Chapter 11 : Taking care

31K 4.2K 114
                                    

Petang tiba. Jeno meminta Taeyong untuk membawanya pulang karena ia tidak betah berlama-lamaan di ruangan serba putih dan aroma yang menyengat ini. Alhasil Taeyong pun menurutinya, ia menggandeng tangan Jeno menuju bagian resepsionis untuk menyelesaikan administrasi. Kemudian keduanya berjalan keluar dari gedung berwarna putih itu.

"Sudah baikan? Apa kepalamu masih sakit?" Tanya Taeyong menoleh kepada Jeno.

"Aku baik."

"Baguslah, sekarang kau harus pulang ke rumah sebelum ayahmu mencari. Bisa pulang sendirian 'kan?"

Jeno menghentikan langkahnya saat mereka berdua mulai berjalan di atas trotoar. Sontak Taeyong pun ikut menghentikan langkahnya lalu mendekat ke arah Jeno, "ada apa?"

"Aku... ingin makan kue."

"Ah kue?" Taeyong mendongak lantas memandang ke sekitar untuk mencari toko kue tetapi tidak ada satupun di sini, "bagaimana jika kita kembali ke toko bunga dan memesan kue? Lalu aku akan menghubungi ayahmu untuk menjemput."

Kemudian Jeno mengangguk. Tangannya kembali digenggam erat oleh Taeyong menuju sebuah bus umum. Sepanjang perjalanan, Taeyong terus mengusap-usap tangan Jeno. Remaja kelahiran April itu pun menyenderkan kepalanya ke bahu sang ibu sehingga Taeyong langsung merangkul bahunya seolah melindunginya dari cuaca dingin.

Hujan mulai turun dengan lebat membasahi kota. Bus yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan sedang agar keselamatan para penumpang tetap terjaga.

"Dingin?" Tanya Taeyong, Jeno mengangguk. Taeyong langsung mendekatkan posisi duduknya dan merangkulnya lebih erat.

Apakah ini rasanya berdekatan dengan ibu kandung yang bahkan selama ini tidak Jeno ketahui kehadirannya. Seseorang yang berhasil membawa Jeno ke dunia dan membuat Jeno tumbuh besar seperti ini. Hati keduanya menghangat, Taeyong merasa bersyukur karena Jeno menerima kehadirannya setelah 12 tahun meninggalkan mereka.

Bus berhenti tepat di ujung jalan besar gangnam. Taeyong segera membawa Jeno keluar dan mereka berlari menuju toko serba ada. Membeli sebuah payung plastik untuk melindungi keduanya dari derasnya hujan menuju toko bunga yang letaknnya tidak jauh dari posisi mereka saat ini.

"Jangan khawatir, payung ini bisa menutupi kita berdua." Taeyong membuka payung tersebut, menggenggam tangan Jeno, "ayo?"

"Ayo."


.
.
.
.
.
.




"Astaga, dimana Jeno sekarang?"

Yeseul mendesah kecewa setelah melihat hujan semakin deras di luar sana. Ia merapatkan kardigan rajutnya sebelum berjalan menghampiri Jaehyun yang sibuk menghubungi beberapa kenalan Jeno. Begitu juga dengan Minhyung yang terus menghubungi ponsel Jeno tetapi ternyata nomornya tidak aktif karena ponsel Jeno mati akibat kehabisan daya.

"Bagaimana?" Tanya Yeseul dengan tatapan penuh harap.

Jaehyun menghela nafas, "Jeno tidak pergi ke rumah teman-temannya."

"Appa, apakah Jeno hyung akan pulang?" Sungchan bertanya sambil berdiri di hadapan ayahnya. Sang ayah menggigit pipi bagian dalam kemudian mengusap surai halus milik si bungsu.

"Aku akan pergi mencari Jeno." Ujarnya membuat Yeseul terkejut. Ia segera menahan Jaehyun yang hendak berjalan.

"Jaehyun, di luar sedang hujan deras dan banyak gemuruh. Akan celaka jika berkendara sekarang."

Home | JungFamily✔️Where stories live. Discover now