Bonus #3 : Kisah cinta Minhyung

24.1K 2.8K 327
                                    

Semenjak pertama masuk sekolah hingga kuliah, Minhyung sendiri tidak memiliki ketertarikan terhadap laki-laki. Menurutnya hal itu cukup menggelikan dan tidak normal untuk manusia pada umumnya. Ia pernah berkencan dengan banyak gadis termasuk Jihye yang kini telah pergi bersama kekasih gelapnya dan bayi mereka. Sejak saat itu Minhyung pun menutup hatinya, menyibukkan diri dengan kegiatan sehari-hari.

Saat magang hari pertama, ia bertemu dengan teman-teman baru. Termasuk Lee Haechan yang merupakan seniornya di kantor meski hanya berbeda dua minggu saja. Lee Haechan adalah sosok yang ceria, cerewet, dan jahil. Semua orang menyukainya.

Minhyung juga menyukainya, namun dalam artian lain. Ia selalu merasa nyaman saat berada di samping Haechan, bahkan mendengar suaranya di pagi hari membuat mood Minhyung semakin membaik. Yah meski terkadang suaranya membuat telinga sakit.

"Aku biasa dipanggil Minhyung, tapi kalian juga bisa memanggilku Mark. Itu nama pemberian dari ayahku."

"Mwark... Makeu... Sulit sekali, bagaimana jika aku memanggilmu Milk?"

Minhyung menjatuhkan rahangnya, "itu jauh beda."

"Hei ayolah, itu adalah panggilan sayang." Mendengar itu Minhyung tersenyum samar, panggilan sayang ya? Berarti dirinya spesial? "Semua yang ada di ruangan ini memiliki panggilan sayang dariku, bukankah begitu Yerim?"

Sosok Yerim mengangguk setuju, "Haechan selalu memanggilku Yerim padahal namaku Yeri."

Baiklah bukan hanya Minhyung yang spesial di mata Haechan. Huft...

Setiap hari Minhyung selalu bertemu Haechan. Mendengar celotehannya atau memperhatikan wajahnya yang cukup manis, nyaman dilihat. Apalagi ketika Haechan sedang persentase mengenai pekerjaannya di depan sana. Dengan spidol di tangan kanan dan papan tulis kaca di dinding. Seisi ruangan akan tertawa karena Haechan menjadikan kegiatan persentasenya seperti panggung komedi.

Haechan adalah seseorang yang humoris. Bahkan Minhyung selalu memikirkannya setiap malam.

'kita akan bergabung bersama para senior. Bulan depan akan ada pembangunan gedung hiburan baru, untuk desainnya akan aku kirimkan setelah ini.'

Minhyung menyender pada punggung kursi kerjanya sambil memandangi Haechan dari layar laptop. Mereka sedang melakukan panggilan video untuk membahas proyek kerja bulan depan atau sekitar dua minggu lagi. Minhyung tersenyum memandangi sosok berkaos hitam polos itu, hatinya juga mendadak berbunga-bunga.

'Milk, bisakah kau kirimkan desain ruangan bagian A dan F lewat email? Cih, kenapa datanya terhapus semua? Sepertinya aku harus membeli laptop baru.'

"Ya tentu saja."

'okay thankseu. Sekarang aku akan mengundang yang lain untuk ikut berdiskusi.'

Senyuman Minhyung luntur. Lelaki itu memutar matanya malas ketika rekan magang yang lain mulai bergabung lewat panggilan video tersebut. Ah ayolah bisakah kalian pergi saja? Kalian menganggu kegiatan Minhyung.

'hai! Sepertinya malam ini kita akan lembur lagi ya?'
'tidak aku hanya ingin berdiskusi sebentar.'


.
.
.
.
.
.

"Milk!"

Minhyung tersentak kemudian menoleh ke arah Haechan yang datang membawa beberapa kertas di tangannya, "ya?"

"Bisakah kau membantuku?" Haechan tampak frustasi sambil memijat dahinya gusar. Minhyung pikir Haechan meminta bantuannya untuk menyelesaikan berkas-berkas itu. Namun...

Home | JungFamily✔️Where stories live. Discover now