Chapter 13 : Mad

29.9K 3.8K 503
                                    

Kling!

Kegiatan Taeyong dan Jeno berhenti saat mendengar suara bel berdenting ketika ada seseorang yang membuka pintu. Taeyong langsung berdiri dari duduknya melihat Jaehyun datang menggunakan setelan jas lengkap petang ini. Sepertinya Jaehyun baru saja kembali dari kantor.

"Appa." Panggil Jeno lalu berdiri di sebelah Taeyong.

Jaehyun menepuk kepala Jeno beberapa kali, mengusak surai halus remaja tersebut, "aku kemari untuk membawa kalian makan malam bersama."

"Ah, tidak. Bawa Jeno saja." Elak Taeyong.

"Kalian berdua, bukan hanya Jeno."

"Ayo eomma. Nanti kita makan bersama."

Melihat tatapan mata Jeno yang berbinar mirip seperti anak anjing membuat Taeyong luluh. Ia melihat ke arah Jaehyun lalu kembali melihat Jeno sebelum mengangguk pasrah. Akhirnya Taeyong pun melepas apron yang membalut tubuhnya, mematikan lampu toko, lantai mereka keluar dari tempat tersebut. Taeyong memutar papan di pintu hingga menunjukkan kata Closed lantas menguncinya.

Dari kursi belakang Jeno dapat melihat Taeyong dan Jaehyun duduk bersebelahan. Mereka mirip seperti keluarga bahagia, hanya saja dua anak mereka yang lain tidak ikut serta. Jaehyun membawa keduanya ke sebuah restoran.

Jeno memilih duduk di sebelah Taeyong sehingga Jaehyun mendengus sebal. Taeyong hanya bisa memandangi Jaehyun dengan senyuman tertahan, ah Taeyong sangat merindukan lesung pipi yang selalu ia tekan tekan itu.

Selama kegiatan makan mereka berlangsung, Taeyong selalu mengatasi Jeno dengan baik seperti mengusap noda makanan di area mulut atau menyuapinya hingga mengundang tatapan tajam dari Jaehyun.

Jaehyun juga menginginkannya.

"Appa cemburu ya?" Tanya Jeno, sontak Taeyong pun menoleh pada suaminya itu.

"Apa maksudmu?"

"Eomma, lihat. Appa cemburu hingga telinganya memerah."

Taeyong terkekeh pelan lalu menyodorkan satu sendok makanannya ke arah Jaehyun. Pria kelahiran Februari itu awalnya menolak namun Taeyong memaksanya membuka mulut. Alhasil Jaehyun patuh, ia membuka mulut lantas mengunyahnya.

Setelah makan malam selesai, mereka kembali ke mobil. Jeno menyender pada punggung kursi sambil memandangi pemandangan di luar jendela. Namun ada sebuah pergerakan yang membuatnya cukup tertarik. Maksudku sangat tertarik.

Ayahnya menggenggam tangan kiri sang ibu lalu mengusapnya perlahan. Ketika Jaehyun hendak menggerakan pedal gigi, ia berusaha untuk tidak melepaskan tangan kurus Taeyong dari gengamannya. Jeno tersenyum samar, ia pikir kedua saudaranya juga harus melihat hal ini.

Namun, reaksi orang berbeda-beda.
Kakaknya adalah seseorang yang ketika tidak menyukai sesuatu, ia akan berkata secara langsung dan pergi. Sedangkan adiknya lebih banyak berbicara tanpa berpikir.

Apakah dua saudaranya itu bisa menerima Taeyong sebagai ibu kandung yang telah melahirkan mereka?

Bagaimana jika Minhyung dan Sungchan murka?

Gedung apartemen adalah tujuan mereka saat ini. Jaehyun menghentikan mobilnya tak jauh  dari gerbang utama gedung-gedung yang menjulang tinggi. Taeyong segera turun dari mobil lalu menggendong tasnya di sebelah bahu. Jaehyun ikut turun dari mobil, Jeno pun.

"Kalian pulanglah hati-hati." Ujar Taeyong sambil merapikan surai si tengah Jung.

"Kami akan pergi saat kau masuk ke dalam." Jawab Jaehyun, Taeyong pun tersenyum.

Home | JungFamily✔️Where stories live. Discover now