Chapter 5 : Back to South Korea

26.6K 3.7K 187
                                    

Apartemen yang selama ini Taeyong huni, sudah kosong hanya tersisa barang-barang perabotan asal. Ia tersenyum kecil, menghela nafas panjang lantas menarik kopernya keluar dari pintu. Berpapasan dengan Ten dan suaminya yang baru saja datang untuk memberi salam perpisahan kepada teman mereka.

"Kau yakin kau bisa kembali ke Korea sendirian?" Tanya Ten kembali memastikan.

Taeyong menaikkan bahunya singkat, "yah, seperti yang kau lihat."

Mereka terkekeh bersama, Ten pun memeluk tubuh Taeyong. Bohong jika ia tidak akan merindukan Taeyong nantinya, "hati-hati di jalan, kabari aku jika sudah tiba di sana."

"Terima kasih, Ten. Aku berhutang budi padamu." Taeyong menjabat tangan Ten lalu beralih kepada Johnny, "Johnny, terima kasih."

"Kau tidak perlu berterima kasih."

Taeyong sangat bersyukur karena Ten dan Johnny selalu bersamanya dan juga memberikan dukungan untuknya. Sejak duduk di bangku kuliah, Ten dan Johnny memang sudah menjadi teman baik Taeyong hingga sekarang.

Kemudian Ten pun meraih tangan Taeyong lalu memberikan sebuah kunci dengan gantungan berbentuk bunga Murakami.

"Aku menyiapkan sebuah toko bunga dan kuharap kau mau mengurusnya, Taeyong." Pria mungil berwajah cantik itu tersenyum lebar saat melihat raut wajah Taeyong yang kebingungan.

"Ten?"

"Toko bunga di sana adalah milikmu sekarang."

Taeyong meremas kunci tersebut lalu memeluk tubuh Ten yang lebih pendek darinya. Terus mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya membuat Ten tertawa. Taeyong pikir, ia adalah orang paling beruntung karena memiliki teman seperti Ten. Bagaimana Ten menyiapkan sebuah toko bunga hanya untuk Taeyong? Yang benar saja.

"Aku akan mengirimkan alamatnya lewat pesan. Jangan khawatir."

Baiklah, Taeyong akan membuka lembaran hidup baru di Seoul. Mengurus toko bunga yang Ten serahkan untuknya, juga mencoba menerima dirinya sendiri.

.
.
.
.
.
.


"Jaehyun, hari ini aku akan pulang ke Daegu untuk bertemu orang tuaku. Hanya tiga hari, boleh 'kan?" Yeseul bertanya sambil mengemasi bekal milik anak-anak. Jaehyun yang sedang menyesap kopinya berdehem lalu mengangguk.

"Pulanglah, kau juga bisa ambil cuti dari kantor."

Setelah mengantar anak-anak ke sekolah, Jaehyun juga mengantar Yeseul ke stasiun kereta dari Seoul menuju Daegu. Melambaikan tangan kepada perempuan cantik tersebut sebelum kembali ke kantor untuk bekerja. Tidak apa jika Yeseul pergi ke Daegu, lagipula itu sudah menjadi rutinitas Yeseul setiap empat bulan sekali.

Proyek kerjanya kali ini adalah membuat desain taman bermain di kota. Jaehyun dan rekan-rekan kerjanya bekerja sama untuk menyelesaikan proyek kerja tersebut. Atasan mereka pun turut andil dalam mengusulkan beberapa desain yang langsung disetujui oleh para bawahannya.

Mereka juga makan siang bersama di kantin sambil berbincang sebelum kembali bekerja hingga pukul sembilan malam.

"Kurasa kita bisa melanjutkannya besok pagi." Ujar Jaehyun sambil melipat tangan di depan dada.

"Ah, benar. Tubuhku rasanya akan remuk sebentar lagi." Rekan kerjanya mengusap wajah gusar lalu berdiri disusul yang lain.

"Pulanglah dan beristirahat untuk besok, besok akan menjadi hari yang panjang." Jaehyun terkekeh kecil, "selamat malam semuanya."

Home | JungFamily✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang