yaelah

38 8 4
                                    

setelah membayar gojek gue langsung membuka pagar rumah dan ternyata motor michael terpampang jelas dipekarangan rumah, gue pun cuma tersenyum kecil lalu buru buru masuk.

"assalamualaikum." ucap gue pelan lalu langsung meletakkan tas dan duduk disofa.

pandangan gue pun teralihkan kearah pintu kulkas yang terbuka yang berarti ada orang disana. gue pun langsung mendekatinya tapi gue sangat amat terkejut ketika ia menutup kulkas.

gue cuma bisa diam mematung saat manik mata kami saling bertemu satu sama lain.

tapi jujurly ada rasa bangsat bangsatnya gimana gitu waktu liat dia.

"oh hi, adiknya kak michael." ucapnya sambil membuat nada mengejek waktu mengucap 'adiknya kak michael'.

"iya, hi." ucap gue sekenanya lalu langsung beranjak pergi kearah ruang tamu untuk mengambil tas.

"ya ga heran sih kalau kak michael kaya gitu, orang kamu aja penampilannya kaya gini." ucapnya dan gue cuma bisa menautkan alis heran.

"kenapa emang?." tanya gue heran.

"aduh emang bener kata kak michael, kamu gatau diri sama malu maluin pantes aja kak michael kalo ceritain kamu ke aku kayak kesel banget. harusnya dijaga dong style nya, sama mungkin sikapnya supaya ga terlalu malu maluin banget, kasian sama orang yang lagi jalan sama kamu nanti." ucapnya panjang lebar dan gue cuma tersenyum simpul.

"jadi? gue harusnya kaya lo?." tanya gue.

"jelas dong, liat aja kak michael sampai bisa deket sama aku." ucapnya dan gue menggeleng sambil tertawa kecil.

"males ah, murahan." jawab gue dan clara cuma melotot sambil menunjukkan muka kesalnya.

"JAGA MULUT LO YA!." ucapnya kesal sambil mendorong gue.

"buat apa? kan emang bener." tanya gue dan clara langsung mendorong dan hampir menjambak rambut gue tapi untungnya gue tahan dan mencengkram tangannya kasar sampai meninggalkan bekas merah sampai clara meringis kesakitan lalu melepasnya kasar sampai menghantam pinggiran meja yang membuat sedikit luka memar.

"aw sakit banget!." ringisnya dan gue cuma menatapnya aneh.

"clara!." panggil suara dari atas tangga lalu berlari menghampiri clara sambil menatap gue geram.

"abis lo apain!?." tanyanya sedikit berteriak.

"mata lo buta?." tanya gue santai sambil membereskan beberapa buku yang gue bawa dari perpus sekolah tadi.

michael cuma menatap gue kesal dan balik mengkhawatirkan adik-kesayangannya-itu.

"sakit ya? duh, mana tangannya yang sakit? mau aku bawa ke klinik?." tanya michael bertubi tubi tapi clara cuma menggeleng.

lo tau ga sih rasanya iri mampus?

dulu kayanya kalo gue abis sakit dia ga se perhatian ini banget.

"lo kalo tolol jangan kebangetan, njing!." bentak michael ke gue tapi gue cuma menatapnya sekilas lalu balik benerin buku lagi.

"liat nih jadinya! dia luka!." ucapnya sambil mendorong badan gue dan gue cuma berdecak kesal.

"yauda lo bawa aja ke klinik, ribet amat." ucap gue ketus dan michael masih menatap gue dengan tatapan kesal.

"bener, kalo ada lo semua pasti berantakan. gue nyesel sama malu punya adik kaya lo!." ucapnya dengan penuh penekanan, pertahanan gue supaya ga peduli dengan ucapan mereka mendadak runtuh dengan ucapan michael barusan dan gue menatap mata michael lekat lekat.

"ayo aku anter ke klinik aja biar ga tambah sakit." ucapnya ke clara lalu segera pergi dari rumah ini.

sedangkan gue masih disini

abang • michael cliffordWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu