[17] yes

3.8K 478 27
                                    

Di sinilah sekarang mereka. duduk di ruang tamu unit apartemen milik Rose. tidak ada yang bisa Rose suguhkan untuk Jeffrey.

"sorry ya, gak ada apa apa di sini." suara Rose memecahkan keheningan.

Jeffrey hanya tersenyum sambil memperhatikan Rose. ada beberapa lebam yang masih sangat terlihat dari wajah Rose. terutama sudut bibirnya. dia masih ingat, lebam di sudut bibirnya belum pudar dan sekarang terlihat lebih parah.

Rose yang merasa terus diperhatikan oleh Jeffrey, tentu saja merasakan canggung.

"bentar deng gue liat dulu di kulkas." Rose bangkit dari duduknya dan hendak menuju dapur untuk melihat isi kulkas.

Jeffrey membiarkan Rose pergi menuju dapur. sejenak dia memikirkan apa yang beberapa saat lalu dia lakukan. tapi sungguh, dia benar benar khawatir. pasti ada sesuatu yang terjadi pada Rose, hingga dia harus pindah seperti ini.

Rose datang dengan membawa dua buah Cola kaleng.

"cuma ada ini ternyata." ucapnya.

Jeffrey mengangguk sejenak. lalu kembali memperhatikan wajah Rose.

"gue gak papa Je." Rose yang sadar terus diperhatikan oleh Jeffrey akhirnya bersuara.

"gimana bisa lo gak papa?" jawab Jeffrey cepat.

Rose hanya tersenyum. sepertinya memang cuma Jeffrey yang tau tentang masalah hidupnya. secara alami dia tau tentang segalanya. terutama kehidupan Rose dibalik rambut merahnya itu.

"tau darimana kalo gue di sini? pasti si Dika Dika itu ya?"

"besok ikut gue. gak ada penolakan." Jeffrey tidak menjawab pertanyaan Rose, dia justru memberikan sebuah instruksi.

"ada tempat apalagi?" Rose melemparkan sebuah senyum yang sangat teduh, menurut Jeffrey. dan sepertinya ini pertama kalinya Rose menampilkan senyum seperti itu.


Entah kenapa hari ini Rose sangat bersemangat ketika Jeffrey mengajaknya entah kemana. tapi dia selalu menantikan ini.

ia turun dari unit apartemennya dan saat sampai di lobby, Rose dapat melihat Jeffrey yang hendak masuk ke dalam gedung apartemen. Senyum Rose seketika mengembang saat melihat kehadiran Jeffrey. gadis itu seketika berlari untuk menghampiri Jeffrey.

Laki laki itu melihat Rose yang berlari, seketika tersenyum. dia merasa bahwa Rose sangat lucu.

"gausah lari kenapa sih? gak akan gue tinggal juga." Jeffrey menepuk ujung kepala Rose dengan gestur gemas.

"awas." Jeffrey tiba tiba menarik pundak Rose, yang seolah dia memeluknya. ada sebuah mobil yang lewat hampir menyerempet tubuh kecil Rose.

"yuk!" tanpa sadar Jeffrey menggenggam tangan Rose. dan tidak ada penolakan dari Rose.

hati apa kabar? batin Rose tak karuan.

Setelah melewati perjalanan sekitar 20 menit mereka sampai di sebuah tempat yang Rose sendiri tidak yakin apa ini. saat masuk Rose baru sadar ini merupakan tempat pembuatan gitar.

"nih ada yang pengen tau proses bikin gitar."

"haloo gue Cakra."

"Rosetta." jawab Rose sambil menerima uluran tangan dari Cakra.

setelah itu Rose dan Jeffrey mengikuti Cakra untuk menunjukkan proses pembuatan gitar yang menurut Rose sendiri cukup rumit. detail dan segala sesuatunya harus sempurna.

Romansa • Jaerose ✔Where stories live. Discover now