Chapter 3

21.3K 2.4K 34
                                    

Matahari pagi pun bersinar dengan terang, Selena mengusap dengan hati hati peluh di keningnya sambil terus menggoes sepeda tuanya. Gerbang sekolah pun telah terlihat, ia cepat cepat menggoes sepedanya dengan semangat.

Selena segera memarkirkan sepeda tuanya di tempat biasanya, namun tempat itu sudah terisi oleh motor sport berwarna merah. Ia tidak ambil pusing ia parkirkan saja di samping motor sport tersebut dan bergegas menuju kelasnya.

Di tengah perjalanan menuju kelas nya terdengar beberapa siswi yang berbisik bahkan menyorakinya. Selena hanya menunduk ini adalah hal biasa baginya.

"Eh eh si buruk rupa tuh"

"Gak punya malu ya dia masih mau aja sekolah disini, harusnya dia sadar diri dong ini tuh sekolah elit masa ada upik abu kek dia, hahaha"

"Pagi pagi aja udah dekil banget apalagi kalo malam, aduh tambah tebel tuh ama daki, jijik gue"

"Heh buruk rupa kapan lo cantiknya? Ups mana bisa sih modelan kek begitu bisa cantik ya nggak? Hahaha"

"Iya ya hahaha"

Selena terus saja berjalan tanpa menghiraukan ucapan mereka yang terkadang menyinggung nya.

_

Setelah sampai di kelasnya ternyata baru empat orang yang datang. Dan salah satunya si ketua kelasnya Rayn, Selena pun segera menghampiri Rayn.

"Emm ini surat ijin campingnya" ucap Selena gugup.

Rayn mendongak untuk melihat siapa yang memiliki suara merdu itu, dan buyar lah harapan Rayn, awalnya ia kira itu adalah Nesha siswi tercantik di kelasnya, namun judes dan galak.

"Oh simpen aja"ucap Rayn acuh dan kembali memainkan gamenya.

Selena menuruti perintah Rayn, dan menyimpan surat ijinnya itu di meja. Setelah itu ia berjalan menuju tempat duduknya di pojok sana. Ia tak memiliki teman sebangku karena mana mungkin ada yang mau berteman dengan si buruk rupa pikirnya.

Tidak lama kemudian kelas pun menjadi riuh, siswa siswi pun mulai berdatangan.

Kring kring kring

Bel masuk pun berbunyi, semua guru yang memiliki jadwal di jam pertama segera bergegas menuju kelas-kelas.

"Selamat pagi" ucap Bu Claira sebagai guru mata pelajaran Ipa.

"Pagi bu" seru murid kompak.

Acara belajar mengajar pun, berlangsung dengan baik walau ada sedikit keributan yang di buat siswa lelaki karena pembahasan hari ini mengenai Bab Reproduksi. Dan itu sangat sensitiv bagi perempuan namun sangat menyenangkan bagi laki-laki.

Tak terasa bel istirahatpun mulai berkumandang.

Kring kring kring

"Jangan lupa kerjakan soal di halaman 64. Ibu pamit sampai jumpa di minggu berikutnya" ucap bu Claira sambil berjalan menuju keluar kelas.Suasana kelaspun kembali ramai.

Setiap bel istirahat Selena pergi menuju taman belakang sekolah untuk memakan makanan yang di bawanya dari rumah, ia tak pernah sesekalipun menginjakan kakinya di kantin, ia takut jika ia akan mendapatkan cacian hinaan dan sebagainya. Apalagi jika ia mendapat bullyan, ia takut jika ia disiram dengan apapun itu yang berbentuk cairan, dan membongkar semua yang telah ibunya sembunyikan dari ia waktu kecil.

Setelah selesai makan Selena segera bergegas menuju kelas namun saat ia akan berbalik ia malah menabrak seseorang.

"Aduhh maaf ya" ucap Selena seraya membenarkan kacamata perseginya itu.

Orang yang di tabraknya hanya diam memandang wajah Selena. Selena yang merasa di tatap intens pun mendongakan wajahnya dan melihat siapa yang ia tabrak itu.

Arjuna Dwi Anggara

"Permisi" setelah pamit Selena segera pergi meninggalkan Juna lalu kembali menunuduk.

Juna hanya terdiam saat Selena melintas di sampingnya ia mencium aroma strawberry yang menguar saat berada di dekat Selena dan itu begitu menyegarkan otak dan pikirannya.

Lalu Juna pun kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, ya Juna juga sering mengunjung taman belakang sekolah namun baru sekarang ia tau bahwa si buruk rupa itu juga sering mengunjungi tempat ini.

Setiap Juna ke taman belakang sekolah ia selalu memanjat pohon mangga ia akan bersantai di sana bahkan sampai tertidur karena saking sejuk dan nyamannya.

Juna menunduk dan tak sengaja ia melihat baju seragamnya terlihat sedikit kotor di bagian dada, Juna ingat itu adalah tempat tadi Selena menabraknya.

Juna mengernyit ia heran kenapa bisa kotor, apa benar kata Sarah kalo ini itu akibat kulitnya yang dekil itu? Kalo Selena memang jarang  mandi kenapa ia tidak bau badan malahan ia memiliki aroma yang begitu menyegarkan?.

Juna pun memegang seragam nya yang kotor itu, dan mendapati kotoran menempel pada seragamnya.

Juna semakin bingung, kenapa bisa sekotor ini? Kotor di seragamnyapun mulai berkurang setelah ia menepuk  di bagian kotor tsb.

Ada yang aneh dengan si buruk rupa itu. - batin Juna

___

Wah Juna udah mulai curiga. Gimana menurut kalian ? Apakah rahasia Selena akan terbongkar atau malah semakin rumit di ketahui orang?

👋
Dijahra04

Beauty [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang