nothing's gonna hurt you baby

39 4 1
                                    

louis pov

sesuai ucapan lana kemarin, dia beneran dateng demi nemenin gue ngerjain tugas. tugas dia udah selesai dari beberapa hari lalu sedangkan gue masih dalam kondisi menumpuk.

gue udah nolak awalnya, karena ini kan tugas gue masa dia ikut campur bantu, guenya juga ga enak sama dia. tapi bukan lana namanya kalau ngga keras kepala, dia masih tetep kekeuh buat bantu gue jadi ya... gini deh.

bukan cuma kita berdua yang ada dirumah sekarang, kan kesannya agak gimana gitu kalau kita cuma berdua disini. dirumah ada adik gue, tapi pada dikamar, ibu lagi pergi ke acara temennya, dan gue diruang tamu bareng lana sambil nonton tv yang lagi nyiarin upin ipin.

kebetulan ada episode baru juga, seneng deh.

"oh iya lupa, sebentar ya." ucap gue waktu lana lagi nyalain laptop buat ngerjain tugas.

"kenapa?." tanyanya.

"sebentar." gue jalan kearah dapur dan mengambil sepiring martabak yang barusan gue buat tadi, untung masih anget.

"nih gue bikin sendiri, lupa baru gue kasih ke lo sekarang, maaf." ucap gue, lana memperhatikan martabak yang baru gue buat lalu tersenyum simpul.

"makasih." ucapnya, gue menautkan alis bingung.

"kenapa?." tanya gue pelan.

"déjà vu, dulu michael pernah bikinin gue martabak persis kayak gini soalnya." jelasnya dan hati gue sedikit mencelos.

"maaf ya, gue gatau." ucap gue pelan.

"gapapa lah ga usah minta maaf, lo ga salah kok." ucapnya sambil tertawa kecil dan gue tersenyum.

gue tau, hubungannya sama michael tidak baik baik saja dari beberapa waktu silam. gue paham kalau michael masih susah buat adaptasi sama sifatnya lana tapi cara yang dia pakai salah aja, ga seharusnya hal kecil dijadiin gede.

susah juga buat kasih tau michael kalau adiknya ngga seburuk itu tapi ya, mau gimana lagi?. gue kira gue bisa buat dia jauh lebih baik, tapi sekarang gue buat dia down lagi.

"maaf." ucap gue lagi dan lana cuma menghela nafas kasar.

"iya tapi udah deh jangan minta maaf terus, oh iya ini gue coba ya?." tanyanya dan gue mengangguk.

"makasih!." ucapnya dan memakan martabak yang gue buat tadi.

"enak! masa lo masak sendiri?."

"emang keliatan banget ya ga jago masaknya? tapi beneran itu gue yang bikin."

"ya ya ya, enak kok, nice try lah bro." gue tertawa kecil dan ia juga sama.

bahagiamu, juga bahagiaku.

gue mulai mengerjakan tugas yang menumpuk ini sambil dibantu oleh sang ibu negara pastinya. kita sesekali berhenti sebentar terus scroll sosial media yang isinya video lucu dan berakhir ketawa bareng.

"ahahah njing udah dong, capek banget ketawanya."

"satu lagi satu lagi, nih hahahah."

"pe'ak ahahah."

dan tanpa kita sadari, serial upin ipin kali ini sudah selesai.

"yah udah abis, gaada kartun lain?." tanya gue.

"lo tontonannya kartun mulu, sesekali talkshow berbobot lah biar pinteran dikit." ucap lana.

"ngga ah, otak gue ga mampu nyerep ilmunya." ucap gue lalu mematikan tv.

sunyi.

"lha sepi banget." ucap lana.

"denger lagu aja lewat spotify." ucap gue.

"ngghhoghey." jawabnya lalu mulai membuka spotify dan memainkan playlist yang gue buat secara shuffle.

"wow, selera lo cigarette after sex juga ya?." tanyanya, dan disaat itu juga gue baru ngeh kalau dia lagi suka lagu mereka belakangan terakhir.

"iya dong, nothing's gonna hurt you baby kane mangkannya gue masukkin playlist." ucap gue dan lana mengangguk setuju.

"oh iya makan dulu, yuk. pasti laper kan?." tanya gue.

"ngga kok, gausa repot repot deh."

"aelah udah makan dulu, laper jangan ditahan nanti jadi penyakit." gue langsung jalan kedapur buat masak makanan dan setelah itu mulai melanjutkan tugas agar cepat selesai sambil makan biar ga k.o.

•••

jam sudah menunjukkan pukul 3, itu tandanya gue harus anterin lana balik ke kostan karena dia udah ada dirumah gue dari jam 9 pagi tadi, apalagi nanti gue sama lana ada shift malem.

"maaf ya bikin lo capek gara gara tugas gue, nanti pas sampai kostan tidur bentar dulu nanti jam setengah lima gue bangunin pakai cara telfon, jam setengah tujuh baru gue jemput buat kerja. maaf ya, lo nya jadi capek." ucap gue ditengah perjalanan sedangkan lana cuma tertawa kecil.

"terima kasih atas perhatiannya, tapi gue ga capek sama sekali. seneng malah bisa bantuin lo nugas." ucapnya, dan gue cuma tersenyum.

"makasih ya."

"iya." ucapnya senang.

motor gue berhenti tepat didepan kostan dan lana langsung turun sambil memberikan helm.

"makasih ya udah nganterin."

"iya sama sama."

"hati hati pulangnya, gue duluan." ucapnya.

"makasih ya." gue tersenyum dan ia pun sama, lalu setelah itu gue pulang.

setelah sampai dirumah dengan perjalanan yang tidak sampai dari 5 menit karena gue ngebut, gue mulai membuka line hanya untuk mengirimkan sebuah pesan.

louist :
hey |
nothing's gonna hurt you |
and as long as you're with me, you'll be just fine |

tidak beberapa lama setelahnya, pesan gue terbaca.

lana :
| wow.. thank you!
| glad to know you!

gue tersenyum, dia masih belum sepenuhnya percaya kalau sikap gue ini nyata jadi ya sudahlah. apapun itu, asal masih ada hari esok untuk membuat cerita baru antara gue sama dia itu sudah lebih dari cukup.

louist :
:D

abang • michael cliffordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang