Chapter 31 : Jeno side

33.3K 3.7K 598
                                    

Bersiul melantunkan melodi acak adalah kegiatan Jeno saat ini. Toko bunga yang sangat harum itu diisi oleh seorang pemuda yang sibuk memilah tanaman yang sudah mati. Tubuhnya dibalut setelan santai dengan apron yang menutupi. Wajahnya begitu rupawan, campuran dari wajah sang ayah dan ibu.

Cuaca hari ini lumayan cerah. Terkadang mendung akan datang menurunkan rintik air hujan. Toko bunga yang populer di kota itu banyak dikunjungi orang lain terutama anak-anak muda seperti anak SMA atau anak kuliahan. Selain membeli bunga, mereka juga ingin melihat Jeno.

Jeno sangat tampan.
Lumayan untuk cuci mata.

Anak kedua dari Jaehyun dan Taeyong itu menghela nafas kemudian membersihkan kedua tangan menggunakan lap yang bertengger di saku apronnya. Ia pun berjalan keluar dari toko untuk menikmati udara sejuk di luar sana. Sesekali tersenyum sambil membungkuk kecil menyapa beberapa orang yang lewat.

Sepasang matanya melihat pemilik toko sebelah. Pria tinggi dengan tubuh ramping yang menggendong salah satu kucing gemuk itu sedang menerima pesanan makan siang yang baru tiba.

"Sicheng hyung." Panggil Jeno berjalan menghampiri Sicheng.

"Oh, Jeno. Ada apa?"

"Dimana Renjun? Apakah dia pergi ke kampus?" Jeno mencuri-curi pandang ke dalam kafe namun ia tidak menemukan Renjun di sana. Hanya ada beberapa kucing serta pelayan kafe yang sedang melayani pelanggan.

"Ah," Sicheng membenarkan posisi si kucing di gendongannya, "pagi tadi dia mengeluh sakit perut jadi dia pergi ke rumah sakit. Sepertinya dia sedang beristirahat di apartemen sekarang."

"Benarkah? Dia tidak mengatakan apapun padaku."

Pria itu tersenyum, "kamu boleh datang untuk menjenguknya. Pergilah." Dan akhirnya Sicheng pun kembali ke dalam kafe. Jeno terdiam lantas segera merogoh ponsel di saku celana. Renjun tidak mengiriminya pesan apapun.

Lalu Jeno kembali ke tokonya. Tapi detik itu juga ia berpapasan dengan sang ibu dan sang kakak yang baru turun dari mobil. Oh, kebetulan.

"Jeno-ya, sudah makan siang?" Tanya Taeyong sambil melangkahkan kaki masuk ke dalam toko bunga. Disusul Minhyung yang sempat mengacak surai Jeno.

"Ah aku ingin pergi ke apartemen Renjun untuk makan siang bersama di sana. Boleh 'kan?"

50% bohong, 50% jujur.

"Benarkah? Ya sudah pergilah."

"Sepertinya Jeno tidak bisa kehilangan kekasihnya walau hanya satu detik, bukan begitu eomma?" Minhyung tersenyum mengejek sambil meraih sepotong pizza. Jeno berdecih sebal, ia segera bersiap-siap lalu pergi.

Sebelum pergi ke apartemen Renjun, Jeno membeli beberapa makanan ringan seperti donat, makaron, pangsit, juga buah-buahan. Setelah itu ia kembali menunggangi bus umum. Bohong jika Jeno tidak khawatir dengan keadaan Renjun saat ini.

Dengan langkah cepat Jeno memasuki gedung apartemen tersebut. Menaiki elevator menuju lantai 10 kemudian segera menekan bel pintu utama. Ia harap Renjun baik-baik saja, namun harapan itu mendadak pupus karena Renjun belum juga membuka pintu.

Di bel kelima, akhirnya pintu ditarik terbuka. Menampilkan sosok Huang Renjun yang memakai piyama hangat lengkap dengan kardigan juga kaos kaki. Renjun terkejut melihat Jeno datang.

Home | JungFamily✔️Where stories live. Discover now