-cuma begini.

Mata cantiknya membelalak.

"Hah? Anjir ya, lo serius manggil gue buat nanya itu?"

"Jadi beneran kamu?"

Saat itu, aku hanya menginginkan terungkapnya kebenaran dan mencari akar masalah untuk ditumpas. Choi Seungcheol baru saja memintaku untuk terus berada di samping Joshua. Setidaknya, aku harus melakukan sesuatu yang berguna untuk menghentikan masalah ini.

"Kalo iya kenapa?!" tantangnya.

Kutelan salivaku dalam-dalam. Suaraku yang gemetaran memohon, "kalo iya, tolong hapus pos itu. Tolong."

Lalu kudengar Goeun melontar umpatan kasar dengan lirih. Jarang sekali Goeun bicara kasar begitu.

"Terus? lo seneng kalo tulisan itu gue yang ngepos? Supaya.. supaya gue bener-bener jadi antagonis dalam idup lo, jadi cewek jahat yang jelek-jelekin pacar lo itu, dan lo enggak nyesel udah buang gue dari idup lo?! gitu?!"

Aku tak dapat melupakan ekspresi Goeun kala itu. Wajahnya memerah padam, matanya berkaca-kaca. Entah marah pada siapa, entah sedih karena apa. Hanya itu yang terlihat mataku.

Tapi setidaknya aku jadi tahu. Ah, bodohnya.

"Jadi.. bukan kamu," lirihku kemudian.

Goeun membuang muka, mengusap sebelah matanya yang basah dengan jemari cantiknya.

"Bisa-bisanya lo mikir gue sampe sejahat itu," lirihnya.

Di saat seperti ini, lagi-lagi aku menyayangkan kepayahanku memahami perasaan seseorang.

"Maaf.."

"Lo bukan ngadepin gue doang," lanjutnya, "asal lo tau, yang suka sama cowok lo itu bukan satu-dua orang."

Matanya yang memerah menatapku tajam.

"Lo tuh beneran pacaran sama Joshua enggak sih? Heran gue.. cowok lo dijelek-jelekin sedepartemen tapi lo diem aja? Seenggaknya tunjukin dong, effort lo! Cuek tuh jangan kebangetan!"

Goeun menamparku telak dengan kata-kata sebelum hengkang dari hadapanku dengan langkah kaki terhentak-hentak dan tangan yang sibuk mengusap air mata.

Bodoh.

Nyaris tiga tahun berteman, seharusnya aku paham; Han Goeun adalah gadis yang sangat setia pada apapun yang ia sukai.

Ia masih menginginkan kebaikan untuk Joshua, meskipun cowok idola kesayangannya itu sudah punya pacar.

I DESERVE UWhere stories live. Discover now