Chapter 41

15.5K 1.5K 15
                                    


Happy reading

_○_

"Sarah kamu tau, video itu sudah menyebar luas di sosial media, banyak juga yang mengecam perlakuanmu itu, dan nama baik sekolah ini jadi ikut tercoreng akibat perbuatanmu. Selain itu kamu juga harus minta maaf kepada Selena di depan umum. Dan untuk hukuman mu itu..." Bu Titi menghela nafas kasar, kelakuan Sarah selama disekolah ini sudah dilaporkan Bu Neni dengan terperinci dan itu memang sudah kelewat batas. Walaupun ia anak seorang pengusaha kaya namun tetap saja sekolah ini tak bisa meloloskannya begitu saja.

"Kamu di Drop Out dari Sekolah ini. Itu adalah keputusan final sekolah, Saya sudah membicarakan ini dengan orang tua mu dan mereka tak bisa membantumu untuk tetap bersekolah disini" Ucap Bu Titi yang langsung di tatap Sarah tak percaya.

"Apa bu? Saya di DO? Ayah sama sekali gak bantu aku?," cicit Sarah dengan tatapan kosongnya.

"Ya Sarah, dan ini adalah hari terakhirmu sekolah disini. Sekarang kembali ke kelasmu." Ucap Bu Titi.

Sarah pun bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut dan mulai melangkahkan kakinya menuju kelasnya.

Sedangkan Selena ia hanya ditanyai beberapa pertanyaan setelah itu ia disuruh kembali ke kelas dan meninggalkan Sarah yang memang masih ada urusan dengan guru konseling itu.

____

"Arrrgghhh Sialan," umpat Sarah marah, ia terus melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang lumayan jauh.

"Eh gue denger Sarah di DO ya?,"

"Baguslah jadi gak ada kang Bully yang sok berkuasa di sekolah ini."

"Beneran di DO? Emang udah kelewatan si Sarah mah,"

"Emang pantes si dia di keluarin sekolah."

"Percuma anak orkay tapi gatau etika,"

"Gimana gak di DO coba, video kemaren lagi viral banget, dan lo tau? Menteri pendidikan ikut komen di itu video. Gilasihhh SMA kita udah tercoreng."

"Dan gue denger sekolah bakal berusaha hapus semua video yang udah tersebar itu. Gila gak ? Banyak banget kan ya, tu video di repost beberapa akun terus di bagikan ribuan orang."

"Emang ga punya otak si Sarah mah, berani banget bully orang di depan umum."

Tangan Sarah semakin mengepal mendengar semua murid tengah membicarakannya. Saat tiba di kelas tiba-tiba semuanya menatap Sarah dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kenapa mereka natep gue kaya gitu?," tanya Sarah pada Dania.

"Eumm di-dimading," ucap Dania gugup yang membuat Sarah semakin penasaran.

"Apa sih? Dimading ada apaan?," tanya Sarah menatap ketiga temannya.

"Dimading ada yang nulis katanya lo bukan anak kandung Pak Zayden," ucap Alexa menatap Sarah dengan mata penuh tanya.

BRAKKKK

Sarah menggebrak mejanya kasar dan langsung pergi meninggalkan kelas diikuti temannya yang pergi menuju ke arah mading dan benar saja di sana, di samping berita tentang Selena ada sebuah kertas dengan tulisan kapital yang mengatakan bahwa sarah bukan anak kandung ayahnya.

"SIAPA YANG BERANI NEMPEL KERTAS INI DISINI, JAWAB!!!" teriak Sarah sembari merobek kertas itu.

___

SARAH SANG RATU BULLY TERNYATA HANYA  SEORANG ANAK TIRI KELUARGA WILEY

___

" So so an jadi tukang bully eh ternyata cuman anak tiri doang. Dasar belagu,"

"Iya gatau diri banget, pamer-pamer harta orang tuanya kalo anak kandung sih wajar ya ini anak tiri loh kek nya ga ada pantes-pantesnya,"

"Kalo gue jadi dia udah malu setengah mati,"

" Gila sih cuman anak tiri tapi gayanya selangit,"

" Dasar anak tiri gatau diri,"

Sarah yang mendengar itu semuapun langsung menutup telinganya kencang dan mulai berteriak.

"DIAMMMMMM! GUE BAKAL LAPORIN LO SEMUA DAN GUE BAKAL NYURUH BOKAP BUAT PECAT ORANG TUA KALIAN YANG KERJA DIPERUSAHAAN BOKAP GUE," teriaknya lagi namun sepertinya tak ada yang peduli dengan ucapan Sarah, Karena mereka tau Sarah hanya seorang anak tiri.

____

Selena tengah sibuk membaca Novel di perpustakaan ditemani Juna yang juga tengah belajar akuntansi, jika dilihat, sekarang Juna mulai memahami pelajaran itu. Dan itu semua berkat bantuan Selena.

"Thanks berkat lo, gue jadi bisa menguasai materi pelajaran ini, dan sekarang gue udah ikut bantu bokap ngurus masalah administrasi perusahaan." Ucap Juna seraya menutup buku tersebut dan menatap wajah cantik Selena yang tengah fokus membaca itu.

"Itu udah tugas aku kok, berbagi ilmu dengan yang membutuhkan, kata ibu kalo kita punya ilmu harus di bagikan bukan di simpen sendirian" balas Selena lembut lalu menatap mata Juna. Mereka terpaku sebentar saling mengagumi satu sama lain.

"Oh iya, kenapa kemarin kamu nggak kaget liat aku yang jadi seperti ini?," tanya Selena penasaran.

" Sebenernya, tiap gue liat lo itu kayak familiar. Dan pikiran gue selalu tertuju sama gadis di air terjun waktu camping. Bahkan waktu itu gue ketemu sama lo, di sekolah kan pas lo basah kuyup?. Lo bilang nama lo Lena. Besoknya gue cari nama Lena di sekolah ini dan gaada satupun orang yang mirip dengan lo. Terus yang gue pikir tinggal satu orang yang patut di curigai yaitu Selena Maharani guru les akuntansi gue, dari situ gue mikir ada yang gak beres dan akhirnya dugaan gue bener" jawab Juna sembari menatap Selena dengan jantung berdebarnya.

Selena menatap Juna tak percaya, ia kira Juna tak mengenalinya. Ternyata ia sangat jeli menebaknya. Padahal tak ada satupun yang berhasil mengenalinya bahkan ayahnya sendiri pun tak akan mengenali wajahnya jika ia tak membuka wajah asli didepannya.

____

Maaf banget kalo updatenya gak teratur ya guys, mohon dimaklum, sebentar lagi cerita ini bakal tamat. Cuman aku masih belum rela heheh

Oh iya kalian setuju gak kalo aku bikin sequel tentang Sarah selama tinggal di Bandung?

Ditunggu pendapatnya ya🤗

See you in the next chapter.

Beauty [TAMAT]Where stories live. Discover now