Chapter 10

19K 2.1K 12
                                    

Selena berjalan menuju tendanya di bantu Nadin karena kakinya masih sedikit sakit.

"Heh lo itik." Sarah menghalangi jalan Selena.

"Apaansi lo Sarah ngalangin jalan aja." Ucap Nadin kesal.

"Diem lo gak usah ikut campur." Tunjuk Sarah kepada Nadin, mata Sarah pun kembali menatap Selena tajam.

"Lo berani berani nya deket deket sama pacar gue." Sarah mendorong kening Selena dengan telunjuknya.

"Lo itu harusnya ngaca dulu sebelum di gendong sama Juna ya!!! Nyusahin Juna banget si lo." Ucap Sarah yang terus memandang jijik Selena.

"Heh jaga omongan lo ya! Selena ga pernah tuh deket deket sama Juna, itu juga Juna sendiri yang nyamperin kita. Kenapa lo yang repot orang Juna biasa aja." Balas Nadin kesal, bisa bisa nya Sarah melabrak Selena karena di tolong Juna yang notabene nya bukan siapa siapa Sarah.

"Udah lo diem aja din ga ada guna nya ngebela si buruk rupa itu." Saut Alexa yang sedari tadi diam.

"Idih suka suka gue lah." Bales Nadin

" Eh eh eh ada apa ini ribut ribut." Ucap Daniel menghampiri tenda mereka di ikuti Juna di belakanhnya.

"Junn kamu ngapain sihhh gendong gendong Si buruk rupa ini." Sarah langsung mendekati Juna dan bergelayut manja di tangannya.

Sedangkan Juna ia memandang risih Sarah dan berusaha melepaskan tangan Sarah dari tangannya itu.

"Btw gue kesini mau ngasih tau bentar lagi jam 5 dan kita semua harus mencari kayu bakar untuk api unggun nanti malam." Jelas Daniel kepada mereka.

"Oke niel" ucap Dania.

Sedangkan Selena ia hanya menunduk karena malu bila bersitatap dengan Juna yang telah baik menolongnya itu.

____

"Oke untuk semuanya kalian sekarang akan mencari kayu bakar untuk acara api unggun nanti malam. Dan jam 6 kalian harus sudah mengumpulkannya ke depan tenda panitia." Suara speaker menggema di sekeliling perkemahan.

Semua orang pun langsung saja berkeliaran menuju hutan untuk mencari kayu bakar dan di setiap tenda harus ada satu orang yang jaga. Dan Sarah ia tidak ingin terlalu cape dan tak mau kotor kotoran makanya ia yang jaga di tendanya itu.

Selena ia dengan semangat mengumpulkan kayunya itu. mereka semua berpencar namun jangan sampai masuk hutan terlalu dalam.

Juna menghampiri Selena yang terlihat kesusahan membawa kayu kayu bakar itu dan ia ingin membantunya. Selena tampaknya bersemangat untuk acara api unggun nanti malam, lihat saja kaki nya yang belum begitu pulih pun dengan cekatan membawa banyak kayu bakar.

"Mana sini kayunya biar gue aja." Ucap Juna

"Ehh ta-tapi a-aaaku gpp kok." Balas Selena yang merasa gak enak kepada Juna yang telah banyak ia repotkan.

"Gpp mana sini," Juna pun mengambil semua kayu yang di pegang Selena dan segera pergi menuju depan tenda panitia.

Namun langkahnya tiba tiba terhenti saat melihat sesuatu yang  menurutnya agak aneh.

"Tangan lo itu kenapa?," tanya Juna heran.

Selena pun melihat tangannya betapa ia terkejut melihatnya, ya tangannya ada satu goresan yang membuat kulit putih nya terlihat samar. Selena segera menyembunyikannya ke belakang tubuhnya.

"O-oh eumm gpp kok i-ini eum i-ini-"

"Oke gue cabut," potong Juna tanpa menghiraukan Selena yang gugup takut jika Juna mengetahuinya.

Pyuhhh, syukurlah dia gak curiga.-batin Selena lega.

Selena pun mengikuti Juna dari belakang dengan jarak yang agak jauh tentunya. Selena sadar diri bahwa Juna sangat jauh untuknya dan ia tak mau berharap padanya.

Memang pesona Juna dan kebaikanya membuat Selena baper namun ia tegaskan kembali pada dirinya sendiri bahwa ia harus tau diri, bahkan untuk berkhayal pun rasanya ia tak pantas.

___

Beauty [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora