Chapter 35

15.2K 1.5K 26
                                    


Happy reading guys

_○_

"I-ibu ta-tau,?" Ucap Selena tercekat.

"Kenapa kamu menyembunyikan wajah asli mu Selena?, ibu bahkan sangat terkejut melihat semua ini, i-ibu gatau harus ngomong apalagi. Ini, ini sangat sempurna Selena, kenapa kamu tak pernah menunjukan jati dirimu,?" Bu Neni sangat terkejut melihat rupa asli seorang Selena, awalnya ia hanya membersihkan sudut bibirnya, namun ia semakin penasaran melihat perubahan kulit Selena yang terkena kompresan kain tersebut. Maka dengan telaten Bu Neni membersihkan seluruh wajahnya dan seluruh kulit yang tertutup dengan warna cokelat kehitaman itu.

Dan hasilnya sangat membuatnya Shock, Bu Neni pun tak henti hentinya memandang Kagum wajah Selena yang sangat cantik itu.

Selena yang mendengar pertanyaan dari Bu Neni pun menelan ludahnya dengan susah payah. Lalu ia berusaha menjelaskan sesuatu kepada Bu Neni tentang ia yang sudah menutup jati dirinya dari ia usia 5 tahun, Selena hanya menceritakan sebagian saja. Dan Bu Neni pun mengangguk tanda mengerti.

"I-bu, Selena mohon jangan sampai ibu memberitahu orang lain tentang ini semua, Selena belum siap bu," ucap Selena memohon.

"Baiklah ibu akan tutup mulut soal penampilanmu, tapi ibu tidak akan tinggal diam saat tau salah satu murid disini sudah melakukan hal yang kelewat batas. Kamu harus cerita siapa yang telah membully mu,?" Ucap Bu Neni serius.

Selena melupakan satu hal, Bu Neni mengetahui juga ia telah dibully. Namun Selena tak mau mengadukan Sarah pada Bu Neni. Bagaimanapun ia adalah saudaranya, ia tak ingin Sarah semakin membeci dirinya.


"Selena jawab ibu, kamu gausah takut," ujar Bu Neni meyakinkan.

Namun dijawab gelengan kepala oleh Selena
" Lena gakenal bu," ucapnya berbohong.

Bu Neni menatap Selena curiga, namun ia tak ingin memaksa Selena, ia akan menyelidiki ini sendiri.

"Bu Lena boleh minta tolong gak,?" Ucap Selena Ragu.

"Boleh silakan mau minta tolong apa?," tanya Bu Neni.

"Lena minta tolong ambilkan tas Selena Bu, Selena gak bisa keluar dengan keadaan seperti ini," ucap Selena merasa tak enak hati menyuruh gurunya.

"Oh itu yaudah nanti ibu nyuruh Arvian dulu ya," jawab Bu Neni yang sekarang melenggang keluar UKS dan benar saja Arvian tengah berdiri di depan ruang UKS sembari bersenandung kecil.

"Arvian tolong ambilkan tas Selena ya," titah Bu Neni lalu pergi meninggalkan Arvian yang hendak bertanya namun di urungkan kembali melihat guru pembimbing itu telah memasuki UKS kembali.

"Ck emang kelas nya dimana? Maen nyuruh nyuruh tapi gak di kasih tau letak kelasnya dimana," gerutu Arvian sembari berjalan dan berusaha mencari kelas Selena sendiri.

____

Sekarang Selena tengah memoles kembali seluruh kulitnya yang tak terhalangi seragam. Bu Neni masih menemaninya di ruang UKS dan Arvian ia tak di izinkan masuk oleh Bu Neni sehingga ia pun pergi  menuju ruang musik untuk menuntaskan keinginannya bermain piano yang sempat tertunda.

"Selena apa kamu tidak tertekan harus berpenampilan seperti ini setiap saat,?" Tanya Bu Neni menatap heran Selena yang tengah sibuk memoles kulitnya itu.

"Lena udah terbiasa seperti ini bu, malahan Selena merasa lebih malu jika tak memakai ini semua, lebih tepatnya belum siap juga," jawab Selena yang menghentikan sejenak kegiatannya dan menatap Bu Neni.

"Selena kamu harus percaya diri, tunjukan rupa aslimu dan bungkam mulut orang-orang yang telah menghina mu. Ingat Kamu itu ibarat Berlian di dalam lumpur. Tak akan ada yang percaya jika di lumpur itu terdapat sebongkah berlian yang sangat indah." Ucap Bu Neni penuh arti.

"Lena akan berusaha percaya diri bu, tapi mungkin membutuhkan waktu yang tidak sebentar,"

____

Saat ini Selena tengah rebahan di kasurnya yang sangat empuk itu. Ia tak menyangka akan mempunyai kamar seluas rumah kecilnya dulu.

 Ia tak menyangka akan mempunyai kamar seluas rumah kecilnya dulu

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Tiba tiba ia mendengar  pintunya digedor seseorang.

"Eh itik buka pintunya!," seru Sarah di balik pintu.

Selena bergegas membukakan pintunya dan melihat Sarah tengah berkacak pinggang menatapnya sebal.

"Enak aja lo malah santai santai dikamar, beliin gue snack yang banyak sama minuman ke mini market sana, Temen temen gue mau main dan lo harus layanin mereka!" Ujar Sarah sembari melemparkan beberapa lebaran uang tepat  di muka Selena.

Selena berjengkit kaget mendapat perlakuan seperti itu, tak perlu ditanyakan lagi betapa terlukanya Selena. Selena hanya mengangguk dan beranjak pergi untuk membeli semua keinginan Sarah.

Mini market letaknya lumayan jauh dari rumahnya, dan berada diluar kompleks, jadi Selena pun memesan ojek online di handphone pemberian ibunya waktu dulu.

Tak beberapa lama ojeknya pun datang dan mengantarnya menuju mini market tersebut.

___

Setelah selesai membelikan semua keinginan Sarah, Selena pun bergegas keluar dari Mini market itu, namun saat hendak pulang ia baru menyadari di luar tengah hujan.  Dan Selena tak bisa membiarkan tubuhnya basah oleh hujan. Selena pun berniat menunggu sampai hujannya reda dan mendudukan dirinya di kursi yang tersedia didepan mini market tersebut.

"Loh Selena,?" Ujar Seseorang di sampingnya.

Selena pun menengokan kepalanya ke arah samping, dan ia sedikit terkejut melihat Juna berdiri tak jauh dari kursinya.

"Juna,?" Cicit Selena pelan.

"Lo ngapain disini,?"

"Eum nunggu hujan reda," jawab Selena yang kembali mengalihkan pandangannya pada jalanan didepannya itu.

"Ini kayaknya bakal lama, lo bareng gue aja, dan untungnya gue bawa mobil, jadi lo gak perlu khawatir kehujanan" ajak Juna pada Selena.

___

Yap, benar yang dikatakan Bu Neni Selena itu ibaratkan Berlian didalam lumpur ya guys...

Oh iyaa Pantengin terus cerita ini sampe ending ya hehe🤗 Betah betah okee👌

See you guys😘


Beauty [TAMAT]Onde histórias criam vida. Descubra agora