Chapter 4

20.1K 2.4K 39
                                    

Hari yang di tunggu Selena pun telah tiba. Ibunya tengah sibuk menyiapkan perlengkapan campingnya. Walaupun Selena sudah menolak di bantu ibunya namun tetap saja ibunya keras kepala ia bilang ini adalah camping pertama Selena, dan ibunya sangat tau kalau Selena masih bingung apa saja yang akan di bawanya.

"Lena jangan lupa kamu harus tetep pake itu ya, selalu bawa kalo kemana mana. Dan satu lagi jaga diri baik baik ya, jangan bikin ibu khawatir"

"Iya ibu Lena tau kok"

"oh iya ibu punya sesuatu buat Lena" Desti ibunya bergegas mengambil sebuah kotak yang di lapisi kertas bergambar kopi dan memberikannya kepada Selena.

Selena mengernyitkan dahinya bingung.
"Ini apa bu? Lena buka sekarang ya"

"Iya buka aja sayang"

Selena pun menyobek lapisan kertas bergambar kopi tersebut. Ia menganga melihat apa yang ibunya berikan dan langsung memeluk ibunya.

"Makasih ibu Lena suka banget"Selena terus menciumi pipi Desti saking bahagianya.

"Iya itu Handphone buat kamu Lena, maafin ibu ya baru bisa beliin lagi sekarang"

"Iya gpp bu, padahalkan Lena cuma gak pegang Hp 3 bulanan doang kok, baru sebentar itu, yaudah Lena berangkat sekolah dulu ya bu."Selena pun menyalami tangan Desti lalu bergegas menaiki sepeda tuanya.

__

Setibanya di sekolah Selena segera memarkirkan sepedanya di tempat biasa setelah ia menitipkannya pada satpam disana.

Seperti biasa setiap ia melangkah menuju kelasnya selalu saja menjadi bahan cemooh murid murid yang berpaspasan dengannya, mereka selalu menggunjingnya baik di depannya maupun di belakangnya.
Selena hanya bisa diam, karena tidak ingin memperkeruh suasana.

"Ehh guys denger-denger si buruk rupa ikut camping, uang dari mana tuh? Hasil nyuri kali ya?"

"Hha iya juga ya diakan miskin mana bisa bayar buat camping, sekolah aja lewat beasiswa"

"Udahlah kasian dianya mungkin lagi dapet rezeki"

"Lo apaansih belain si buruk rupa itu, miskin mh tetap miskin kali"

Suara mereka pun perlahan kian menghilang seiring langkah Selena yang mulai menjauh. Namun saat hendak memasuki kelasnya ia mendengar seseorang memanggilnya.

"Selena?" Ucap seseorang

"Ya ada apa?" Selena pun berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya itu.

"Ini kuitansi pembayaran acara camping" Daniel menyerahkan kertas tersebut kepada Selena.

"Tapi maaf aku belum membayar administrasi nya. Uangnya masih ada di saku, aku akan bayar setelah menyimpan tas ini sekarang. Tapi, kenapa sudah ada kuitansinya? Siapa yang membayarnya?"Tanpa sadar Selena mulai banyak bicara.

Juna dan Daniel terdiam seolah terpesona mendengar suara lembutnya tanpa gugup sama sekali.

"A-ah ma-aaf aaku ter-laaa-lu baa-nyak bicara" Selena pun kembali gugup setelah sadar bahwa ia banyak berbicara dengan orang asing ini.

"Gue gatau tapi lo udah bayar. Yaudah kita cabut, bye si suara merdu" Daniel segera menarik tangan Juna yang masih terdiam menatap Selena.

Selena terdiam memandangi kertas di tangannya itu. Hatinya terus bertanya tanya. Siapa dia?

"Gak nyangka gue ternyata suara si buruk rupa itu lembut banget asli, gue kira dia gak punya kelebihan apapun dari  segi fisik nya selain otak encernya."Daniel masih terbayang suara itu mengalun indah di telinganya suara yang penuh dengan kelembutan dan ke rendah hatian.

Sedangkan Juna ia merasa tak suka dengan ucapan Daniel. "Niel setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, mungkin lo udah terlanjur ngejudge jelek Selena."

"Woww lo juga kok jadi banyak ngomong ya kalo masalah Selena. Ah gue tau nih lo naksir sama si buruk rupa itu kan? Aduh gak nyangka gue, mendingan juga Sarah, udah cantik body nya uuuhh bikin kaum adam ngiler. Tapi sikapnya aja yang sok berkuasa aja"

Juna hanya diam tak menanggapi ucapan sahabatnya itu.
__

Semua murid pun mulai memasuki mobil bus dan duduk di tempat yang sudah di atur oleh panitia.

Namun tak di sangka Selena duduk bersanding dengan Juna. Bayangkan seorang Arjuna bagaimana bisa ia duduk dengannya sedangkan Daniel teman arjuna yang notabenenya panitia camping Bisa saja memilih tempat dimana ia mau.

"Kenapa?" Tanya Arjuna heran dengan sikap Selena yang seolah terkejut.

"Ti-tidak apa apa"Selena pun kembali mengalihkan perhatiannya kearah jendela bus.

Tak lama kemudian Daniel datang mengahampiri Arjuna dan berkata
"lo beneran ga papa bro duduk disini?."

"Yang penting gua duduk"

"Kekanakan banget emang si Vino,padahal cuman satu tempat duduk sama selena. Dia malah marah sama gue minta di over." Ucap Daniel sembari melangkahkan kakinya menuju bus terakhir untuk mengecek apakah sudah lengkap.

Sekarang Selena tau kenapa Juna duduk dengannya, ya karena dia terpaksa. Dan menghindari pertikaian.

__

Beauty [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang