Chapter 13

17K 1.8K 25
                                    

Happy reading guys

_○_


Juna menatap langit langit kamarnya ia menerawang memikirkan Selena entah ia sangat penasaran kenapa ia terasa familiar. Sepertinya Juna menemukan seseorang yang hampir mirip dengan Selena tapi dimana.

"Ck kenapa se penasaran ini," ucap nya lalu berusaha  mengalihkan pikirannya itu dan memainkan ponselnya.

"Junaaaaa" ucap Desri atau bundanya yang memanggilnya.

Juna pun beranjak menghampiri bundanya itu.

"Apa bun?," tanya Juna sembari menatap bundanya.

"Di panggil papah keruang kerja" Ucap Bundanya memberi tahu.

Juna mengangkat alisnya bingung, pasalnya ia tidak berbuat salah kenapa harus di panggil ke ruang kerja papahnya, yap setiap Juna di panggil keruang kerja pasti ada suatu masalah  yang menimpanya, namun hari ini Juna tak merasa membuat masalah setelah 5 tahun yang lalu saat ia berkelahi dengan temannya.

Ceklekk

"Ada apa pah?," tanya Juna dan menghampiri meja sang papahnya.

"Kamu tidak tau apa yang mau di omongin papah?," tanya Vito pada  putra satu satunya.

Juna hanya menggeleng bingung.

"Papah dapat laporan dari sekolah tadi, bahwa nilai akuntansi kamu makin sini makin anjlok, kenapa?," tanya Vito sembari menatap putranya.

"Oh itu, ya karena gak bisa dan gak mau bisa," ucap Juna tenang, pasalnya selama ini ia tidak suka dengan pelajaran Akuntansi yang membuatnya bingung apalagi jika sudah di tugaskan membuat Jurnal dan buku besar dengan contoh nominal yang sangat besar dan bahkan milyaran, angka nol nya ituloh bikin pusing. Menurut Juna matematika lebih baik dibanding akuntansi yang cuman ngitung uang gaib.

"Kamu itu calon pembisnis masa nilai Akuntansinya 4.5 ?  Bagaimana bisa kamu ngelola bisnis papah nantinya. Jadi papah udah minta sama pihak sekolah untuk mencarikan murid pintar buat les tambahan kamu. Dan mulai besok kamu akan belajar dengan murid pilihan guru akuntansi itu sendiri.," jelas papahnya yang tidak bisa Juna ganggu gugat.

"Hem yaudah pah," Juna hanya pasrah mendengar ucapan Papahnya itu, karena mau bagaimanapun ia menolak papahnya akan berpegang teguh dengan pilihannya jadi ia tak mau membuang tenaga dengan percuma.

___

"Mamihhhhh Handphone aku udah lecet aku mau ganti yang baru," ucap gadis manja itu pada ibunya.

"Yaudah nanti Mamih bilang ke ayah kamu buat beliin handphone baru," Ucap Melisa dan beranjak menuju ruang kerja suaminya itu.

"Yesss Mamih emang terbaik," ucap Gadis yang bernama Sarah.

Sedangkan di ruang kerja Melisa berusaha membujuk Zayden suaminya untuk menuruti kemauan putrinya itu.

"Mami Sarah beli handphone sebulan yang lalu loh, masa harus beli lagi itu masih baru terus juga keluaran terbaru." Ucap Zayden yang tak habis pikir dengan pola pikir anaknya itu yang mudah bosan dengan sesuatu.

"Tapi udah ada lecet lecet dikit yah, udahlah kasian turutin aja," bujuk Melisa lagi.

"Tapi kan masih bagus dipake juga. Bukan Ayah gamau nurutin Sarah, tapi Sarah harus belajar hemat jangan boros, kita memang orang berpunya tapi jangan menghambur hamburkan uang hanya untuk hal yang gak bermanfaat, kalo hp Sarah rusak baru Ayah belikan hp termahal sekalipun," ucap Zayden, ya ia sangat ingin mengajari anaknya untuk hemat walaupun ia anak orang kaya yang bahkan jet dan pulau pun bisa ia beli. Namun ia ingin menghilangkan sifat boros Sarah yang harus beli barang baru jika ia bosan padahal barang kemarin masih bagus.

"Ayah jangan pelit pelit sama anak sendiri," ucap Melisa lagi.

"Pokoknya enggak ya enggak," tolak Zayden keukeuh.

Melisa pun cemberut dan pergi meninggalkan Suaminya itu.

___

Semoga suka, enjoy!

Beauty [TAMAT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum