[5] Jeffrey

5.1K 661 48
                                    

Ransel yang entah bagaimana bisa menjadi item yang mampu menyempurnakan penampilan Jeffrey hari ini. apalagi dengan santai dia memakai ransel itu setelah turun dari mobil HRV berwarna abu miliknya. tak ada gadis yang akan melewatkan pemandangan indah itu.

"Jeffrey!"

mendengar namanya di panggil, Jeffrey langsung membalikkan badannya. nampak seorang gadis yang baru saja turun dari motor KLX yang memberikan helmnya pada sang pemilik motor, lalu berlari ke arah Jeffrey.

"ada apa Chel?"

"bareng yuk?" ajak gadis bernama Chelsea ini.

"tungguin Mingyu sekalian." Jeffrey memilih menunggu Mingyu yang sedang menata tatanan rambutnya yang berantakan akibat helm full face nya.

tak lama Mingyu berjalan dengan santai lalu mendekat ke arah Jeffrey dan Chelsea berdiri.

"kenapa sih lo makin hari makin ganteng? pusing gue." sapa Mingyu pertama kali dengan bergelanyut di lengan Jeffrey.

"najis ya." jawab Jeffrey.

Mingyu memang menyukai Chelsea, dia juga tau kalau Chelsea menyukai Jeffrey. tapi itu tidak menjadi penghalangnya untuk berteman baik dengan Jeffrey. selama ini dia tidak menyalahkan Jeffrey karena Chelsea menyukainya. bagi Mingyu biarkan dia berusaha dengan caranya sendiri agar Chelsea menyukainya. Jeffrey tidak melakukan apapun, dan tidak ada alasan bagi Mingyu untuk membenci Jeffrey.

mereka bertiga akhirnya berjalan bersama menuju kelas pertama mereka.

"Jeno masuk BEM juga ya Jeff?" tanya Chelsea.

"iyaa." jawab Jeffrey singkat.

selanjutnya Chelsea hanya mengangguk karena tidak tahu harus bertanya apa lagi.

"bang Jeff!" teriak seseorang dari lorong.

Jeffrey dan kedua orang yang sedang berjalan bersamanya langsung menoleh secara bersamaan.

"lo berangkat with Jeno?"

Chelsea mengerutkan keningnya, aneh menurutnya. dia melihat seorang anak laki laki yang cukup tampan tapi aksennya cukup aneh.

"dia naik motor tadi. kenapa Mark?"

"oh my gosh. dia pasti forget bawa gitar deh."

Jeffrey sudah sangat hafal dengan Mark. cowok blasteran Jakarta Amerika itu memang aksennya aneh. karena dia benar benar mencampurkan bahasa indonesia dengan bahasa inggris. bukan ala anak jaksel, tapi memang seperti itu cara dia berkomunikasi.

"buat apaan? butuh banget?" tanya Jeffrey.

"iya bang. i have to ngisi acara seminar di atas. dan kalo Jeno gak bring gitar, trus gue harus tampil pakek apa? mana 10 menit again acaranya mulai. " Mark terlihat sangat panik.

Jeffrey sangat ingat, Jeno tidak membawa gitar tadi. lalu bagaimana dengan Mark?

Jeffrey diam mencoba memikirkan solusinya. mata Jeffrey tiba tiba menemukan seseorang yang mungkin bisa menyelamatkan Mark. dan mungkin adiknya. karena Mark pasti akan mengomeli Jeno sehabis habisnya nanti jika Mark tidak mendapatkan gitar.

"lo tunggu sini"

Jeffrey lalu berlari meninggalkan Mark, Mingyu dan Chelsea di tempat itu.

"Rose?" sapa Jeffrey saat Rose baru saja mengunci mobilnya.

Rose hanya mengerutkan dahinya saat melihat Jeffrey datang dengan nafas yang tersengal sengal.

"bukannya kerkel nanti sore?" jawab Rose.

Romansa • Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang