Chapter 22

15.9K 1.7K 6
                                    

Happy Reading

_○_

Tak terasa sudah 1 minggu Selena mengajar  Juna dan lihat nilai di akuntansinya menjadi lebih baik. Apalagi yang membuat Selena bahagia selain melihat orang yang ia ajari mendapat nilai yang bagus.

Selena pun kemarin sempat bertemu dengan kedua orang tua Juna. Mereka sangat baik dan mereka pun berterima kasih padanya karena telah mengajari Juna hingga ia mendapat nilai 9,0 di pelajaran Akuntansi. Sungguh itu pencapaian besar Juna yang tadinya hanya mendapat nilai 4,5 di pelajaran Akuntansi.

___

Della berjalan menuju pasar dengan membawa beberapa sayuran untuk ia jual, tak lupa dengan masker yang selalu bertengger di wajahnya.

Della pun hendak menyebrang dan saat berada ditengah jalan tiba tiba-

Citttttttt

BRAAKKKK

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan diatas rata-rata dan menabrak tubuh kurus Della hingga terbanting jauh ke sisi jalan. Darah segar mengucur di kepala dan kakinya, Della  tak sadarkan diri. Sedangkan Mobil yang tadi menabraknya berlalu begitu saja meninggalkan Della yang terbaring tengkurap disisi jalan.

Para warga mengelilingi Della dan beberapa diantaranya memanggil ambulance. Della pun segera di bawa kerumah sakit.

____


"Selena kamu di panggil kepala sekolah," ucap Seorang  guru yang saat ini berada di depan pintu kelasnya.

Selena pun pamit pada Bu Claira yang tengah mengajar bahasa inggris di kelasnya.

Dengan jalan yang agak tergesa entah perasaanya merasa tak enak, tidak biasanya pak kepsek memanggilnya.

Tok tok tok

"Silakan masuk," jawab Pak kepsek dari dalam  ruangan. Selena pun masuk dan berdiri di depan meja Pak kepsek dengan jantung yang berdebar entah Selena merasa ada suatu masalah yang terjadi entah tentang di sekolahnya ataupun yang lainnya.

"Kamu hari ini bapak ijinkan pulang, nanti kamu di antar sama Mang Diding ya," ucap Pak Endang selaku Kepala Sekolah ini.

Selena mengerutkan keningnya bingung kenapa tiba tiba ia disuruh pulang.

"Ta-tapi pak ada apa? Selena gak berbuat salah kan? Nilai Selena tetap stabil kan pak? Beasiswa Selena gak di cabutkan?," tanya Selena khawatir.

" jangan pikirkan tentang itu. Kamu memang selalu memiliki nilai sempurna. mana bisa bapak mencabut beasiswa dari siswi terpintar. Kamu turutin saja perkataan bapak,"  ucap Pak Endang. Selena pun mengangguk pasrah  dan pergi menuju kelasnya untuk mengemas beberapa bukunya kedalam tas.

Di depan gerbang ternyata sudah ada Mang Diding yang tengah duduk di atas jok motor supranya.Selena pun naik di jok belakang.

"Mang bukannya rumah Selena belok ke kiri ya, kok malah lurus?," tanya Selena yang semakin bingung,.

"Sebenarnya Mamang mau antar kamu kerumah sakit neng," 

"Hah emangnya kenapa Mang, Selena gak sakit kok," ucapnya lagi.

"Ibu Della neng i-ibu Della kecelakaan,"

Deg

"I-ibu ke-kecelakaan," ucap  Selena dengan suara bergetar.

"Ayo cepat Mang, ayo," ucap Selena dengan air mata yang jatuh begitu saja. Dan tangannya menepuk pundak mang Diding untuk menlajukan motornya dengan kencang.

___

"Aduhhh gimana kalo Suamiku tau, kalo aku nabrak wanita itu," ucap seorang wanita yang tengah mondar mandir dikamarnya itu dengan tubuh yang bergetar shock karena menabrak seorang wanita.

"Untung aku tadi pake mobil temen jadi gak bakal ada yang curiga sama aku," ucapnya lagi berusaha menenangkan hatinya.

Wanita itupun berusaha untuk terlihat biasa biasa saja dan seolah tidak terjadi apa-apa.

___

Sedangkan di sebuah ruangan rumah sakit terdapat Selena yang terus saja menangis disamping ibunya yang masih tak sadar. Terdapat perban dikepalanya. Dan kaki ibunya pun di pakaikan gift karena mengalami patah tulang yang di sebabkan beturan keras di lutut dan betisnya.

"Ibu harus kuat yahh hiks Ibu harus bangun, Na-nanti Le-lena sama siapa ka-kalo gak ada ibu hiks," ucap Selena sambil menangis tersedu.

Selena menggenggam tangan hangat milik ibunya.   Dan mengecupnya berkali kali.

"Udah Lena bilang hiks biar Lena aja yang kerja gak papa Lena gak sekolah juga hiks," Ucap Selena kembali. Sungguh sebenarnya ia akan meninggalkan sekolahnya itu demi merawat ibunya agar ia tidak pernah kelelahan. Agar ia saja yang bekerja dan membiarkan ibunya dirumah saja. Namun Della tak mau Selena putus sekolah karenanya. Ia akan terus mencari uang demi anaknya menjadi sukses kelak dan menjadi wanita yang mandiri.

Sekarang lihat betapa sedihnya Selena saat melihat kondisi ibunya saat ini.  Untuk membayangkannya pun Selena tak sanggup.

Ya , Hati siapa yang tak sedih melihat orang satu satunya yang ia sayang terbaring tak berdaya.

____

Heumm kasihan Selena ya..
Author doain deh Semoga ibu Della cepat  sembuh ya Lena...


See you guys😚

Beauty [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang