lekas pulih

42 5 7
                                    

lana pov

"ngeprint banyak nih?." tanya dhea, gue tertawa kecil dan mengangguk sembari merapikan lembaran kertas sebelum memberikannya kembali ke dhea untuk dijilid.

"iya nih, materi banyak banget heran." ucap gue dan dhea mengangguk mengerti.

"ya namanya juga anak kuliahan." jawabnya sembari menjilid.

dhea, salah satu temen dikampus gue yang kebetulan punya tempat fotokopi. meskipun lumayan jauh dari kostan tapi harganya terjangkau, kadang dikasih gratis juga.

lumayan kan, hehehe.

gue memilih untuk duduk dan ngeliat jalanan sembari nunggu dhea selesai menjilid, dan pandangan gue tertuju pada bengkel disebrang tempat fotokopi dhea.

gue ga salah liat?

berkali kali gue coba memastikan pandangan gue dan mencoba meyakinkan diri kalau mungkin penglihatan gue salah, tapi ternyata sama sekali tidak.

gue lihat louis disana, kerja membenarkan kembali motor dengan fokus. kaosnya lusuh, rambutnya berantakan, dan juga postur badannya yang sedikit lebih kurus dari waktu terakhir kali ketemu beberapa minggu lalu.

hati gue sedikit mencelos mengetahui louis sekarang. gue masih memperhatikan louis dari kejauhan, sampai akhirnya louis pergi mengendarai motor karena salah satu teman yang menyuruhnya mengambil alat.

"maaf dhe, gue pergi sebentar ya." ucap gue.

"oh iya, silahkan." ucap dhea dan gue langsung menyebrang menuju bengkel tempat kerja louis.

"permisi." ucap gue kepada salah satu karyawan yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"oh iya, mau apa mbak? service motor? ganti oli? atau benerin rem?." tanya salah satu karyawan ramah dan gue hanya bisa menggeleng sambil tersenyum.

"saya mau tanya aja, mas." jawab gue.

"oalah nggih monggo, tanya apa mbak?." tanyanya.

"disini ada karyawan dengan nama louis?." tanya gue.

"oh nggih ada, baru masuk satu bulan lalu, kenapa ya? mbak temennya?." tanyanya.

beneran dong dia kerja disini...

"iya mas, hm kalau boleh tau dia masuk kerja sini karena apa ya?." tanya gue dan karyawan itu hanya menggelengkan kepala bingung.

"kurang tau sih mbak tapi terakhir kali dia bilangnya ada masalah ekonomi, disuruh cerita sama anak bengkel juga ga mau, anaknya anti cerita cerita club kayaknya." jelasnya dan gue mengernyitkan dahi, masalah ekonomi? louis ga pernah ngomong ke gue.

"oh gitu ya, makasih banyak ya mas." ucap gue.

"nggih sami sami." ucapnya, gue membalasnya dengan senyuman lalu segera kembali ke tempat fotokopi untuk mengambil materi yang tadi gue jilid.

"udah selesai, lan. yuk gue anter ke kostan, sekalian gue mau keluar juga nih." ucap dhea dan gue menyetujui.

"makasih ya, dhe." ucap gue sembari memberikan uang dan dhea mengangguk.

"sama sama."

dhea segera mengeluarkan motor, dan langsung menyuruh gue naik diatas jok penumpang. gue pun menurutinya dan segera memakai helm, tapi sebelum dhea pergi dari tempat fotokopi, gue ngeliat louis balik ke bengkel.

gue memperhatikannya dari atas sampai bawah, bohong kalau gue ga kangen sama dia. udah beberapa minggu bahkan hampir satu bulan gue ga ngobrol sama louis, dan mungkin gue berniat memberikannya pesan nanti malam.

abang • michael cliffordUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum