[1] Rekruitmen

18.9K 1.1K 52
                                    

Semua anggota BEM terlihat sibuk dengan map kuning yang sudah di pegang oleh beberapa orang. hari ini ada jadwal seleksi anggota baru. dan kebanyakan berasal dari angkatan 2018.

"Jeff, lo ada di batch berapa?" seorang laki laki berbadan tinggi besar ini berjalan menghampiri laki laki bernama Jeffrey.

"batch 6 bang. lo?"

"gue mana ikutan. gue cuma mau monitor aja."

Jeffrey mengangguk lalu melanjutkan langkahnya memasuki ruangan yang akan digunakan untuk interview.

laki laki berbadan besar tadi bernama Johnny. dia merupakan ketua BEM fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun ini. siapa yang tidak tahu dengan Johnny? hampir tidak ada. dia menang telak saat pemilu dengan poin 90%. sikap ramah dan easy going nya itu yang menjadikan dia cukup terkenal bahkan sebelum masuk organisasi.

dan Jeffrey. dia adalah wakil ketua BEM nya. bagaimana bisa Johnny dan Jeffrey bisa kalah? tidak akan ada yang akan menyianyiakan kesempatan untuk dapat melihat kombinasi sempurna ini.

Selain menjadi anggota BEM, sebelumnya Jeffrey merupakan anggota sub bidang musik di fakultasnya. jelas membuat popularitasnya meningkat semenjak tampil perdana pada acara maba di tahun pertama dia kuliah. tapi, Jeffrey sedikit pendiam. dia bukan tipe orang yang banyak bicara.

"lah ini kok..."

setelah acara interview, seluruh anggota BEM berkumpul dia ruang sekretariat untuk menentukan siapa yang pantas menjadi bagian dari mereka.

"kenapa bang?" tanya Jaka, anggota paling kepo di organisasi ini.

"Jen ini serius lo? nama nama ini yang lolos?" tanya Tian yang sedang menginput nama peserta yang lolos ke laptop.

"yaiyalah nyet. kenapa?" jawab gadis bernama Jennie.

"Arjeno, Nathala, Rendy, Haikal. YALLAAHH HAIKAL RAMAMI JUGA??"

"lah mereka ikutan?" Dhanesa mulai melihat berkas yang sedang dipangku Tian.

"buset daah jadi apa kalo si Haikal lolos... berantem mulu dah tuh sama Dhanes." gumam Tian jelas di dengar oleh seluruh anggota inti BEM.

"adek lo minat juga ikut organisasi?"

"iya, nyokap yang nyuruh." jawab Jeffrey seadanya menanggapi pertanyaan Tian.

Setelah kehebohan yang disebabkan oleh Tian berakhir tepat saat jam menunjukkan pukul 5 sore. semua langsung membereskan pekerjaan masing masing dan meninggalkan ruang sekret.

tepat ketika Jeffrey, Jaka dan Windu berada di parkiran, serentak langsung menghentikan langkah saat mendengar sesuatu.

*dengerin mulmed

Jigeum nae nune jeil areumdaun geon
neoya baby
neol hyanghan nae mami donimyeon ama
nan billionaire

neol johahae

really really really really
nae mameul badajwo oh wah...
Really really really really
Neol johahae
Really really really really
Nae mameul badajwo oh wah
Really really really really
Neon na eottae?

semuanya langsung mengalihkan pandangannya pada seorang wanita yang duduk di bawah pohon sambil memainkan gitarnya di depan dua anak yang sering berjualan gorengan di depan gedung kampus.

"emang gak ada saingan kalo si Rose mah." celetuk Jaka memberi tepuk tangan yang pertama pada penampilan Rose.

"hi Rose!" sapa Jaka dengan semangat, namun dilewatkan begitu saja oleh Rose. dia tidak menanggapi bahkan melirik ke arah Jaka.

Romansa • Jaerose ✔Where stories live. Discover now