37. At The End of The Day, I'm Not Much of A Help. [Joshua]

93 11 4
                                    

Let say I'm being exaggerate, saat berpikir bahwa alasan dibalik seorang Song Bora yang tiba-tiba minum sampai mabuk ada kaitannya dengan teman SMP yang dia temui hari itu. Bora masih bercanda di chat dan menyuruhku pasang timer sebelum menemui si Kacamata, but then, dia tidak mengabariku lagi kapan urusan itu selesai dan baru membalas chatku esok paginya dalam keadaan hangover.

Mereka.. minum bersama?

Mengobrol apa mereka disana? Masalah keluarga Bora yang tak pernah kutahu? Atau, keresahannya karena beberapa kali ini diikuti Lee Seungjoon?

Mereka memang tidak sedekat itu tapi-- ya, alkohol mengungkap kebenaran, itu sering dikumandangkan dalam drama-drama lokal klise, 'kan.

Astaga, bikin overthink saja.

Bora tidak bisa makan bersamaku di kantin siang ini. Katanya, sedang sibuk mencari bahan untuk salah satu team pro-nya di kelas. Entah hanya alasan semata untuk menghindariku lagi, atau, dia memang seambisius itu ingin menebus nilai C yang pertamakali bertengger di transkrip nilai tengah semesternya, I'm not sure.

Tanganku menenteng beberapa camilan di paper bag dan dua gelas kopi menuju ruang kelas Cyber Trade dimana Bora sedang mengerjakan risetnya. Not really wanna surprise her, aku hanya tidak yakin Bora akan menyempatkan dirinya untuk makan di tengah fokusnya mengerjakan tugas. I won't let her skip the lunch.

And I just.. simply miss her.

Kusapa setiap wajah familiar yang kutemui di koridor lantai tiga dengan senyum tipis simetris. It's not a big deal, sampai.. kutemui wajah si pengecut itu di dekat pintu kelas yang sedang kutuju.

Langkah kami sama-sama terhenti untuk saling lempar tatapan tak ramah satu sama lain.

He's not drunk today, I guess.

Kalau sedang hangover, dia pasti sudah mengata-ngataiku lagi seperti waktu itu. Tapi sekarang, dia malah mematung seperti tikus yang takut diterkam kucing galak. Mata runcingnya itu berusaha menghindari tatapanku.

Sekilas, pemandangan itu menarik rasa ibaku -- yang langsung lenyap lagi saat teringat bahwa dia sudah membuatku dan Bora resah tanpa alasan selama ini.

Kulempar tatapan tajamku padanya sebelum berlalu menuju ruang kelas. Aku tak ingin buang-buang energiku untuk menatapnya lebih lama lagi.

Kelas masih kosong, hanya ada gadisku yang duduk di barisan paling belakang bersama teman terdekatnya itu. Tampang imutnya itu serius sekali menatap layar laptop, ck. Kalau saja Yeonjoo tidak berteriak menyapaku, mungkin dia tidak akan sadar dengan kedatanganku.

Yeonjoo memang peka akan situasi. Dia langsung mengangkut tasnya dan mempersilahkan kami menghabiskan waktu berdua.

Tanpa buang-buang waktu, kududuki tempat disini samping Bora dan menaruh paper bag camilan di atas meja. Sejenak, keheningan merajai kami.

Aku ingin sekali melemparkan pertanyaan yang sejak kemarin berputar-putar di kepalaku, tapi melihat gelagat Bora yang seperti tidak berniat buka mulutnya sedikitpun tentang alasannya menengak alkohol, aku ikut bungkam. Dan yang ia ucapkan setelah beberapa lama diam hanyalah,

"Joshua, udah makan?" tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop. "Aku.. bawa kimbab, tapi cuma satu kotak. Mau.. makan bareng?"

Perasaanku campur aduk jadinya. Ha.

Setengah sadar, kujawab pertanyaannya dengan melingkarkan tanganku di pinggangnya dan menyandarkan kepalaku di ceruk leher yang terhalang lembaran rambut panjangnya.

I DESERVE UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang