Chapter 20 : Perasaan gundah

28.4K 3.7K 408
                                    

Taeyong berjalan cepat mengejar langkah Jaehyun yang terburu-buru masuk ke dalam rumah. Pria berjas hitam itu membuka pintu utama lalu mempersilahkan Taeyong masuk sebelum menutupnya kembali hingga rapat. Taeyong meneguk ludahnya kasar saat mendengar suara seorang laki-laki dewasa dan seorang wanita sedang beradu mulut di ruang tengah.

"Kau mempermalukanku sebagai seorang ibu dan seorang wanita! Dimana kau meletakkan otakmu itu!?"

"Ini hanyalah kecelakaan kecil!"

"Kecelakaan kecil!? Apa maksudmu!?"

Plak!

Sepasang mata bulat Taeyong melihat Yeseul langsung menampar wajah putra sulungnya, menarik surainya lalu mencaci makinya hingga Minhyung tidak dapat lagi bersuara. Hatinya merasa gundah sekaligus tidak terima alhasil Taeyong pun berusaha melerai mereka. Ia menarik tangan Yeseul agar terlepas dari surai Minhyung.

"Yeseul, hentikan." Ujarnya memohon, ia membawa Yeseul menjauh dari Minhyung lantas berbalik untuk melihat keadaan pemuda Jung itu. Ia tampak mengepalkan kedua tangan menahan amarah, pipi sebelah kirinya memerah karena ia mendapatkan tamparan berulang kali.

Minhyung terus berusaha untuk diam. Ia tidak ingin menyakiti seorang wanita terutama ibunya.

Ibu tirinya.

"Jelaskan padaku apa yang terjadi, Jung Minhyung." Ujar Jaehyun penuh penekanan.

"Jaehyun. Anakmu ini, anak brengsek ini telah menghamili kekasihnya! Perbuatanmu itu adalah sebuah aib, kau mempermalukanku sebagai orang tua, tidakah kau mengerti itu Jung Minhyung!?" Yeseul berteriak hingga sepasang matanya memerah dan berkaca-kaca.

"Aku mencoba menjelaskan segalanya tapi dia malah memukulku." Jawab Minhyung. Jaehyun langsung menoleh ke arah Yeseul, wanita itu langsung mendorong Taeyong lantas menghampiri Minhyung. Menari surainya hingga Minhyung menggeram rendah lantas memberikan tamparan lagi, disusul pukulan-pukulan di bagian punggung. Makian tidak berhenti keluar dari mulutnya.

"Percuma saja aku membesarkanmu jika kau tidak bisa menjaga harga diri! Mau taruh dimana wajahku ini!? Anak sialan!"

Sontak Taeyong pun menarik Yeseul menjauh, mendorongnya hingga terjatuh ke lantai. Ia tidak peduli jika sikapnya terbilang kasar karena telah melawan seorang wanita tetapi ini menyangkut anaknya. Ia tidak akan diam jika anak-anaknya merasa terganggu.

"Jangan sentuh anakku lagi, Nyonya." Lalu Taeyong berbalik, memberanikan diri menarik tangan Minhyung menuju tangga.

"Aku membenci kalian semua terutama kau, Jung Jaehyun! Nyaris dua puluh tahun kau tidak pernah melihat seberapa besar cintaku padaku dan cintaku kepada anak-anakmu." Yeseul mengusap air matanya kasar, lantas memukuli dada Jaehyun, "aku membencimu!"

"Kau bisa pergi, Yeseul." Jawab Jaehyun yang masih berdiri di tempatnya.

"Kau mau aku pergi? Hahaha." Yeseul tertawa lepas, mengasihani nasibnya yang hingga saat ini masih belum jelas. Ia menempelkan keningnya ke dada bidang pria yang ia cintai sambil menangis, "baiklah. Aku akan pergi."

Sedetik kemudian Yeseul berjalan ke kamar. Mengambil kopernya, memasuki seluruh pakaiannya hingga berantakan tak karuan, memukuli kepalanya sendiri sambil menjerit seolah mengeluarkan seluruh keluh kesahnya. Ia juga mabuk jadi kepalanya terasa semakin berat.

Wanita lajang, 41 tahun, belum menikah, dan mengharapkan pria yang bahkan sudah menikah dan memiliki tiga anak laki-laki dewasa. Apa yang lebih buruk dari itu?

Kemudian ia menarik kopernya keluar dari kamar. Berjalan melewati orang-orang di sana sambil mengusap air matanya dengan kasar. Baiklah ia akan pergi meninggalkan rumah ini. Rumah yang telah menampung sejuta kenangannya bersama Jaehyun maupun anak-anak. Rumah yang menjadi saksi bisu dimana Yeseul merasakan kebahagiaan yang tiada tara sebelum Taeyong kembali.

Home | JungFamily✔️Where stories live. Discover now