[29] hangat

3.7K 382 7
                                    

Pagi ini kampus terasa lebih ramai, entah ini perasaan Rose dan Jeffrey saja atau memang orang-orang terlihat banyak yang bergerombol seperti membicarakan sesuatu. Rose dan Jeffrey telah menjalankan kehidupan normalnya seperti sebelumnya sejak satu minggu yang lalu. Bahkan bisa dibilang hubungan mereka jauh lebih baik, banyak yang tidak menyangka jika ternyata mereka sudah baikan. Gosip bahwa Roseta dan Jeffrey mengakhiri hubungan menyebar dengan sangat cepat entah bagaimana awalnya. Tidak heran, keduanya memang dianggap sebagai pasangan yang fenomenal di kampus. 

"nih orang-orang pada kenapa deh?" tanya Rose saat sampai di meja kebesaran Jeffrey dan teman-temannya. Tak lupa ada Lisa juga di sana. 

Lisa saling melemparkan pandangan pada teman-teman Jeffrey. Ragu untuk menceritakan pada Rose. 

Lisa menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Edwyn ketangkep polisi." 

Baik Rose maupun Jeffrey, keduanya terkejut dengan ucapan Lisa. 

"hah? kenapa? ada apa?" Rose tentu saja tak habis pikir apa yang menyebabkan Edwyn sampai tertangkap oleh polisi. Selama Rose mengenal Edwyn, mantan pacarnya itu bukan tipe orang yang akan melakukan tindak kriminal. 

"katanya dia yang ngebantu buronan pengguna narkoba buat kabur. trus buronannya ketangkep dan buka mulut." Jaka menambahkan. 

Rose terdiam dan sedikit berpikir tentang kasus yang menimpa Edwyn. Membantu pengguna narkoba. Seingat Rose, Edwyn tidak memiliki kenalan orang seperti itu. bagaimana bisa Edwyn berhubungan dengan seorang pengguna dan membantunya kabur? 

"Je?" panggil Rosetta saat mengingat sesuatu. Ya, dia mengingat papanya. Apakah buronan yang dimaksud itu adalah papanya. 

"ada apa?" tanya Jeffrey sedikit khawatir setelah melihat ekspresi pucat Rose. 

"Aku mau pulang dulu. Jangan ikutin aku, please. Ada sesuatu yang harus aku pastiin." Rose segera bangkit dari meja kantin dan meninggalkan kebingungan pada semua orang di meja itu. 

"Rose?" panggil Jeffrey bingung. 

"biarin aja Jep. gimanapun juga Edwyn pernah jadi orang terdekat buat Rosetta, paling dia mau mastiin aja kalo Edwyn gak papa. sejahat apapun Edwyn karena udah gangguin Rose, Rose tuh masih peduli sama Edwyn." Ucapan Lisa itu membuat Jeffrey batal untuk mengikuti Rosetta. ada sedikit rasa khawatir sebenarnya, takut kalau terjadi sesuatu pada Rose. 

.

.

.

.

"kamu yakin mau sendirian masuk ke dalem?" tanya Mama Sandara. 

Rose tadi langsung pulang ke apartemennya, dan meminta mama Sandara yang memang sedang berada di rumah untuk mengantarnya menemui papanya. 

Rose mengangguk yakin, walaupun tangannya lebih dingin dari biasanya. tapi sepertinya dia baik-baik saja. melihat papanya berada di balik ruangan kaca itu ternyata membuatnya lebih tenang. Setidaknya papanya itu tak akan sanggup menjangkau dirinya. 

Papanya diam, memperhatikan Rosetta. 

"Papa apa kabar?" alih-alih mengumpat, Rose malah menanyakan keadaan papanya. Ingat kah kalian bahwa Rose juga masih tau bahwa orang di depannya ini, orang yang sering memukuli dirinya ini adalah papa kandungnya? Rose tidak akan tega jika melihat papanya dalam keadaan seperti ini. 

"ngapain kamu kesini?" tanya Papanya. 

Rosetta diam, mencoba menyusun kata yang memang sangat ingin dia ucapkan. 

"Apapun yang papa rasain di dalem sana, Rosetta selalu berharap semoga papa bisa jadi orang yang lebih baik. Walaupun papa gak bisa jadi papa yang baik buat Rosetta, atau suami yang baik buat mama, seenggaknya papa bisa jadi orang yang baik buat orang lain." Entah kenapa tapi Rosetta merasakan sedih yang luar biasa. Belum pernah dalam hidupnya melihat papanya dalam kondisi terburuk seperti saat ini. 

Romansa • Jaerose ✔Where stories live. Discover now