Bonus #4 : Afterlife

21.8K 2.8K 130
                                    

.....

"Menikah?" Minhyung bertanya dengan tatapan kosong dibalas anggukan dari Haechan. Detik itu pula Minhyung merasa dunianya hancur dan runtuh, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain diam membiarkan rasa sakit menghampiri dadanya.

"Tapi bohong, hehehe." Haechan tertawa mengejek lalu mulai mengemudikan mobil milik Minhyung, "maksudku aku memang akan menikah hanya saja usiaku masih terlalu muda. Jadi kupikir lebih baik menikah di usia 25 ke atas."

"Bagaimana dengan kekasihmu?"

"Ah itu," Haechan menggidikkan bahunya, "aku tidak pernah mengerti perasaan perempuan. Aku baru putus dengannya saat di kantor tadi. Dan sebenarnya aku membeli gelang untuk ibuku karena hari ini beliau berulang tahun."

Helaan nafas lega Minhyung lontarkan begitu saja. Laki-laki berusia 21 menjelang 22 itu menyenderkan tubuhnya ke punggung kursi sambil tersenyum miring. Berarti Haechan sudah mengakhiri hubungannya bersama sang kekasih? Baiklah, lampu hijau alias gaskeun.

"Omong-omong cincinnya bagus, Milk. Terima kasih." Ujar Haechan.

"Aku akan membeli yang lebih bagus nanti." Jawab Minhyung yakin. Ia akan membeli yang lebih bagus dan yang lebih mahal.

"Untukku juga 'kan?"

"Tentu saja."

Malam itu Taeyong tampak kebingungan kenapa Minhyung pulang dengan keadaan cerah seolah tidak merasakan lelah sama sekali. Si sulung Jung menghampiri Taeyong lalu memberikan kecupan singkat di pipi ibunya sebelum berjalan ke kamarnya di lantai atas. Ia bersiul santai, sesekali bersenandung menyanyikan lagu dari artis favoritnya; Justin Bieber.

Taeyong pun kembali berkutat dengan aktivitasnya yakni memeriksa buku-buku catatan milik Sungchan. Anak itu sedang pergi bersama Chenle ke lapangan kota untuk bermain basket. Taeyong akan memisahkan buku yang catatannya sedikit dan empat dari lima buku termasuk ke dalamnya. Alias Sungchan malas merangkum materi di saat jam kelas.

"Hyung, apa yang kamu lakukan?" Jaehyun datang dengan pakaian santainya lalu berdiri di sebelah Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung, apa yang kamu lakukan?" Jaehyun datang dengan pakaian santainya lalu berdiri di sebelah Taeyong. Memandangi buku-buku milik si bungsu yang tergeletak di atas meja makan.

"Sungchan-ie hanya mencatat sedikit materinya di setiap kelas. Lihat, bahkan tidak sampai setengah lembar." Taeyong memijat dahinya pelan lantas menghembuskan nafas panjang. Ia tidak mengerti dengan anaknya yang satu itu. Sungchan benar-benar menghabiskan waktunya untuk bermain basket dan tidur.

"Apa dia pergi bersama temannya?"

"Ya, bermain basket."



.
.
.
.
.
.





Keesokan paginya Taeyong membawa Sungchan ke rumah sakit sebagai rutinitas. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang hingga mereka sampai di gedung rumah sakit tersebut. Taeyong menggendong tali tas selempangnya di salah satu bahu lantas berjalan lebih dulu diikuti si bungsu.

Home | JungFamily✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang