Chapter 42

15.4K 1.5K 28
                                    


Happy reading

_○_

Hari telah silih berganti, Selena masih merasa sedih karena tak bisa mengantar Sarah menuju tempat barunya di Bandung. Ia masih tak tega melihat Sarah pergi seorang diri, Ayahnya melarang keras siapapun yang mau mengantar Sarah menuju Bandung, termasuk Melisa. Ya, itu dikarenakan Ayahnya ( Zayden ) masih tersulut emosi karena tau Sarah di keluarkan dari sekolah dan juga saham perusahaannya mendadak turun karena aksi Sarah itu, ada banyak rekan bisnis yang membatalkan kerjasamanya dengan perusahaan Wiley setelah tau anaknya itu pelaku Bullying ditambah juga ada sebuah video yang kembali beredar saat Sarah mengancam teman-temannya dan akan memecat orang tua yang bekerja di perusahaan Wiley.

Sekarang Zayden tengah sibuk menaikan kembali sahamnya dan berusaha mempertahankan perusahaan di posisi yang stabil seperti dulu. Sahamnya yang mendadak turun drastis itu dikarenakan perusahaan yang sangat berpengaruh yaitu Anggara company menarik sahamnya kembali saat tau anaknya pelaku Bullying.

Ya semua orang tahu, bahwa putri bungsunya adalah korban Bullying hingga ia meregang nyawa ditangannya sendiri karena depresi. Jadi wajar saja perusahaan Anggara sangat membenci apapun itu kasus Bully, perundungan atau senioritas dll.

"Ayah minum tehnya dulu," ucap Selena sembari meletakan teh hangat dimeja kerja Ayahnya itu.

Zayden yang tengah memijat keningnya sembari menatap laptop mengalihkan pandangannya menuju Teh yang disajikan putri nya itu.

Selena tak sengaja membaca informasi yang tertera di laptop. Selena mengerti apa yang tengah di pikirkan Ayahnya itu hingga tak tidur 2 hari karena terus memantau perkembangan perusahaannya. Keluarganya memang sudah kaya, namun jika perusahaannya dibiarkan kehilangan sebagian besar sahamnya dari beberapa perusahaan, bisa di pastikan tidak lama lagi perusahaan yang di bangun dengan kerja keras Ayahnya itu bisa saja gulung tikar.

"Ayah Selena akan coba bantu Ayah," gumam Selena lalu pergi meninggalkan ruang kerja ayahnya itu.


___

Anggara company, itulah nama gedung tinggi yang saat ini berada di depannya. Selena melangkahkan kakinya menuju gedung itu, menurut informasi yang tertera di laptop ayahnya, Anggara company adalah salah satu perusahaan besar yang menyimpan saham sebesar 30% di perusahaan ayahnya, namun tiba tiba sahamnya di tarik kembali oleh sang pemilik yang membuat Wiley'sCrop mengalami penurunan Saham yang sangat drastis. Bayangkan saja saham sebesar 30% tiba tiba ditarik begitu saja, sudah dipastikan banyak kerugian yang diterima perusahaan ayahnya itu.

"Ada yang bisa di bantu mbak?," tanya Recepsionist dengan ramah.

"Apakah saya bisa bertemu dengan pemilik perusahaan ini?," tanya Selena sembari meremas ujung roknya, tiba tiba ia merasa gugup.

"Maaf apakah mbak sudah membuat janji dengan Tuan Vito?," tanya pegawai itu lagi.

"Belum eumm ta-tapi ini penting saya mau bicara sama pak Vito," ucap Selena bingung harus bagaimana ia harus menemui pemilik perusahaan ini, namun dia bukan sembarangan orang yang mau menemui siapa saja tanpa perjanjian terlebih dulu.

"Maaf mbak tidak bisa," ucap pegawai itu dengan senyum canggung.

"Selena?," tanya seseorang di belakangnya.

"Selamat siang tuan muda," sambut pegawai yang tadi melayaninya. Segera saja Selena membalikan badannya dan disana terdapat Juna yang baru saja memasuki gedung ini.

Selena menatap Juna tak percaya, bisa bisa nya ia bertemu dengan Juna.

"Lo ngapain di sini?," tanya Juna bingung.

"Eumm a-aku mau ketemu sama pemilik perusahaan ini, ta-tapi aku gak buat janji dulu. Jadi katanya gabisa," ucap Selena melirik ke ruangan dalam gadung itu.

"Lo mau ketemu bokap gue? Ngapain?," tanya Juna terheran heran.

"A-apa ? Bo-bokap? Jadi i-ini punya Papa kamu,?" Tanya Selena menatap Juna kaget, selama ini ia tak tau jika Papanya adalah seorang pembisnis besar, karena yang ia tau keluarga Juna hanya memiliki restoran yang di kelola ibunya.

"Iyaaa, lo mau ketemu bokap kan, ayo ikut sama gue," ujar Juna sembari menarik tangan Selena untuk mengikuti langkah lebarnya.

___

Siang telah berganti malam, Seorang gadis tengah duduk di bangku taman rumahnya dan menengadah untuk melihat indahnya gemerlap bintang di langit yang pekat itu.

Selena masih berharap Om Vito mau berkerjasama lagi dengan perusahaan ayahnya, tadi siang ia sudah memohon kepadanya, namun kelihatannya pemilik perusahaan besar itu masih ragu lalu Juna pun membisikan sesuatu kepada Om Vito entah apa yang dibicarakannya, karena dengan seketika Om Vito mengangguk samar lalu menyuruh Selena untuk menunggu beberapa hari sebelum keputusannya diambil.

"Nak? Sedang apa malam malam diluar? Ayo masuk ,"

Selena menoleh melihat Ayahnya berjalan kearahnya dengan senyum hangat.

"Selena pengen liat bintang yah," jawabnya sembari menengadah.

"Kenapa ngga dilantai atas aja Lena? Di sanakan ada teropong, lebih jelas juga" ujar Zayden lagi.

"Ngga papa, disini juga jelas yah, oh iya Sarah sampe Bandung jam berapa yah?," ucap Selena yang seketika teringat adik tiri yang 2 bulan lebih muda itu.

"Sarah udah sampai dari jam 1 siang, tadi Ayah udah telpon Budhe," jawab Zayden sembari mengelus rambut putrinya itu.

"Lena kapan kapan pengen lihat ke Bandung yah, pengen ketemu Sarah, Lena pengen hubungan kita baik baik aja. Lena gamau terus terusan gak akur,"

"Iya nanti kita jenguk bareng, ayah juga berharap semoga dengan keputusan ayah mengirimnya ke Bandung bisa merubahnya menjadi lebih baik lagi."


____

Beberapa hari kebelakang aku lagi seneng banget baca cerita tentang transmigrasi ke jaman kerajaan, dan aku marathon baca dari yang udah tamat sampai yang masih on going ternyata seru seru ceritanya😁 gatau kenapa mood bacaku lagi bagus banget sampe sampe lupa sama cerita sendiri yang belum update hehee

Sekarang mungkin gak nentu kapan up nya tapi aku pastiin ini bakal segera tamat tapi gatau juga sih berapa part lagi untuk sampe ending. Ku harap masih ada yang betah nungguin cerita ini🤗😁

See you in the next Chapter guys

Beauty [TAMAT]Where stories live. Discover now