Chapter 8 : Child

28K 3.8K 144
                                    

Yeseul terkejut saat mendengar ledakan sebuah confetti mini dari tangan anak-anaknya. Sontak perempuan cantik itu berbalik, ia tidak bisa menahan senyumannya saat melihat sebuah buket bunga berukuran besar menutupi wajah mereka bertiga, Sungchan bertugas memegangnya meskipun berat.

Ia memutuskan untuk meninggalkan kertas-kertas proyek kerjanya di atas meja kerja lantas menghampiri. Begitu juga dengan Jaehyun yang tersenyum kecil si kursi kerjanya.

"Kenapa besar sekali seperti ini?" Yeseul terkekeh pelan sambil mengusap pundak tegap Minhyung, si sulung.

"Kami membelinya khusus untuk eomma tercinta!" Sungchan menyahut sambil meletakkan buket bunga itu di atas single sofa yang memang tersedia di ruang kerja pribadi Jaehyun. Tidak lama setelah itu Jeno berlari kecil keluar ruangan untuk mengambil kue serta memasang lilin-lilin kecil.

"Kemari appa! Hari ini 'kan ulang tahun eomma, jadi kita harus merayakannya!" Ajak Sungchan. Alhasil Jaehyun pun berdiri lalu berjalan mendekat ke arah mereka, tiba-tiba Jeno menyerahkan kuenya kepada Jaehyun untuk dipegang.

Yeseul bersemu, ia tersenyum canggung kemudian segera menyatukan kedua tangan di depan dagu. Menyebutkan permohonannya sebelum meniup lilin-lilin tersebut. Mereka bertepuk tangan terutama Sungchan yang sangat antusias. Detik berikutnya Jaehyun merangkul bahu Yeseul sambil tersenyum menghadap anak-anaknya.

"Minhyung, pesankan banyak makanan untuk sekarang." Ujar Jaehyun. Minhyung pun mengangguk patuh segera merogoh ponselnya dari balik saku celana.

"Yeay! Makan! Makan!"

Yeseul terkekeh, ia menarik Sungchan ke dalam rangkulannya lalu mencubit sepasang pipi tembam tersebut. Mengajaknya bercanda membuat Sungchan tertawa kegirangan. Mereka terlihat seperti keluarga bahagia.


.
.
.
.
.
.


Ting Tong!

Seisi ruang tengah menoleh ke arah pintu utama. Si tengah Jung yaitu Jeno memutuskan untuk berdiri dari duduknya lalu berucap bahwa ia yang akan mengambil makanan-makanan yang sudah dipesan. Dengan langkah cepat Jeno pun berjalan ke arah pintu utama.

"Selamat ma-" ucapannya terpotong saat melihat seorang pria yang memakai mantel hitam berdiri di hadapannya. Pria itu memakai masker, dan surai abu-abunya diikat.

"Maaf?" Tanya Jeno sekali lagi.

Sosok itu terpaku. Sepasang matanya membulat, ia ingat siapa remaja ini. Remaja ini adalah pelanggannya tadi sore bersama dua saudaranya juga. Kenapa ia berada di rumah Jaehyun? Apakah Taeyong salah alamat?

Tidak, Taeyong yakin ia tidak salah alamat. Ia sempat melihat tanda rumah yang membentuk huruf Jaehyun Jung di sisi pintu gerbang. Tidak mungkin Taeyong salah alamat.

Apakah...

"Jeno, apakah terjadi sesuatu?" Tiba-tiba Jaehyun datang menghampiri anaknya. Detik itu pula ia bertatapan langsung dengan Taeyong yang semakin membulatkan mata hingga berkaca-kaca. Ada sesuatu yang menimpa dada Taeyong begitu melihat kehadiran Jaehyun di sini.

Dan Jeno, Taeyong ingat nama itu. Nama yang ia berikan kepada anak keduanya.

"Hyung?" Nada suara Jaehyun terdengar terkejut, ia memandangi Jeno yang kebingungan dan memandangi Taeyong yang mundur beberapa langkah. Tidak lama kemudian Taeyong pun berbalik, ia berjalan cepat meninggalkan rumah Jaehyun membuat si Tuan Rumah segera berlari menghampirinya.

Home | JungFamily✔️Where stories live. Discover now