[15] rumah sakit

3.7K 433 5
                                    

⚠️⚠️⚠️ family abuse⚠️⚠️⚠️

Pandangan Rose langsung tertuju pada sebuah kasur di atas sini. rooftop di klinik milik ayahnya memang tidak pernah salah saat senja.

"lo nyiapin ini semua?" tanya Rose.

"hah? ya enggaklah. kasur ini selalu di sini."

"kalo ujan gimana?"

"ya dipinggirinlah Lastri." jawab Jeffrey santai lalu duduk di kasur yang tak lebih besar dari miliknya.

Rose dengan perlahan mengikuti Jeffrey untuk duduk. kali ini dia juga melepas sepatu yang dia gunakan. agar ia lebih leluasa untuk duduk di kasur berwarna kuning cerah itu. dia melihat ke arah Jeffrey yang sedang membuka beberapa snack indoapril yang tadi mereka beli.

"lo udah gak papa?" tanya Jeffrey tiba tiba.

Rose tampak diam lalu memandang lurus ke arah matahari yang sedang berubah warna. menjadikan perpaduan yang luar biasa bagi indra penglihatannya.

"gue iri deh sama hidup lo Je." suara Rose menghentikan aktivitas Jeffrey.

"kehidupan lo sempurna, punya keluarga yang harmonis, temen yang banyak, banyak yang kagum sama lo. lo gak pernah ngerasain kesulitan seumur hidup lo kan?"

Jeffrey lalu diam.

"selama ini justru itu masalah hidup gue. ketika gue punya banyak temen, banyak orang yang kagum sama gue, di situ juga banyak orang yang gak suka sama gue. jangan lo pikir cuma lo doang yang punya masalah, semua orang pasti punya masalah dengan porsinya masing-masing. lo gausah khawatir."

Rose diam sambil memperhatikan Jeffrey yang sedang memandang indahnya senja yang hampir saja hilang.

"gue gak tau apa yang terjadi sama kehidupan lo, tapi gue tau lo pasti bisa ngelewatin semua. berat emang, gaada salahnya buat ngeluh, karena kita emang cuma manusia biasa. tapi inget, gimanapun hidup bakal tetep berjalan, dan lo harus hadepin itu."

Rose masih memandangi Jeffrey yang sedang berbicara di sampingnya. sangat indah ketika dipadukan dengan senja saat ini.

"lo pasti bisa kok. Rosetta si rambut merah menyala kayak api neraka." ucap Jeffrey sambil tersenyum ke arah Rose dan jangan lupakan aksi mengacak rambut Rose.

jangan tanyakan perasaan gadis itu. seketika dia merasakan ada yang aneh dalam dirinya. aksi semacam itu adalah kelemahan setiap hawa di muka bumi ini, tak terkecuali Rosetta Pualani.

Rose masuk ke dalam rumahnya dengan wajah yang ceria. entahlah, dia bahagia hari ini. dia terus tersenyum ketika mengingat bagaimana Jeffrey mengacak rambutnya.

"bisa ya kamu senyum senyum kayak gitu?" ucap seorang laki laki yang tengah duduk di sofa sambil membaca koran.

Rose diam tidak menjawab. dia hanya terus berjalan menuju tangga.

prang!

Gelas yang ada di hadapan laki laki yang merupakan papanya itu sudah berserakan di lantai.

"bisa gak sih kamu jadi anak yang gak macem macem? kelakukan makin gak karuan. dandanan udah kayak anak gak jelas, jam segini baru pulang. mau jadi apa kamu?"


"yang jelas gak jadi orang kayak papa."

satu kalimat itu membuat sebuah tamparan keras di pipi Rose.

Romansa • Jaerose ✔Where stories live. Discover now