[26] truth

2.9K 372 5
                                    

Manusia memang egois. Egois dalam hal positif atau bahkan negatif. saat ini Rosetta masih saja tak ingin membuka hati lagi untuk Jeffrey. Tak ada rasa lelah bagi Jeffrey untuk terus mengejar Rosetta. Bagaimanapun ini harus segera terselesaikan. Semakin mengulur segala hal, semakin lelah juga batin dan fisik mereka berdua.

"sampek kapan kita kayak gini?" Jeffrey mencekal tangan Rose yang akan keluar dari gedung kampus. 

"Kita gak bisa terusan kayak gini. Ayo kita omongin baik-baik." Jeffrey lalu menuntun Rose untuk masuk ke dalam mobilnya. Membawanya entah kemana. Dan kali ini Rosetta tidak menolak. sepertinya dia cukup lelah dengan aksi kucing-kucingan dengan Jeffrey. 

Jeffrey hanya membawanya ke rooftop yang biasa mereka kunjungi. Kini mereka sudah duduk di atas kasur kuning yang terbentang seperti biasanya. Rose cukup merindukan tempat favoritnya dengan Jeffrey ini. Selanjutnya Jeffrey mulai berbicara dengan Rosetta dan menyelesaikan permasalahan dan salam paham antara mereka berdua. 

"Hak kamu emang kalo kamu kecewa sama aku. dan aku minta maaf soal itu." ucap Jeffrey memulai percakapan mereka.

Rosetta masih diam. Jujur saja dia sangat ingin memeluk Jeffrey sekarang. Laki-laki itu terlihat sedikit pucat. kejadian beberapa hari lalu kembali terputar di ingatannya.

3 Hari yang lalu 

Pintu apartemen Rose diketuk beberapa kali. Hal itu tentu saja membuat Rosetta takut. dia takut jika itu adalah papanya. 

dengan perlahan Rosetta melihat intercom untuk memastikan siapa yang datang. dan dia dapat melihat Julia. Kekasih dari adik Jeffrey. Rosetta sangat ragu apakah dia perlu membukakan pintu untuk Julia atau tidak. dengan segala kebimbangan itu, akhirnya Rosetta memutuskan untuk membuka pintu apartemennnya. Hal pertama yang ia lihat adalah senyum Julia yang membuat matanya menyipit manis. Sangat mengingatkan pada Jeno yang memiliki senyum serupa. 

.

.

.

.

Julia mengeluarkan segala sesuatu yang dia bawa di dalam paper bag. Ada berbagai macam makanan dan juga bahan makanan yang belum diolah. Jika kalian menganggap ini atas permintaan Jeffrey, kalian salah. Julia berada di sini karena permintaan Bunda Jeffrey. Hanya pada Julia, Bunda Jeffrey meminta tolong pada Julia agar memastikan bahwa Rosetta baik-baik saja. Mengetahui sedikit permasalahan yang terjadi di kehidupan Rosetta serta hubungannya dengan anaknya sedang tidak baik-baik saja, menjadikan Bunda Jeffrey tidak tega jika Rosetta hidup sendiri dan menutup semua pintu kehidupan yang dia miliki. 

"Tante Tiffany yang nyuruh aku kesini dan ngasih ini semua kak." Ujar Julia dengan senyumnya. 

Rosetta hanya diam sambil memperhatikan setiap barang-barang yang Julia bawa. 

"Kakak udah makan? makan yuk! nih Tante Tiffany tadi bikin bubur manado." Julia mengeluarkan dua tupperware berisi bubur manado yang tadi dia bawa. 

Disinilah mereka, duduk berdua di meja makan sambil memakan bubur manado buatan Bunda Jeffrey. 

"Bu Tiffany baik kan?" tanya Rosetta. 

Masih dia ingat saat Julia takut ketika diajak bertemu dengan kedua orang tua Jeffrey dan Jeno. 

Julia hanya tersenyum malu-malu menanggapi ucapan Rose. 

"tadi kesini sama siapa?" tanya Rose lagi. 

"dianter sama Jeno kak." 

Rosetta mengangguk dan kembali melanjutkan acara makannya. 

Romansa • Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang